Selasa, 29 Juni 2010

Pemilihan Duta Lingkungan Hidup Kurang Sosialisasi

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Minimnya peserta dan perwakilan dikecamatan pada pemilihan Duta Lingkungan Hidup 2010, mendapat perhatian serius DPRD Kabupaten Pontianak yang menilai pemilihan Duta Lingkungan Hidup kurang sosialisasi. Hal ini, disampaikan saat 18 peserta pemilihan Duta Lingkungan Hidup, Senin (28/6), kemarin, melaksanakan audiensi dengan anggota dewan di Ruang Sidang Paripurna DPRD Kabupaten Pontianak.

Pertemuan yang dibuka langsung Wakil Ketua DPRD Kabaupaten Pontianak, HM. Amin H Aminin, mempertanyakan minimnya jumlah peserta dan keterwakilan peserta duta lingkungan ddari 9 kecamatan di Kabupaten Pontianak.

“Saya lihat dari daftar peserta kebanyakan dari Kota Mempawah. Sedangkan kecamatan Sungai Pinyuh dan Sungai Kunyit hanya ada beberapa peserta saja. Untuk kecamawan lain, tidak ada sama sekali, berarti pemilihan Duta Lingkungan ini, masih kurang sosialisasi,” katanya.

Namun Legislator Partai Persatuan Pembangunan ini, mengharapkan kepada 18 peserta pemilihan Duta lingkungan Hidup, tidak hanya mengejar juara tapi karena sudah menjadi peserta Duta Lingkungan Hidup, harus benar-benar memkempanyekan kelestarian lingkungan hidup.

“Seluruh peserta ini, memiliki kewajiban mensosialisaikan kepada masyarakat terhadap pentingnya kelestarian lingkungan hidup. Dan bukan hanya, ingin mencari juara saja dan kalu kalah sudah tidak mau peduli lagi,” katanya.

Sedangkan Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Pontianak, Darwis, juga mempertanyakan kurangnya keterwakilan peserta pemilihan Duta Lingkungan Hidup dari setiap kecamatan. Untuk itu, dirinya menyarankan kedepan sosialisasi pemilihan Duta Lingkungan Hidup baik melalui media massa dan radio.

“Jangan pemilihan Duta Lingkungan Hidup, dilihat dari faktor kedekatan. Kalau bisa setiap kecamatan memiliki perwakilan. Saya juga meminta kepada adik-adik peserta pemilihan duta lingkungan lebih meningkat pemahaman dan pengetahuan tentang lingkungan hidup, karena pemilihan ini tidak hanya mengadalkan kecantikan fisik tapi juga keterampilan dan mempunyai wawasan luas tentang berbagai aspek kehidupan,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Plt Badan Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (BLHPB) Kabupaten Pontianak, Jumiati, menjelaskan pihaknya telah melakukan sosialisasi dengan mengkirimkan surat pemberitahuan ke kecamatan. Bahkan melalui pemberitan di media massa dan radio.

“Ada 25 peserta yang mendaftar, cuma dari Kecamatan Segedong yang tidak ada. Namun saat akhir pedaftaran banyak peserta yang mengundurkan diri. Contoh dari kecamatan  ada 6 peserta yang mengudurkan diri, kita bahkan sudah memberikan sport kepala sekolahnya untuk mengikut sertakan siswannya,” katanya.

Sedangkan Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, yang juga hadir pada pertemuan tersebut hanya berharap kepada peserta pemilihan Duta Lingkungan Hidup, bisa membawa nama baik daerah baik ditingkat provinsi, apaperlu sampai ditingkat nasional.

“Saya berharap peserta Duta Lingkungan Hidup ini, memiliki semangat dan keyakinan. Sehingga bisa menjadi yang terbaik dan bisa mengharumkan nama daerah,” katanya.

Sedangkan salah seorang peserta dari Kecamatan Sungai Pinyuh, Khairul Imam, sangat mengharapkan dalam melestarikan lingkungan, para wakil rakyat bisa memperjuangkan masalah sampah di TPA Sungai Bakau Besar Laut yang selalu menimbulkan konflik antara masyarakat dan Pemda Kabupaten Pontianak.

“Lihat TPA Sungai Bakau Besar yang sudah tidak bisa menampung sampah lagi. Berarti kita masih kekurangan lahan pembuangan sampah yang harus menjadi perhatian kita semua,” katanya.

Rabu, 23 Juni 2010

Dewan Pendidikan Provinsi Terima Aspirasi Pengawas

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Meningkat mutun dan kinerja pengawas pembelajaran di kabupaten/kota se Kalbar. Dewan Pendidikan Provinsi Kalbar, melaksanakan diskusi dan mengevaluasi kinerja pengawasan pembelajaran dan mutu pembelajaran guru bersertifikasi profesi.

“Kita ingin mendapatkan masukan sebanyak-banyak dari pegawasan pembelajaran di kabupaten dan kota se Kalbar. Sehingga kita langsung terjun kelapangan mencari informasi terkait permasalahan terhadap pengawas pembelajaran, serta masalah terkait sertifikasi guru,” kata Wakil Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Kalbar, H. Salkan Maril, didampingi anggota dewan pendidikan lainnya, P Yunes, Momon Salmon, Dewi Aripurnawati, Salmet Tarno, dan H.M Saleh Mahmud ditemui di Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Pontianak, Rabu (23/6), kemarin.

Lanjutnya lagi, kunjungan kerja yang dilaksanakan Dewan Pendidikan Provinsi, tidak hanya di Kabupaten Pontianak, tapi juga mengunjungi lima kabupaten/kota  yaitu Kota Singkawan, Bengkayang, Sambas, Kubu Raya dan Landak.

“Ini kunjungan tahap pertama, tahap kedua akan dilanjutkan ke kabupaten lainnya. Dimana dari hasil pertemuan ini, nantinya akan kita sampaikan kepada anggota dewa, dinas pendidikan provinsi dan gubernur Kalbar. Dimana kita berharap kedepannya kinerja guru bersertifikasi semakin meningkat dan begitu juga fungsi pengawasan,” katanya.

Apalagi Dewan Pendidikan memiliki fungsi memberikan masukan, dukungan terhadap kemajuan program pendidikan, kontrol dan mediasi atau mediator terhadap permasalahan-permasalahan pendidikan yang dihadapi masyarakat.

“Kita ingin kinerja guru yang bersertifikasi semakin meningkat dan bisa menjadi contoh bagi guru yang belum bersertifikasi. Jangan sampai yang bersertifikais kinerja semkain mengendur dan berdampak negatif terhadap kinerja guru yang belum bersertifikasi,” katanyaa.


Senin, 21 Juni 2010

Lomba Desa Bahan Evaluasi Pembangunan

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Plt Sekda Kabupaten Pontianak, Gusti Ramlana, mengharapkan lomba desa tingkat provinsi Kalbar, menjadi bahan evaluasi pembangunan desa untuk masa yang akan datang.

“Melalui penilaian lomba desa ini, kita berharap tim penilai  dapat memberikan petunjuk dan masukan sebagai bahan evaluasi pembangunan desa-desa di Kabupaten Pontianak, sehingga hasil pembanguan benar-benar bisa bermanfaat bagi masyarakat,” kata Gusti Ramlana, saat menyambut kendatangan Tim Penilai Lomba Desa Tingkat Provinsi di Desa Sungai Bakau Kecil, Kecamatan Mempawah Timur, yang mewakili Kabupaten Pontianak untuk lomba desa tingkat provinsi, Senin (21/6), kemarin.

Sedangkan Kepala Desa Sungai Bakau Kecil, Abdul Rani, sangat berharap Desa Sungai Bakau Kecil menjadi yang terbaik dalam penilaian lomba desa tingkat provinsi tahun 2010, dan menjadi desa percontohan bagi desa-desa yanga ada di kabupaten/kota di Kalbar.

“Kita berharap Desa Sungai Bakau Kecil bisa menjadi desa percontohan bagi desa lain dari segala sektor pembangunan. Apalagi melalu kegiatan ini, semangat masyarakat untuk membangun desa semakin meningkat  baik disektor pertanian, perkebunan, kesehatan maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui industri kecilnya,” katanya.

Sedangkan Ketua Tim Lomba Penilaian Desa Tingkat Provinsi, Ismarwoto, mengatakan, ada delapan krateria penilaian yang meliputi bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat, tingkat partisispasi masyarakat, ketertiban dan keamanan, pemberdayaan keluarga, dan sektor lainnya. Dan yang terbaik dari lomba desa ini, akan dikirim ke tingkat nasional.

“Seluruh kabupaten/kota Se kalbar mengikuti kegiatan ini. Cuma untuk tahun ini, kabupaten Bengkayang dan Sintang dan tidak ikut ambil bagian. Tim penilai akan secepatnya menyelesaikan hasil penilaian, jika bisa 22 Juni sudah selesai dan hasilnya   bisa dibawa ke Jakarta. Dan juara pertama akan kita ikutkan ke tingkat nasional baik desa dan kelurahan,” katanya.

Jumat, 18 Juni 2010

Pelihara Semangat Gotong Royong

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) Kalbar 2010, Kamis (17/6), kemarin, dilaksanakan di Pantai Kijing, Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Pontianak, yang dibuka  langsung Gubernur Kalbar, Cornelis, didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kalbar, Frederika Cornelis.

Acara pencanangan ini, juga dihadiri Bupati Pontianak, Ria Norsan, Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto, serta muspida, kepala dinas, badan, kantor Provinsi Kalbar, ormas, organisasi kepemudaan, dan penerima bantuan pembinaan kelompok usaha masyarakat di wilayah Kabupaten Pontianak.

Gubernur Kalbar, Cornelis, dalam sambutannya mengatakan, tujuan BBRGM tidak lain upaya pemerintah untuk meningkatkan pembangunan pemberdayaan masyarakat melalui kebersamaan dan gotong royong dalam perencanaan, pelaksanaan maupun pemeliharaan hasil-hasil pembangunan, serta meningkatkan persatuan dan kesatuan masyarakat, kemitraan pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan, dan menguatnya kesadaran masyarakat dalam pembangunan.

“BBGRM sudah diatur dalam peraturan daerah, gubernur dan menteri. Hal ini tidak lain, dalam upaya meningkatkan dan menumbuh kembangkan semangat gotong royong pada masyarakat desa dan kelurahan,” katanya.

Lanjutnya lagi, dengan semangat gotong royong segala sesuatu akan dapat dilaksanakan dengan mudah. Cornelis, mencontohkan dalam hal memberikan pertolongan kepada masyarakat yang meninggal dunia. Tanpa ada jiwa gotong royong dan kebersamaan tidak akan terlaksana dengan baik.

“Jika semangat gotong royong dan kebersamaan sudah tidak apa, mau jadi apa dunia ini. Marilah bersama-sama membangun semangat gotong royong dalam menciptakan keamanan, dan dalam rangka mngetas kemiskinan,” katanya.

Sedangkan Bupati Pontianak, Ria Norsan, mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Pontianak agar bersama-sama menyukseskan BBGRM, sehingga segala hasil pembangunan dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat.

“Kita berharap semangat gotong royong terus berakar dan terus dipertahakan sebagai sarana aspirasi dalam pembangunan daerah, bangsa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.


Rabu, 16 Juni 2010

Ketua PITI Kab Pontianak Tutup Usia

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Innalilahi Wainnalilahi Roji’un, telah pulang ke rahmahtullah, dai muda Kabupaten Pontianak, dan juga Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Kabupaten Pontianak, Ustad, H. Mulyadi Abdullah, di usia 40 tahun 8 bulan. Selasa malam (15/6), pukul 23. 00 wib, di RSUD Soedarso Pontianak. Beliau meninggal dunia, dikarenakan mengidap penyakit ginjal.

Kepergian beliau membuat seluruh kalangan umat muslim di Kabupaten Pontianak berduka. Ratusan warga dari seluruh golongan pejabat, santri, PNS, terlihat memenuhi rumah duka dan Masjid Agung Al-Falah Mempawah. Beliau juga meninggalkan seorang isteri, Elly Ruzalinah dan tiga orang nak yakni, Siti Badriah, M. Ilyas dan M. Fazrul Hikam.

“Kami merasa kehilangan seorang pemimpin keluarga yang amanah, kritis dan bertanggungjawab. Beliau juga  tidak pernah mentelantarkan keluarga,” kata Elly Ruzalinah, isteri almarhum ditemui di Masjid Agung Al-Falah usai jenazah di sholatkan, Rabu (16/6) kemarin.

Ditanya masalah penyakit yang dideritanya. Elly, menjelaskan beliau sudah lama mengidap penyakit ginjal in, bahkan semasa dari semasa kuliah almarhum sudah mengalami penyakit tersebut.

“Bapak tidak pernah mengeluh tentang penyakitnya ini. Dan semasa hidupnya beliau selalu fokus untuk mensyiarkan ajaran Islam kepada siapa pun,” katanya.

Sedangkan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakandepag) Kabupaten Pontianak dan Kubu Raya, Andi Dja’far Harun, menilai semasa hidup Ustadz Mulyadi ini sangat ramah kepada siapa pun. Selaku PNS di Depag Kabupaten Pontianak, Ustadz Mulyadi, juga selalu melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik sebagai penyuluh agama Islam.

“Ustadz Mulyadi merupakan sosok yang gigih dalam menegakkan nilai-nilai tauhid agama Islam. Dia selalu kritis dalam menegakkan syiar Islam yang merupakan salah satu prinsip hidup dari Da’i Muda Kalimantan Barat ini. Saya secara pribadi sangat merasa kehilangan figur yang santun, ramah dengan siapapun ini. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT. Dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan kesabaran,” katanya.

Minggu, 13 Juni 2010

Event ‘Haros Ke Mempawah’ Meriah

Bupati Berharap Pemuda Terus Berkreasi

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Ratusan masyarakat Kota Mempawah dan sekitarnya selama dua hari mulai tanggal 12-13 Juni, terlihat berbondong-bondong memadati Taman Alun-Alun Mempawah untuk menyaksikan Even “Haros Ke Mempawah” yang digelar Bunga Productions dalam rangka peringatan setahun pemerintahan Sehati Kita Peduli.

Berbagai atraksi menarik yang disuguhkan panitia pelaksana mulai dari atraksi pemukulan bedug, musik pasalan orkestra, atraksi sampan dragon, dan penampilan pokok telok setinggi enam meter pun mendapatkan aplaus seluruh masyarakat yang hadir. Bahkan Wakil Walikota Pontianak, Paryadi, dan Raja Sapta Odang, putra dari Osman Sapta Odang turut hadir menyaksikan atraksi menarik itu.

Bupati Pontianak, Ria Norsan, saat membuka even “Haros Ke Mempawah” mengharapkan para seniman maupun generasi muda Kabupaten Pontianak dapat menunjukkan hasil kreasinya di bidang seni dan budaya.

“Kegiatan ini, selain lomba yang dipertandingkan juga terdapat kreasi-kreasi lainnya seperti penampilan pokok telok raksasa setinggi enam meter maupun atraksi lainnya. Tentunya kegiatan seperti ini dapat memberi semangat  pada seniman dan generasi muda dalam menemukan berbagai kreasi untuk menghibur masyarakat,” katanya.

Selain itu, Ria Norsan juga berharap pelaksanaan kegiatan ini dapat memacu dan memicu generasi muda lainnya sehingga dapat memberikan kontribusi yang terbaik bagi agar dapat menjadi daya tarik wisata baik lokal maupun mancanegara untuk berkunjung di Kabupaten Pontianak baik.

“Momen ini dapat pula kita manfaatkan untuk meningkatkan kunjungan wisata dan mensukseskan visit Kalimantan Barat 2010,” katanya.

Makam Opu Daeng Manambon, Wisata Sejarah yang Harus Diperhatikan

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Sejarah berdirinya Kota Mempawah, tidak terlepas dari cerita sejarah Raja Mempawah Opu Daeng Manambon(ODM), yang makamnya terletak di Sebukit Rama, Kecamatan mempawa hilir. Sebukit Rama adalah nama tempat bukti sejarah perjalanan Kerajaan Mempawah, Kalimantan Barat.

Bukit yang berada kurang lebih 10 Km dari Kota Mempawah, dulunya menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Mempawah. Wajar bila kompleks Sebukit Rama di sebut-sebut sebagai saksi, sekaligus bukti sejarah Kerajaan Mempawah. Sebab di tempat itu ditemukan bukti sejarah seperti Batu Tempat Semedi, Tongkat Kayu Belian, Kolam Batu Berbentuk Teratai, serta Prasasti Balai Pertemuan.

Namun sangat disayangan perawatan, pengelolahan dan perhatian pemerintah daerah Kabupaten Pontianak belum maksimal. Kalau dikelolah dengan baik, selain menjadi peninggalan sejarah, makam Opu Daeng Manambon, juga bisa menjadi objek wisata sejarah yang bisa menarik minat wisatawan untuk berkunjung disana, apalagi didukung wisata alam yang sangat menarik.

Saat Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, bersama anggota Fraksi Golkar, Hanura, dan PAN (GOHAN), berziarahnya, Jumat (23/10), memang masih banyak pembenahan dan perbaikan yang harus dilakukan untuk menjaga situs sejarah tersebut, dari kerusakan akibat factor alam, maupun manusia.

Contohnya salah satu panglima kerajaan Mempawah, Gentar Alam, yang mana diceritakan masyarakat penjaga pintu masuk kerajaan  Mempawah, terletak dipinggir tebing. Dimana makam terus sempat akan runtuh, dikarenakan tanah dipinggiran tebing runtuh, beruntung ada darmawan yang mau menyumbangkan dana agar tebing tersebut dirambat beton.

“Kalau saja, tidak cepat dirambat beton, kemungkinan makam ini sudah roboh. Beruntung ada donator menyumbang. Padahal, sebelum kita sudah melapor ke Dinas Parbudpora namun sama sekali tidak ada tanggapan. Kebutuhan hari ini, anggota dewan ada di sini, saya mohonlah lokasi makam Opu Daeng Manambon diperhatikan,” kata Erwandi, petugas keamanan makam Opu Daeng Manambon, yang langsung menyampaikan aspirasinya ke Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, dan anggota Fraksi Gohan.

Menanggapi keinginan tersebut, Rahmad Satria, sangat senang, karena informasi dan masukan masyarakat seperti itu, sangat membantu kinerja DPRD Kabupaten Pontianak. Informasi tersebut, akan ditampung yang nantinya akan diperjuangan, sehingga perawatan lokasi makam Opu Daeng Manambon dapat dianggarkan di APBD.

“Saya senang, mendapat aspirasi langsung dari lapangan seperti. Karena kita bisa melihat kondisi ril di lapangan. Kalau saya lihat, kita harus memperjuangan agar situs sejarah Kota Mempawah dapat terawat dan terjaga dengan baik. Seperti jalan  menunju ke makam Panglima Gentar Alam, seharusnya dirambat beton, dan beberpa lokasi lainnya seperti bekas tongkat kayu belian, yang selalu dikikis pengujung, apa perlu dipugar, sehingga tidak ada tangan jahil yang merusaknya,” kata Legislator Partai Golkar ini.

Sabtu, 12 Juni 2010

Pembeli Dikenakan Pajak Restoran 10 Persen



Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Mengimplementasikan UU Nomor 42 Tahun 2009 terhadap pemungutan pajak restoran sebagai pajak daerah. Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto, Senin (7/6), kemarin, melaksanakan pertemuan dengan tujuh pengusaha restoran.

“Pertemuan ini dalam rangka mensosialisasikan pemungutan pajak restoran sebagai pajak daerah. Melalui pajak daerah ini, diharapkan dapat membantu proses pembangunan daerah. Pajak ini wajib dipenuhi seluruh warga masyarakat Indonesia, dimana pajak restoran ini dikenakan sebesar 10 persen dari setiap transaksi pembayaran,” kata Rubijanto.

Menindak lanjuti hal tersebut, Pemda Kabupaten Pontianak juga telah memberikan surat edaran Bupati Pontianak, Nomor : 973/0830/DPPKAD-B, kepada pengusaha restoran. Usaha penarikan pajak restoran diharapkan dapat meningkatkan pendapaatn asli daerah (PAD).

“Pajak ini, wajib ditaati seluruh warga Indonesia. Walaupun masih ada keberatan dari pihak pengusaha restoran, namun hal ini wajib dipenuhi bagi masyarakat wajib pajak,” katanya.

Bahkan Rubijanto, meminta PNS dilingkungan pemkab Pontianak, bis amenjadi contoh masyarakat untuk taat membayar 10 persen pajak restoran dari setiap transaksi pembayaran. Apalagi peraturan pajak restoran itu sebenarnya sudah lama ada, namun realisasinya tidak cukup maksimal, sehingga perlu disosialisasikan kembali.

“PNS adalah abdi dan contoh masyarakat. Jika memang ada PNS tidak mau membayar pajak, saya minta kepada pengusaha restoran mencatat nama dan instansi dimana dia bekerja dan segera laporkan Pemda, agar kita ambil tindakan melanggar disiplin pegawai,” katanya.

Rabu, 09 Juni 2010

Bupati Resmikan Jalan Rabat Beton PNPM Desa Nusapati

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Bupati Pontianak, Ria Norsan, Rabu (9/6), kemarin, meresmikan Pembangunan Jalan rabat beton, jembatan dan normalisasi di Desa Nusapati, Kecamatan Sungai Pinyuh. Jalan sepanjang 5,2 Km tersebut, dibiayai dari dana PNPM Mandiri Perdesaan 2009 dan dana swadya masyarakat, dengan perincian sebesar dana pembangunan jembatan dan normalisasi Rp 110.470.500 dan jalan rambat beton Rp 210.479.500.

“Saya senang melihat program PNPM ini, terlaksana dengan baik. Saya minta masyarakat agar merawat dengan baik jalan tersebut. Apalagi keberadaan jalan tersebut sangat vital untuk kelancaran sektor perekonomian masyarakat setempat. Tentunya sudah menjadi kewajiban kita semua untuk menjaganya dengan baik,” kata Bupati Pontianak, Ria Norsan, dihadapan masyarakat Desa Nusapati yang menghadiri acara peresmian tersebut.

Sedangkan Kepala Desa Nusapati, M Kazila, merasa bersyukur di desa mendapatkan program PNPM Mandiri Pedesaan, karena pembangunan jalan rambat beton melalui program PNPM dinilai akan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Apalagi mayoritas masyarakat Desa Nusapati, bermata pencarian sebagai petani padi, nenas dan karet yang sangat membutuhkan akses transportasi yang baik untuk mempermudah mengeluarkan hasil perkebunan tersebut.

“Bukan hanya bermanfaat bagi petani. Jalan ini juga akan membantu memajukan dunia pendidikan dan peningkatan pelayanan akses kesehatan masyarakat. Bahkan program PNPM ini, memberikan pekerjaan bagi masyarakat kami yang memiliki pekerjaan yang tidak tetap. Selain PNPM, program Alokasi Dana Desa, juga sangat membantu pembangunandi desa kami ini,” katanya.

Sedangkan Ketua TPK PNPM Desa Nusapati,  Hasyim Makmur, tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat dan pengurus PNPM yang telah bekerjasama melaksanakan program PNPM di Desa Nusapati, yang dikerjakan secara swakelolah oleh masyarakat dengan didukung  Dirjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah Kabupaten Pontianak.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh komponen masyarakat yang telah ikut adil dalam pembangunan melalui PNPM Mandiri Pedesaan. Dan saya bersyukur seluruh pembangunan dapat berjalan dengan baik,” katanya.

Selasa, 08 Juni 2010

Kalbu yang Berperang

Oleh Johan Wahyudi

Keheningan malam, membawa diri ini berperang. Dada bergemuruh, seakan ada yang ingin meledak. Dia terus bergolak, semakin membuat gelisah. Semakin kucoba memejamkan mata, semakin kuat asma Allah terucap di kalbu ini. Seluruh tubuh bergetar, merinding, seakan terdengar seluruh alam berzikir, menyebutkan kebesaran asma mu, Ya Allah. Subhanaallah, Maha Suci Allah.

Pergolakan terus berlanjut bahkan semakin kuat. Seakan ada yang berkata dan saling menjawab. Apakah masih layak aku bermunajat kepada-Mu Ya Allah ?... bukankah tubuh ini telah dipenuhi noda-noda hitam dunia, seakan tidak layak menghadap Mu. Bukankah hamba-Mu ini tidak pernah menjalankan perintah Mu dan menjauhi larangan Mu?....

Hati ini, terus berzikir menekan gejolak yang membuat nafas seakan sesak. Ku coba mencari jawaban. Mucul dua jawaban yang saling bertentangan. “Engkau ada manusia yang hina, engkau tidak layak bertemu dengan Yang Maha Suci, engkau tidak pernah melaksanakan perintah-Nya,”...Namun ada suara kecil dari kalbu yang paling dalam mengatakan, Allah Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, Allah Maha Mengetahui dan Allah Maha Pengampun. Bersyukur engkau masih diberikan kesempatan berpikir untuk berubah menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Bukankah Allah menciptakan manusia untuk berpikir dan membaca, karena apa yang diciptakan-Nya pasti ada manfaatnya.

Allahhu Akbar, hati ku terus bergejolak, seakan seluruh ruang yang kutempati terdengar menyebutkan asma Ya Allah, bahkan kulihat bintang dan seluruh langit yang ada di langit dari vintilasi jendela rumah juga berzikir.

Astaghfirullaahal’azhiim, terima kasih Ya Allah, Engkau masih mau mengingatkan diri ini. Bukankah Engkau telah banyak memberi peringatan dan pengumpamaan yang seharusnya membuat manusia sadar akan keserakaan, kesombongan, iri, dengki, adu domba yang telahg merusak jalinan kehidupan yang sudah terangkai indah. Alam rusak, itu semua ulah manusia dan kemungkinan juga diri ini salah satu penyebabnya. Akibatnya bisa dilihat bagaimana alam murka dengan bencana dimana-mana. Tsunami, tanah longsong, banjir, lumpur lapindo, bahkan banyak tabung gas melendak yang memakan korban akibat ulah manusia yang tidak bertanggungjawab.

Hasil dari pergolakan hati ini, menimbulkan suatu ketenangan dan kenikmatan. Hati ini teduh, sekali lagi terima kasih Allah. Semoga dari malam ini, langkah hidup hamba Mu yang lemah ini, semakin lebih baik lagi, mencari keberkahan dan ridho-Mu dan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Mu, demi mencapai surga Mu. “Allahhu Akbar”. (Rabu, 9 Juni 2010, Pukul 03.00 Wib).

Senang Berselancar di Dunia Maya

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, sangat senang menekuni dunia maya, bahkan dirinya bisa berjam-jam berselancar ke dunia maya mencari berbagai informasi yang dibutuhkan, terkait peningkatan kinerjanya selaku politikus.

“Berselancar di dunia maya, merupakan kebutuhan yang tidak bisa dilepaskan. Berbagai informasi bisa saya dapat, baik tentang pemerintahan, politik, budaya, olahraga tanpa harus membeli koran lagi,” katanya.

Bahkan melalui dunia maya, Legislator Partai Golkar ini, bisa memperbanyak teman dan jaringannya. Bahkan dirinya, memiliki situs blog pribadi http://rahmadsatria.blogspot.com. Dimana segala aktifitas selaku wakil rakyat tergambar disana.

“Saya merasakan menyelami dunia maya ini, banyak manfaatnya. Bisa menambah wawasan kita berpikir, apalagi kita dengan mudah membaca media nasional maupun daerah, semuanya bisa saya akses dengan mudah. Apalagi dengan Hp saja sudah bisa, masuk ke dunia maya, jadi kemana pun saya bisa mengkases informasi,” kata Rahmad, yang juga hobby sepak bola.

Namun dirinya, juga tidak menyangkal, ada sisi negatif yang harus diihindari di dunia masa. Seperti situs-situs porno yang dinilai dapat merusak kalangan generasi muda, terutama para pelajar.

“Kalau dimanfaatkan dengan baik, seperti mencari referensi buku pelajaran, rasanya tidak ada masalah. Tapi jika untuk main game atau membuka situs yang tidak bermanfaat sebaiknya jangan dilakukan,” sarannya.

Senin, 07 Juni 2010

Sungai Pinyuh, Segi Tiga Emas yang Belum Tertata

Oleh Johan Wahyudi

Kota Sungai Pinyuh merupakan pusat pasar terbesar di Kabupaten Pontianak. Kota Sungai Pinyuh terletak 17 Km dari pusat pemerintahan Kota Mempawah. Aktivitas masyarakat sangat tinggi, baik pedagang, pembeli dan pengunjung yang berasal dari daerah lain. Sungai Pinyuh dikenal sebagai simpang tiga emas. Masyarakat dari Hulu mau ke Pontianak harus melalui Kota Sungai Pinyuh, begitu juga sebaliknya. Begitu juga dari Sambas dan Singkawang ingin ke Pontianak harus melalui Kota Sungai Pinyuh.

Pembangunan di Kota Sungai Pinyuh, bisa dibilang sangat pesat. Bangunan ruko tiga tingkat, bahkan sarang burung walet semakin menjamur. Namun perhatian pemerintah daerah demi memajukan Kota Sungai Pinyuh, belum terlihat jelas. Tata ruang terlihat semberaut, sehingga bangunan terkesan tidak tertata baik.

Contoh kecil, dreanase di depan ruko-ruko. Seluruh dreanase bisa bilang telah tersumbang. Musim hujan dipastikan pusat kota Sungai Pinyuh akan tergenang air. Hal ini, sangat mengganggu para pengguna jalan, baik pejalan kaki, roda dua dan roda empat. Begitu juga tempat pembuangan sampah atau tong sampah sudah jarang terlihat di depan-depan ruko, kalaupun ada kondisinya juga sudah berantakan, sehingga sampah terkesan berserakan, bahkan sungai menjadi tong sampah terbesar.

Kita sangat riskan melihat ini, seharusnya Pemda memberikan perhatian serius. Kita ingin Sungai Pinyuh menjadi kota yang bersih dan tertata rapi. Sehingga pengunjung betah berlama-lama di Kota Sungai Pinyuh. Hal ini, tentu berdampak positif bagi peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), misalnya dari pengeolahan parkir, sampai pajak restoran yang netu memberikan pemasukan PAD, belum lagi dari sektor lainnya. Apalagi bisa dibilang minat pengusaha berinventasi di Kota Sungai Pinyuh cukup besar, lihat saja sudah ada pengusaha berani membangun green city di kota Sungai Pinyuh, melalui modal pribadi. Bahkan dealer-dealer mobil  dan sepeda motor juga semakin banyak, tentu saja menandakan kemajuan bagi Kota Sungai Pinyuh.

Apalagi efek dari pembangunan semakin maju, tentu berimbas kepada peningkatan perekonomian masyarakat Sungai Pinyuh. Terutama para pedagang-pedagang kecil. Bisa dilihat banyak pedagang asongan di pasar Sungai Pinyuh, setiap hari mencari rezeki dari para pengunjung. Jika bis berhenti di Terminal Sungai Pinyuh, mereka dengan semangat menawarkan dagangannya. Begitu juga rumah-rumah makan baik Cina, Melayu, Padang dan lain-lain, selalu dipenuhi pengunjung.

Kini hanya tinggal bagaimana para pemimpin dan elit politik di Kabupaten Pontianak, memikirkan dan merumuskan bagaimana membentuk Kota Sungai Pinyuh, bisa menjadi lokomotif  perekonomian daerah. Apalagi setelah terjadi pemengkaran, wilayah Kabupaten Pontianak semakin kecil dan aset-aset daerah juga telah berpindah ke kabupaten pemengkaran. Hal ini, tentunya berimbas pada peningkatan PAD, maka Pemda, maupun wakil rakyat harus memikirkan dan melihat potensi-potensi besar di 9 kecamatan di Kabupaten Pontianak, salah satunya kecamatan Sungai Pinyuh yang memiliki aset-aset besar yang belum tergarap secara maksimal.

Lelang Proyek Dijaga Ketat Polisi

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Puluhan polisi berseragam lengkap dari kesatuan Mapolres Pontianak, Selasa (1/6), kemarin, terlihat melakukan penjagaan di pintu masuk Kantor Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Pontianak guna mengawal dan mengamankan proses pelelangan tahun 2010. Upaya pengawalan tersebut dilakukan untuk memberikan rasa aman bagi rekanan yang mendatar.

“Kita diminta langsung dari pihak Dinas PU, untuk menjaga proses pelelang ini agar berjalan tertib dan aman. Dan kitapun hanya menurunkan 20 anggota Polres Pontianak,” kata Kasat Samapta Polres Pontianak, Ahmad, ditemui saat berada di lokasi.

Adapun upaya pengamanan dilaksanakan pihak Polres Pontianak, dengan memeriksa para perwakilan kontraktor yang akan mengambil dan memasukan dokument lelang. Namun pemeriksaan tidak dilakukan secara intensif, dimana setiap perwakilan pihak perusahaan dan asosiasi kontruksi hanya boleh diwakili 2 orang saja.

“Kita hanya mengizinkan, 2 orang saja perwakilan dari perushaan dan asosiasi kontruksi untuk masuk ke Dinas PU, demi ketertiban dan keamanan. Kami berharap pihak perusahaan atau asosiasi kontraktor bisa memahami kondisi ini, demi kelancaran proses lelang proyek ini,” katanya.

Sedangkan Kepala Dinas PU Kabupaten Pontianak, Syahrizal, menjelaskan pengamanan dilakukan  anggota Polres Pontianak, memang diminta langsung pihak Dinas PU melalui surat tertulis secara resmi. Hal ini, demi menghindari keributan yang bisa terjadi saat proses pelelang proyek mulai. Apalagi proyek yang dilelang berjumlah milyaran rupiah yaitu paket pekerjaan jalan Simpang GOR-Moton Asam-Moton Panjang-Anjongan senilai Rp 15 miliar lebih, paket pekerjaan jalan Sungai Pinggan-Sangking Kecamatan Sadaniang senilai Rp 1 miliar lebih, paket pekerjaan jalan Jungkat-Segedong senilai senilai Rp 3 miliar lebih, paket pekerjaan Sungai Pinggan-Sekabuk Kecamatan Sadaniang senilai Rp 5 miliar, paket pekerjaan jalan lingkar Antibar senilai Rp 1 miliar lebih dan paket pekerjaan Jambatan Antibar Mempawah senilai Rp 1 miliar.

“Semua itu, demi kelancaran dan keamanan selama proses lelang berlangsung. Kemungkinan pengamanan sampai akhir Juni. Lelang ini, terbuka untuk umum, siapa perusahaan mana saja boleh ikut,” katanya.

Melihat adanya pengamanan tersebut, Anggota DPRD Kabupaten Pontianak, Romi Zakaria, menilai suatu langkah baik dari pihak Dinas PU Kabupaten Pontianak guna menetralisir terjadinya kributan saat proses lelang dilaksanakan. Selain itu, dirinya juga mengingatkan kepada panitia lelang, agar saat pelaksanaan lelang proyek tidak melanggar aturan dan agar tetap berpedoman pada Kepres No 80 Tahun 23 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah.

“Pengamanan adalah suatu langkah yang baik. Kita juga berharap segala proses lelang di Kabupaten Pontianak berjalan tertib dan aman. Untuk itu, panitia lelang harus bekerja dengan baik sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, dan kontraktor juga harus memenuhi aturan-aturan, karena perusahaan mana pun berhak mengikuti tender proyek ini,” katanya.

Minggu, 06 Juni 2010

Mat Belatong Memang Mantap

Oleh Johan Wahyudi

Mat Belatong pasti tidak asing bagi kalangan masyarakat Kalbar. Kisah-kisah Mat Belatong, selau menjadi kosumsi menarik yang penuh makna kehidupan. Jumat (4/6), kemarin, saya menerima buku Trilogi Kumpulan Esai HA Halim Ramli, Mat Belatong Pontianak dari Pimpinan Umum Harian Borneo Tribune, Nur Iskandar, saat melaksanakan rapat koordinasi biro-biro di Kota Singkawang.

Selama pertemuan saya tidak fokus pada buku Mat Belatong, hanya membolak-balik dan melihat sekilas daftar isi. Maklum harus jadi notulen saat Rakor. Tapi saya lirik,  Cover Mat Belatong nie menarik gak, dengan latar warna hitam dan gambar bunga teratai sedang mengkar berwarna pink.

Saya tak tahu apa maknanye, mungkin Mat Belatong jak yang tahu. (Keluar gak melayu kampong aq nie, macam tulisan Mat Belatong yang memadukan bahase Melayu dan Bahasa Indonesia, sehingga memiliki gaya bahasa yang menarik dan enak dibaca). Namun setelah saye baca bukunya, disana banyak falsafah hidup yang membuat kite berpikir untuk selalu berbuat baik, atau suatu bentuk awal kecerahan mencapai kehidupan yang lebih baik lagi, itulah mungkin arti gambar bunga teratai tuh. Kalau tak jelas tanyakan jak same Mat Belatong, Alamatnya di Jalan RE Martadinata D3 Nomor 20 Perumas 1 Pontianak. Nomor telepon rumah (0561)-771770 atau ke HP 085252000995, semoga Mat Belatong tak pindah rumah same ganti nomor Hp, kalau iye, ayaplah nak carinye.

Pulang ke Kota Pinyuh, Sabtu pagi (5/6), saye belum sempat baca buku Mat Belatong tuh, karena pala saye pusing disebabkan mabok oto alias mobil. Maklum orang kampong, saya tak tahan kena  Ac oto tuh, bahkan waktu pergi saye sampai muntah bilah dalam oto, mana gak kantong pelastik tak ada, mau diapakan agik tapi ada judulnye malu kawan.

Sampai di rumah, kepala masih pusing maka saye lebih banyak tidok, buku Mat Belatong, disimpan di atas meja kerja. Hampir sore baru saye bangon. Malam harinya, saya lebih banyak di depan Laptop, mengutak atik internet. Buka blogspot, dan situs-situs apa jak yang ada di dunia maya tuh.

Pagi Minggu (7/76), Buku Mat Belatong masih tak bergerak dari meja kerja tuh, didamping buku karya Pak Pimpinan Umum Harian Borneo Tribune, Nur Iskandar, berjudul 50 Tahun Pembangunan Pertanian Kalimantan Barat. Maklum saye habis mandi pagi langsung berangkat ke Mempawah, menggali berita dari lobang-satu kelobang lain. Agak Sore saya balik, sekitar jam 15.00 Wib, langsung etik berita. Lepas Magrib, saya buka laptop agik. Saye ambek buku Mat Belatong, sambil nunggu laptop selesai loding, akhirnya terbaca gak buku Mat Belatong nie.

Macam-macam judul dari orang gila, zaman zahiliyah sampai soal nangkap jin pun ada. Dibuku tuh ada 51 judul tulisan. Macam-macam persoalan hidup diceritakannya, dari pejabat, wakil rakyat sampai masyarakat kelas bawah. Pokoknye lekaplah semua, yang membace, dipastikan akan berpikir makna hidup yang sesunguh-sungguhnya.

“Memang mantap Mat Belatong nie, tak peduli siapapun kena sindir tapi penyampainya begitu asik, tak menyinggung perasaan orang, malah orang bisa dibuat ngakak saat membacanye. Buat Mat Belatong Bravo jak. Semoga terus berkarya walaupun umur dah tak mude agik. Saye rasa cukup sampai disini dulu cerita nie. Kata pantun Mat Belatong “Buah kuini ikan biles, dengan ini cerite pon abes!!!” .

Tapi saye mau pesan sebelum ditutup, yang belum punya buku Mat Belatong, atau penasaran cari jak ke penerbit PT Borneo Tribune Press, Jalan. Purnama Dalam No.02 Pontianak, Kalimantan Barat. Telp/Fax. (0561)767788/7766103 atau kunjung jak ke http://pontianakmatbelatong.blogspot.com. (Promosi siket tak apelah. Atau bisa langsung ke Mat Belatong, sekaligus minta tanda tangannye)

Rp 16 M, DAK Pendidikan 2010

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Tidak ingin terjadi peyimpangan penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan 2010. Dinas Pendidikan Kabupaten Pontianak, Rabu (26/5), kemarin,  melaksanakan sosialisasikan DAK pendidikan kepada 63 kepala sekolah SD dan SMP penerima DAK di Gedung PGRI Mempawah.

“Tahun ini, kita kembali mendapatkan kucuran DAK pendidikan sekitar Rp 16 miliar lebih, untuk 33 SD dan 30 SMP. Dimana setiap sekolah mendapatkan kucuran dana sekitar Rp 294 juta lebih,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pontianak, Mawardi.

Lanjutnya lagi, sosialiasi yang melibatkan pihak kejaksaan, BPPKAD dan isnpektorat daerah. Tidak lain agar pelaksanaan DAK sesuai petunjuk teknis Dirjen Pendidikan  dan tidak menimbulkan permasalahan kedepannya,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pontianak, Mawardi.

Lanjutnya lagi, dalam melaksanakan sosialisasi Dinas Pendidikan melibatkan pihak kejaksaan, inspektorat daerah, Badan Pendapatan, Pemeriksaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten Pontianak dan BPK.

“Sesuai juknis, pelaksanaan DAK tahun ini, tidak berbeda dengan tahun sebelumnya. Cuma ada perbedaan sedikit, dimana sekarang dana langsung dicairkan melalui BPPKAD ke rekening kepala sekolah. Sedangkan dulu dari dinas langsung ke kepala sekolah. Sedangkan pelaksanaan DAK tetap menggunakan sistem swakelolah, sekarang dananya sudah 30 persen parkir di BPPAKD,” katanya.

Sedangkan Bupati Pontianak, Ria Norsan, mengharapkan pelaksanaan DAK pendidikan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang secara khusus dialokasikan untuk menunjang pelaksanaan wajib belajar 9 tahun. Diharapkan  di sekolah, sehingga mampu mewujudkan pengelolaan pendidikan yang transparan, profesional dan akuntabel, serta dapat mewujudkan pelibatan masyarakat secara aktif dalam bidang pendidikan.

“Laksanakan DAK pendidikan dengan baik, jangan ada yang menyimpang. Karena dana ini untuk kemajuan Pendidikan di Kabupaten Pontianak ini. Dan kepada Dinas Pendidikan supaya mengawasinya dengan baik kelapangan supaya tidak ada penyimpangan yang di temukan,” kata Ria Norsan.

Ciptakan Tenaga Kerja Terampil

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Menciptakan tenaga kerja terlatih, terampil dan disiplin. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Trasmigrasi (Sosnakertrans) Kabupaten Pontianak, Selasa (25/5), kemarin, melaksanakan pelatihan institusional kejuruan menjahit, otomotif, elektronik, las, bangunan dan perikanan di Balai Latihan Kerja Usaha Kecil Menengah (BLK-UKM) Kabupaten Pontianak, yang langsung dibuka Bupati Pontianak, Ria Norsan.

Dimana menurut keterangan Kepala Dinas Sosnakertrans Kabupaten Pontianak, Bambang, pelatihan diikuti 96 peserta meliputi menjahit 16 orang, otomotif  16, elektronik 16, las 16 orang, bangunan 16 orang dan peternakan 16 orang. Pelatihan dilaksanakan mulai 23 Mei-17 Juni.

“Metode pelatihan meliputi ceramah, diskusi, tanya jawab dan praktek. Harapan kita melalui pelatihan ini agar tercipta SDM yang memiliki keterampilan sesuai kejuruan dan bisa membuka lapangan kerja sendiri. Dan para peserta juga nantinya akan menerima sertifikat pelatihan,” katanya.

Sedangkan Bupati Potianak, Ria Norsan, mengharapkan peserta pelatihan bersungguh-sungguh memanfaatkan waktu untuk menyerap segala ilmu selama mengikuti pelatihan sesuai kejuruan dan mengikuti segala kegiatan pelatihan dengan penuh rasa tanggung jawab, disiplin dan memathui segala peraturan selama pelatihan.

“Saya juga berharap kepada kepada semua instansi terkaik, baik BUMN, BUMD, forum UKM di Kabupaten Pontianak, bisa mendukung dan memberikan dorongan kepada lulusan pelatihan, sehingga bisa berkembang lebih maju sesuai harapan bersama, sehingga dapat membantu mengatasi permasalahan pengangguran di Kabupaten Pontisanak,” katanya.

Sabtu, 05 Juni 2010

BNK Jaring Kaderisasi Penyuluh Narkoba

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Mengantisipasi meningkatnya penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang, terutama di kalangan pelajar. Badan Narkotika (BNK) Kabupaten Pontianak, bekerjasama dengan Sekretariat Bina Mitra Polres Pontianak, Rabu (19/5), kemarin, menggelar seminar pengkaderan penyuluh antisipasi penyalahguna narkoba dan HIV AIDS  bagi pelajar SMP dan SMA di Gedung Kartini Mempawah.

Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto, selaku Ketua BNK Kabupaten Pontianak, yang membuka langsung acara tersebut, mengatakan kegiatan tersebut dalam rangka pengkaderan penyuluh narkoba bagi para pelajar se Kabupaten Pontianak, sekaligus dalam rangka menyambut Hari Anti narkoba Internasional 2010.

“Bahaya peredaran narkoba sudah berdampak buruk bagi kehidupan kita. Bukan hanya para pelajar tingkat SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi, bahkan telah sampai ke taman kanak-kanak. Narkoba ini, telah meracuni generasi muda penerus bangsa, untuk itu marilah kira bersama-sama memerangi Narkoba,” katanya.

Lanjutnya lagi, melalui penyuluhan tersebut diharapkan setiap pelajar tidak mencoba untuk menggunakan narkoba, karena besarnya dampak yang dapat ditimbulkan. Menurutnya, dari hanya mencoba-coba  bisa menyebabkan ketergantungan terhadap narkoba. Selain itu, pelajar yang dihadapkan menjadi kaderisasi penyuluh antisipasi disetiap sekolah dan dilingkungan masyarakatnya.

“Marilah jauhi narkoba, serta ajaklah saudara-saudara kita agar tidak menjadi tersangka maupun korban tindak pidana narkoba, karena itu semua akan mengahancurkan massa depan kita semua. Dan apabila kita mengetahui, mencurigai adanya pengguna dan pengedar narkoba, jangan takut untuk melapor ke polisi. Karena keselamatan pelapor dijamin akan dilindungi oleh udang-undang,” kata Rubijanto, dihadapan para pelajar.

Sedangkan Kapolres Pontianak, Andi Fairan, menilai Kabupaten Pontianak kemungkinan bisa menjadi tenpat pelarian para pengedar dan pemakai narkoba, dan didukung kondisi wilayah Kabupaten Pontianak daerah strategis. Sehingga diperlukan kewaspadaan bersama dalam memberantas peredaran narkoba.

“Kita lihat Poltabes Pontianak terus genjar memberantas pengedar dan pengguna narkoba. Hal ini, bisa membuat pengedar dan pengguna narkoba pindah ke wilayah kita. Maka perlu kerjasama semua pihak dalam memberantas narkoba ini,” katanya.

Pelabuhan Mempawah Butuh Dana 60 Milyar

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Pembangunan Pelabuhan Kuala Mempawah yang diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat, masih membutuhkan dana Rp 60 miliar untuk bisa beroperasi secara optimal.

“Diperkirakan, kita masih membutuhkan dana Rp 60 miliar agar pelabuhan bisa beroperasi secara optimal. Karena masih banyak kekurangan infrastruktur yang harus dibangun. Seperti gudang penumpukan peti kemas, jalan, dan pembangunan dermaga,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Pontianak, Suharjo Lie, ditemui diruang kerjanya, Selasa (18/5), kemarin.

Untuk itu, Pemkab akan terus berusaha mendapatkan bantuan dana melalui APBD provinsi dan ABPN. Apalagi tahun 2010 ini, APBD Kabupaten Pontianak sama sekali tidak menganggar dana untuk pembangunan pelabuhan.

“Tahun 2010 ini, berharap kucuran dana APBN dan APBD provinsi untuk kelanjutan pembangunan pelabuhan Kuala Mempawah. Untuk APBD provinsi, kemungkinan  mendapatkan dana Rp 1,5 miliar. Tapi untuk APBN, diprediksikan ada anggarannya, namun kita belum tahu jumlah pastinya,” katanya.

Lanjutnya lagi, walaupun pelabuhan Kuala Mempawah belum bisa untuk bongkar muat barang seperti peti kemas. Tapi untuk kapal angkutan penumpang berkapasitas 500 dpt, sudah bisa masuk ke pelabuhan Kuala Mempawah.

“Untuk kapal penumpang sudah bisa masuk ke pelabuhan kita. Kita berharap secepatnya pelabuhan kita bisa beroperasi secara maksimal. Sehingga harapan memberikan kontribusi besar bagi pemasukan daerah dari sisi Pendapatan Asli Daerah (PAD), serta membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Kabupaten Pontianak bisa segera terwujud,” katanya.

Wisata Nusantara Diresmikan

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Setelah lama ditunggu dan diidamkan oleh masyarakat Kabupaten Pontianak memiliki objek wisata termegah. Rabu (12/5), kemarin, Bupati Pontianak, Ria Norsan, akhirnya meresmikan Wisata Nusantara di Desa Penibung, Kecamatan Mempawah Hilir yang menyediakan fasilitas wisata menarik mulai dari permainan anak-sampai orang dewasa.

“Pemda sangat mendukung adanya objek wisata ini. Apalagi ini, merupakan terobosan dan demi kemajuan wisata di Kabupaten Pontianak dan Kalbar umumnya,” kata Ria Norsan, meresmikan objek Wisata Nusantara ini.

Lanjutnya lagi, melalui  pengembangan sektor parawisata, Ria Norsan, yakin akan mengembangkan potensi ekonomi daerah. Apalagi Kabupaten Pontianak memiliki bangunan bersejarah, dan cagar budaya yang tentunya akan memberikan kontribusi yang signifikan terjadap perekonomian daerah dan ekonomi kerakyatan.

“Membangun suatu objek wisata memang memerlukan biaya cukup besar, hal inilah menjadi kendala utama Pemda. Maka dari itu, Pemda sangat banyak berharap peran pihak swasta untuk membangun sektor pariwisata di Kabupaten Pontianak,” katanya.

Sedangkan pemilik objek Wisata Nusantara, Atonius Gunawan, menilai Kabupaten Pontianak ini memiliki potensi wisata alam yang sangat indah, terutama nuansa lautnya. Sehingga pengusaha yang bergerak dibidang paraiwsiata ini, tertarik membangun objek wisata di Kabupaten Pontianak.

“Mudah-mudahan Wisata Nusantara ini menjadi motor dan penggerak perkembangan objek wisata di Kabupaten Pontianak,” kata Antonius Gunawan.

Lanjutnya lagi, pembangunan Wisata Nusantara sendiri menggunakan lahan seluas 4 hektare. Dimana pengelola menyuguhkan berbagai fasilitas permainan menarik seperti
kolam renang, jet sky, penyewaan kapal untuk berwisata di pulau-pulau terdekat
sekaligus memancing di laut lepas. Ditambah pemancingan air tawar, permainan kolam air seperti, banperboot, warking water boot dan mini golf. Selain itu, bagi penggemar tantangan yang memacu adrenalin, Wisata Nusantara juga menyediakan playing fox, out bond dengan panjang kurang lebih 90 meter yang dilengkapi enam permainan tali temali.

“Selain itu, ada permainan ATV khusus untuk anak-anak. Kami juga menyediakan hotel berkapasitas 19 kamar untuk kelas standar dan ekonomi, serta ditunjang ruang pertemuan dengan kapasitas mencapai 300 orang. Dan restoran dengan berbagai menu makanan dan minuman spesial,” katanya.

Kerja Keras Warga Baijing Bisa Dicontoh

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Usai melaksanakan pendidikan Lemhanas dan study banding ke Baijing. Bupati Pontianak, Ria Norsan, menilai banyak hal positif dapat diterapkan bagi masyarakat Kabupaten Pontianak, terutama semangat kerja keras masyarakat Baijing, sehingga kota Baijing bisa maju dan berkembang.

“Masyarakat Cina di Baijing memiliki semangat kerja keras yang tinggi dan selalu taat dengan aturan pemerintahan, dan mengedepankan budaya malu. Sehingga daerahnya bisa berhasil dan maju. Hal ini, merupakan contoh baik, yang dapat diikuti oleh masyarakat kita,” kata Bupati Pontianak, Ria Norsan, ditemui usai mengikuti Sidang Paripurna DPRD Kabupaten Pontianak.

Lanjutnya lagi, pengalaman dan ilmu yang didapat selama Lemhanas dan study banding, rencananya bakal diterapkan, terutama pembangunan di sektor pariwisata dan industri, karena melalui dua sektor tersebut Cina bisa menjadi salah satu negara yang mampu menguasai ekonomi dunia dan bersaing dengan negara super power lainnya.

“Masyarakat disana sangat mencintai budaya, sehingga seluruh tempat budaya bisa dijadikan objek wisata. Selain itu, dengan semangat kerja keras mereka bisa setara dengan negara adidaya lainnya. Apalagi disektor industri, kemajuan mereka sangat pesat, sehingga produk-produk Cina laris di pasaran seperti Hp, pakain dan lain sebagainya,” katanya.

Untuk itu, Ria Norsan, merasa yakin hasil selama mengikuti Lemhanas dan study banding dapat diambil hikmanya, terutama demi kemajuan dan pembangunan Kabupaten Pontianak.

“Saya akan mencoba menerapkan prinsip masyarakat Cina tersebut. Terutama untuk pengembangan pariwisata dan industri. Seperti pengebangan objek wisata Pantai Kijing, Wisata Nusantra Desa Penibung, wisata budaya Makam Opu Daeng Menambon dan Makam Habeb Husen. Sedangkan sektor industri bakal kita kembangkan pabrik bouksit dan idustri lainnya. Apalagi jika pelabuhan kita telah berfungsi,” katanya.

Pemuda Jauhi Narkoba

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, mempawah

Melihat banyak kasus narkoba yang berhasil diungkap pihak kepolisian. Membuat Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, mengingatkan generasi muda agar menjauhi narkoba yang dampaknya dapat merusak moral dan fisik.

“Narkoba nyata merusak moral dan fisik. Generasi muda harus sadar, mengkonsumsi narkoba hanyalah akan menghancurkan masa depan. Sesama pemuda perlu terus saling mengingatkan untuk tidak memakai barang haram itu,” katanya.

Untuk itu, Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Pontianak, sangat mendukung jika para generasi muda melakukan kegiatan positif dalam menyalurkan hobby dan bakatnya. Dari pada melakukan pergaulan bebas yang dapat merusak mental dan akhlak generasi muda.

“Maka saya lebih senang dan mendukung pemuda disibukan dengan kegiatan olahraga, pramuka, dan aktif di organisasi kepemudaan. Hal ini, bisa menjauhkan mereka dari bahaya narkoba. Karena kita ketahui dalam narkoba banyak zat berbahaya yang mempengaruhi kerja otak dan meracun tubuh. Maka jauhilah narkoba agar bangsa ini lebih maju,” katanya.

Perda Walet Harus Dibentuk

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Sampai saat ini Kabupaten Pontianak belum memiliki Perda walet. Padahal bisnis sarang burung walet semakin marak namun tidak membawa banyak manfaat bagi daerah. Untuk itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H.M Amin H Aminin, mengharapkan Perda walet bisa segera dibentuk, sehingga usaha memberikan kontribusi pada penadapan asli daerah (PAD)

“Karena belum ada Perda,  sehingga daerah kehilangan potensi PAD. Padahal bangunan walet di Kabupaten Pontianak semakin menjamur,” katanya.

Selain itu, Legislator Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini, dampak belum adanya Perda, para pengusaha walet membangun tidak lagi memandang tata ruang. Bahkan bangunan ruko banyak dijadikan sarang walet, begitu juga lahan pertanian sudah banyak berubah fungsi. Dan Pemda sendiri belum bisa yang mengatur masalah pungutan pajak sarang burung walet, karena Perda yang mengenai bangunanya tidak ada.

“Salahnya lagi, kita belum memiliki rencana tata ruang wilayah yang jelas. Sehingga Pemda tidak bisa mengambil kebijakan atas lokasi yang harus ditempatkan menjadi lokasi bangunan walet. Apalagi melihat dampak lingkungan dari bangunan walet, yang sudah meresahkan masyarakat. Maka Perda walet harus segera dibentuk,” katanya.

Sedangkan Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto, dalam menyampaikan jawaban Bupati atas pandangan umum fraksi-fraksi DPRD Kabupaten Pontianak dalam sidang paripurna DPRD Kabupaten Pontianak, menjelaskan Pemda saat ini sedang mengkaji sumber pajak baru antara lain pajak sarang burung walet dan pajak bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB).

“Kami berharap rancangan peraturan daerah ini dapat kita selesaikan tepat waktu. Karena keberadaan rumah walet memang belum diatur oleh payung hukum berupa Perda. Adanya Perda yang mengatur usaha walet, diharapkan dapat menguntungkan pemerintah daerah maupun pengusaha walet,” katanya.

Angka Kelulusan Menurun

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Hasil kelulusan Ujian Akhir Nasional (UAN) diumumkan, Senin (26/4), kemarin. Dinas Pendidikan Kabupaten Pontianak menjelaskan angka kelulusan seluruh SMA dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) se-Kabupaten Pontianak tahun 2010, mengalami penurun 4 persen dari tahun 2009.

“Persentase kelulusan tahun 2010 hanya 80, 29. Angka ini, menurun 4 persen dari tahun 2009, yang persentase kelulusan sampai 84, 02 persen. Padahal kita sudah berusaha maksimal melalui bimbingan belajar dan try out, bahkan menginginkan angka kelulusan mencapai 90 persen keatas, tapi hasilnya tetap saja mengecewakan,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pontianak, Mawardi, ditemui di ruang kerjanya, Senin (26/4), kemarin.

Namun Disdik kedepan akan berusaha, melalukan perbaikan program pembelajaran agar angka kelulusan terus meningkat melalui tambahan jam pembelajaran dan memperbanyak pelaksanaan try out di setiap sekolah. Sedangkan bagian siswa yang gagal pada UAN, Dikdik masih memberikan kesempatan kedua untuk siswa melalui ujian ulang pada 10-14 Mei mendatang. Untuk itu, Disdik menginstruksikan kepala sekolah secepatnya mempersiapkan siswa yang gagal pada ujian utama untuk mengikuti ujian ulang. Bagi siswa yang ikut ujian ulang akan mengikuti pembekalan seperti bimbingan belajar (bimbel) sebagaimana persiapan menjelang ujian utama.

“Kepada siswa yang belum berhasil hendaknya bersabar dan jangan bersdih, tapi harus lebih meningkatkan persiapan belajarnya menghadapi ujian ulang dari tanggal 10-14 Mei. Ujian ulang akan dipusatkan di subrayon SMA Sungai Pinyuh. Saya berharap yang tidak lulus melakukan perisapan yang matang, walaupun waktunya sangat pendek,” katanya.

Menanggapi angka kelulusan yang menurun, Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Pontianak, Herman Ap, mengimbau agar Pemda Kabupaten Pontianak, khususnya Dinas Pendidikan agar melakukan evaluasi sistem pendidikan yang dilaksanakan. Sehingga lebih memperbanyak bimbingan belajar dan try out bagi siswa, selain itu orang tua murid juga harus mengawasai dan membimbing anaknya agar lebih giat belajar.

“Selain Disdik harus melakukan evaluasi terhadap hasil program yang dilaksanakan, peranan siswa dan orang tua, juga sangat penting dalam mendongkrak angka kelulusan siswa,” katanya.

Sedangkan hasil pantauan di lapangan, beberapa kelompok siswa yang telah mengambil surat kelulusan menggelar aksi coret-coret pakaian dan konvoi kendaraan di Kota Mempawah dan sekitarnya.

Pembukaan ISAC se Kabupaten Pontianak

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Kejuaraan Invitasi Sepak bola Antar Club (ISAC) se Kabupaten Pontianak, yang diikuti 43 klub. Minggu (11/4), kemarin resmi digelar di Stadion Opu Daeng Manambon Mempawah. Pembukaan kompetisi dibuka langsung Ketua Umum Pencab PSSI Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, bersama Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto.

Pembukaan pertandingan terlebih dahulu, dilaksanakan pertimbangan eksebisi antara Tim legislatif vs eksekutif  Kabupaten Pontianak yang sangat menghibur penonton.. Babak pertama pertandingan tim legislatif  lebih banyak melakukan serangan ke jantung pertahanan eksekutif dengan mengandalkan unjung tombak Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Pontianak, Susanto, bersama Ketua Komisi C, Darwis, berserta Legislator Partai Amanat Nasional (PAN), Ridhuan Ismail. Namun kokohnya pertahanan eksekutif, gol tidak pernah terjadi. Eksekutif sendiri hanya mengandalkan serangan balik, melalui Kepala Dinas Capil, Iis Iskandar yang berduet dengan Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto yang dikawal ketat Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria. Walaupun sekali-sekali melakukan serangan, tim ekskutif sempat membuat pertahanan legislatif kewalahan. Namun aksi gemilang yang ditampilkan, MA. Muhammadiyah, dibawah mistar gawang legislatif membuat kedudukan sama kuat 0-0, sampai peluit panjang babak pertama ditiup.

Babak kedua, kedua tim saling merubah formasi dan mengganti beberapa orang pemain. Awal babak kedua, permain terlihat berimbang. Kedua tim bermain terkesan berhati-hati, bola hanya sekali-sekali mengancam jantung pertahanan masing-masing. Namun akhirnya pihak eksekutif, terlebih dahulu unggul melalui gol, Kabag Protokol Sekda Kabupaten Pontianak, Ismayuda, melalui tendangan jarak dari luar kotak finalty yang mengarah kesudut tiang kanan gawang legislatif yang dijaga Trisna Jaya, yang mengantikan posisi MA Muhammadiyah. Tidak mau mengalami kekalahan, tim legislatif meningkatkan serangan ke pertahanan eskekutif. Susanto dengan aksi individunya, berhasil melepaskan diri dari hadangan pemain eksekutif, tidak berhadapan dengan kiper ekskutif Kadis Hutbun, Suhemi Rizal, dengan ketenangan Susanto berhasil mengelabuhi penjaga gawang eksekutif, dengan tendangan pelan menyusur tanah yang menjadikan kedudukan sama imbang 1-1. Gol Susanto tersebut, akhirnya menyelamat tim legislatif dari kekalahan. Sampai peluit panjang babak kedua ditiup kedudukan tidak berubah tetap 1-1.

Sedangkan Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, menjelaskan dilaksanakan ISAC se-Kabupaten Pontianak, dalam rangka mencari bibit-bibit handal sepak bola kabupaten Pontianak, serta menanamkan nilai persatuan dan kesatuan sportivitas dalam olahraga, selain itu dalam rangka mengembalikan lagi kejayaan sepak bola Kabupaten Pontianak yang sempat disenggani kabupaten dan kota se-Kalbar.

“Melalui open tournament ini, kita berharap muncul pemain-pemain sepak bola berbakat Kabupaten Pontianak, sehingga persepakbolaan Kabupaten Pontianak terus maju dan berkembang,” katanya.

Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto, juga berharap para pemain yang mengikuti tournament ISAC se-Kabupaten Pontianak, agar menjaga sportivitas dalam pertandingan, agar tidak terjadi keributan yang dapat merusak arti sportivitas dalam berolahraga.

“Mari kita majukan persepak bolaan Kabupaten Pontianak, dengan menjunjung sportivitas yang tinggi,” katanya.

Sedangkan Ketua Panitia, Munir Putra, menjelaskan pertandingan sepak bola ISAC se - Kabupaten Pontianak, dapat terlaksana berkat dukungan pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Pontianak, yang rencananya berakhir 2 Mei mendatang.

“Pelaksanaan kompetisi ini, juga guna melaksanakan pembinaan kepada klub-klub anggota Pengcab PSSI Kabupaten Pontianak. Kita berharap dukungan seluruh masyarakat agar menjaga ketertiban dan keamanan selama kompetisi berlangsung. Dan saya juga merasa senang, sebenarnya hanya 38 yang terdaftar, namun saat akan ditutup ternyata ada penambahan klub menjadi 43 tim,” katanya.

Kec Mempawah Timur Juara Umum MTQ

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Juara umum MTQ ke XXVI tingkat Kabupaten Pontianak yang merebutkan piala bergilir Bupati Pontianak, berhasil direbut kafilah Kecematan Mempawah Timur dengan mengumpulkan nilai tertinggi  dari jumlah nilai 58, dari seluruh cabang yang diperlombakan.

“Dewan hali memtuskan bawah kafilah Kecamatan Mempawah Timur berhasil meraih juara umum dan berhak menerima piala bergilir bupati Pontianak,” kata Ketua Dewan Hakim MTQ, Arsyad, saat menyampaikan seluruh hasil perlombaan dalam acara penutupan MTQ ke XXVI tingkat Kabupaten Pontianak, Kamis malam (8/4), kemarin di halaman Patoka Kecamatan Sungai Pinyuh.

Sedangkan juara umum kedua berhasil direbut tuan rumah kecamatan Sungai Pinyuh dengan perolehan nilai 46, sedangkan juara umum ketiga berhasil diraih Kecamatan Segedong dan Anjongan yang berhasil mengumpulkan nilai sama 35.

“Keputusan ini, berlaku mulai saat diumumkan hasil perlombaan MTQ ini. Dan keputusan majelis dewan hakim ini, tidak bisa diganggu gugat,” kata Ketua Pengadilan Agama Mempawah.

Acara penutupan sendiri, dihadiri Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto, yang langsung menutup pelaksanaan MTQ tke XXVI tingkat Kabupaten Pontianak, Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, anggota dewan, kepala SKPD dan ribuan masyarakat yang memadati

Sedangkan Camat Sungai Pinyuh, M. Shaleh, selaku ketua umum panitia pelaksanaan MTQ, mengucapkan terima kasih kepada seluruh komponen masyarakat Kabupaten Pontianak. Baik pemerintah daerah, anggota dewan dan masyarakat yang telah terlibat langsung dalam menyukseskan pelaksanaan MTQ sehingga berjalan lancar, aman dan tertib.

“Walaupun keinginan kita tidak terwujud merebut juara umum, namun kita merasa bersyukur karena seluruh rangkian MTQ berjalan sukses, walaupun masih ada sedikit kekurangan. Untuk itu, sama mengucapkan syukur dan terima kasih kepada seluruh komponen yang ikut serta menyukseskan MTQ ini,” katanya.

Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto, yang menutup langsung MTQ ke XXVI tingkat Kabupaten Pontianak, memberikan selamat kepada kafilah dari setiap kecamatan yang berhasil menjadi terbaik, dan diharapkan selalu mengasah kemampuan agar mampu bersaing menjadi terbaik di MTQ tingkat provinsi di Kabupaten Pontianak dan mewakili provinsi ditingkat nasional. Sedangkan kafilah yang belum berhasil meraih juara, diminta untuk terus belajar dan mengasah kemampuan, sehingga di MTQ yang akan datang dapat meraih prestasi.

“Alhamdullilah, pelaksanaan MTQ ini, berjalan lancar tertib dan aman. Bagi para kafilah yang berhasil meraih juara agar terus meningkatkan kemampuan untuk persiapan MTQ tingkat provinsi,” katanya.

Acara penutupan akhirnya dihibur dengan tarian Hermnois Multi Etnis dari Sanggar Kesumba Mempawah. Sedangkan untuk tuan rumah MTQ ke XXVII tingkat Kabupaten Pontianak 2012, hasil keputusan pengurus LPTQ Kabupaten Pontianak, tuan rumah dipercayakan kepada Kecamatan Segedong.

PETI Mejadi Ancaman Sungai Mempawah

                                         Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Dandim Mempawah, Parlindungan Sirait, menilai Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) menjadi ancaman utama terjadinya pencemaran Sungai Mempawah. Mengatasi permasalahan tersebut, dirinya berusaha merangkul masyarakat, terutama pekerja PETI agar tidak melaksanakan aktivitasnya.

“Saya lihat PETI ini, masih marak. Ini harus dihentikan, jangan sampai Sungai Mempawah menjadi rusak. Maka saya akan berusaha menertibkan dari daerah hulu dulu, terutama di Kabupaten Landak, yang masih marak PETI nya. Cara kita dengan pendekatan dan memberikan pengertian, terutama dampak PETI yang bisa merusak alam, dan merugikan manusia sendiri,” katanya.

Lanjutnya lagi, pihaknya akan coba meninjau langsung ke lokasi-lokasi PETI yang aktif, dan mengharapkan pemilik PETI menghentikan pekerjaannya. Karena kerusakan lingkungan disebabkan PETI sudah sangat besar, bahkan bisa menimbulkan wabah penyakit bagi masyarakat.

“Minimal kita bisa mengurangi aktifitas PETI ini, karena tidak mungkin kita bisa menghentikan semuanya. Kita sebenarnya tidak melarang para pekerja tambang emas ini untuk bekerja, tapi limbahnya jangan dibuang di sungai, sehingga air sungai jadi tercemar,” katanya.

Dusun Lada Tak Tersentuh Pendidikan

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Pendidikan merupakan sektor penting menciptakan sumber daya manusia (SDM) berkualitas. Pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, selalu berusaha meningkatkan kualitas pendidikan dengan menganggarakan dana lumayan besar bentuk perhatian di sektor pendidikan.

Namun di Dusun Kembang Lada, Desa Bukit Batu, Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Pontianak,  sangat jauh tersentuh pembangunan walaupun Pemda telah mengusahakan pemerataan pembangunan. Baik sektor kesehatan, akses transportasi darat, dan sektor pendidikan sama sekali belum dirasakan masyarakat yang sudah puluhan tahun tinggal di pelosok Kecamatan Sungai Kunyit itu.

“Daerah kami, sudah puluhan tahun tidak pernah tersentuh pembangunan oleh Pemerintah Kabupaten Pontianak maupun provinsi Kalbar. Disini hanya ada bangunan SD, itu pun sudah tidak dipergunakan lagi akibat tidak adanya tenaga pengajar. Akibatnya, anak-anak di sini rata-rata tidak bisa membaca dan menulis,” kata Tajuin, Ketua RT Dusun Lada, ditemui saat Kodim 1201/Mph, melaksanakan kunjungan, Rabu (17/3), kemarin, dalam rangka melaksanakan karya bhakti membangun akses jalan tembus dari Gunung Bangkam menuju Dusun Kembang Lada serta rehabilitasi rumah ibadah.

Kemungkinan besar, tidak tersentuhnya akses pembangunan di Dusun Lada, disebabkan akses transportasi yang sangat sulit. Untuk menuju ke lokasi saja tidak bisa menggunakan jalur darat, tapi harus melalui jalur sungai menggunakan transportasi motor air selama 2,5 jam perjalanan. Sedangkan untuk mencukupi kehidupan sehari-hari, masyarakat setempat menggantukan hidup pada hasil perkebunan karet.

 “Warga disini berjumlah 32 KK. Menyadap karet merupakan mata pencarian masyarakat kami. Hasil karet kami jual Kecamatan Sungai Duri, Kabupaten Bengkayang, hasil penjualannya kemudian kami pergunakan untuk membeli bahan-bahan pokok seperti beras, minyak goreng dan lain sebagainya,” ungkapnya.

Sementara itu, Dandim 1201/Mph, Parlindungan Sirait, di lokasi kegiatan mengatakan, karya bakti ini memang sengaja dipusatkan di Dusun Kembang Lada menilik minimnya sentuhan pembangunan di sana. Kegiatan Karya Bakti TNI sendiri, rencananya akan dilanjutkan dengan kegiatan Program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) khususnya untuk membuka akses jalan tembus melalui jalur darat menuju lokasi.

“Di sini, masyarakat hanya memiliki satu rumah ibadah dan satu bangunan sekolah yang sudah lama tidak dipergunakan. Kondisi ini yang membuat kami memusatkan kegiatan Karya Bakti TNI yang akan dilaksanakan selama sebulan. Mudah-mudahan, melalui dua kegiatan itu, masyarakat Dusun Kembang Lada dapat menggunakan jalur darat untuk keperluan bisnis maupun lainnya,” kata Sirait.

Gerilya Hut Japrra XV SMAN 01 Siantan

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Menciptakan generasi penerus bangsa yang berprestasi dengan memiliki jiwa patriotisme dan nasionalisme tinggi. Ketua Kwartir Cabang (Ka Kwracab) Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, menilai gerakan pramuka merupakan salah satu wadah yang tepat mencapai tujuan tersebut.

“Melalui pramuka, akan mengasah keterampilan siswa. Pramuka mengajar kedisplinan, melalui berbagai kegiatan seperti LKBB, tali temali, out bond dan kegiatan lainnya, yang memiliki manfaat besar jika adik-adik telah dewasa nanti. Apalagi adik-adik pramuka merupakan generasi penerus bangsa dan negara,” kata Rahmad, saat membuka perkemahan membuka perkemahan Hut ke XV Gudep 05009-05010 Jenderal Sudirman-Nyi Agen Serang (Japrra) di pangkalan SMAN 01 Siantan, Jumat (26/2), kemarin.

Ketua DPRD Kabupaten Pontianak ini, merasa dirinya bisa menjadi seperti saat ini, dikarenakan didik melalui gerakan pramukan, Baik ilmu organisasi, kepemimpinan dan komunikasi. Untuk itu, dirinya berpesan agar, gerakan pramuka di Kabupaten Pontianak terus ditingkatkan lagi, sehingga para generasi muda bisa terhidnar dari berbagai kegiatan negatif seperti asusila, penggunaan narkoba dan minum minuman keras.

“Saya merasakan sendiri, manfaat ikut pramuka. Kita akan mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan, bahkan ilmu yang paling tinggi ada di pramuka, yaitu ilmu komunikasi. Siapa mampu menguasai komunikasi, maka dia akan mengusai dunia,” katanya, mengutip pernyataan bijak mantan Presiden RI pertama, Ir Sukarno.

Sedangkan Kepsek SMAN 01 Siatan, Sri Mulyani, selaku Kak Mabigus, sangat mendukung pa yang dilaksanakan siswanya. Melalui pramuka selain meningkatkan keterampilan siswa, juga dapat mengharumkan nama sekolah dan daerah. Perkemahan sendiri diikuti, 308 peserta dengan 38 pendamping dan 31 peninjau dari penggalang SD dan SMP Kecamatan Siantan, Segedong, bahkan 1 Gusep dari Kecamatan Sungai Pinyuh.

“Pihak sekolah sangat mendukung kegiatan ini. Hut Gudep, setiap 2 tahun sekali kami laksanakan. Prestasi yang diraih dari kegiatan pramuka juga cukup banyak, bahkan pernah juara umum di tingkat provinsi,” katanya.

TPA Wadah Mendidik Moralitas Anak

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Tempat Pendidikan Al-Quran (TPA), dinilai Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, selain mengajarkan para santri baca tulis Al-Quran. Tapi juga menjadi wadah pembinaan moralitas anak dari usia dini.

“Anak-anak merupakan kader penerus bangsa, jika kader ini rusak maka rusak juga bangsa ini. Saya menilai TPA merupakan wadah yang tepat membina moralitas anak, sehingga tumbuh menjadi generasi Islami dan siap membangun bangsa ini,” kata Rahmad Satria, saat melaksanakan kahataman Al-Quran dan wisuda gabungan santri TPA Kecamatan Siantan dan Segeding, di kediaman pribadinya di Wajok Hilir, Kecamatan Siantan, Minggu (21/2), kemarin.

Sebelum dilaksanakan wisuda dan khataman Al-Quran sebanyak 97 santri TPA. Santri TPA bersama orang tua, dewan guru dan masyarakat melaksanakan pawai dengan kendaraan dengan menampilkan Marching Band Satria SMAN 01 Siantan dan Segedong. Acara tersebut, jugha dihadiri Camat Siantan, Herman, mewakili Bupati Pontianak dan Staf Kantor Departemen Agama Kabupaten Pontianak, H. Yusman dan tokoh masyarakat setempat.

Rahmad juga selaku Dewan Pembina TPA Kecamatan Segedong, juga mengharapkan TPA di Kabupaten Pontianak terus berkembang dan lebih maju dalam mendidik anak-anak. Selain itu, dirinya juga mengupayakan dalam APBD, setiap kegiatan TPA di surau, masjid atau di mana saja, mendapat uang pembinaan.

“Kita juga mengharapkan seluruh elemen masyarakat, bisa memberikan motifasi bagi seluruh TPA. Peranan TPA bagi anak-anak sangat penting, menciptakan kader penerus pembangunan bangsa,” katanya.

Sedangkan  Staf Depag Kabupaten Pontianak, Yusman, mengharapkan Pemda memberikan perhatian serius kepada anak-anak TPA. Apalagi memiliki prestasi gemilang dalam baca tulis Al-Quran, sehingga Kabupaten Pontianak memiliki qori dan qoriah terbaik, yang mampu bersaing ditingkat daerah maupun nasional.

“Prestasi anak-anak TPA juga harus diperhatikan. Semoga memotivasi mereka lebih giat belacar baca tulis Al-Quran, minimal yang berprestasi mendapatkan bonus atau dana pembinaan,” katanya.

Event Budaya Robo-Robo, Daya Ungkit Menyukseskan Pembangunan

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Puncak acara event budaya robo-robo yang memperingati kedatangan Raja Mempawah Opu Daeng Manambon dari kerajaan Matan Sukadana Ketapang ke Mempawah, Rabu (10/2), kemarin, berjalan dengan sukses. Walaupun harus disambut hujan disertai angin kencang, saat Pengeran Ratu Mulawangsa Mardan Adijaya Kusuma Ibrahim, bersama istri dan kerabat kraton akan mendarat dermaga Pelabuhan Perikanan Internasional (PPI) Kuala Mempawah.

Kedatangan Pengeran Ratu Mulawangsa Mardan Adijaya Kusuma Ibrahim, langsung disambut Bupati Pontianak, Ria Norsan, Asisten II Sekda Kalbar, Maryadi, serta para muspida dan undangan. Sedangkan ribuan masyarakat, juga terlihat memenuhi pelabuhan Kuala mempawah tersebut, walapun harus rela kehujanan.

Pengeran Ratu Mulawangsa Mardan Adijaya Kusuma Ibrahim, dalam sambutannya, mengatakan tradisi robo-robo memiliki nilai budaya dan kemanusian  yang harus dipertahankan. Budaya memiliki nilai pemersatu, bukan sumber perpecahan.

“Jangan mempertajam perbedaan suku, agama, dan etnis. Saya yakin bangsa kita tidak akan maju. Mari kita pertahankan budaya, asalkan tidak menyalahi keyakinan pribadi sebagai orang beragama. Terpenting, kalau banyak manfaatnya masri kita jalankan, kalau banyak mudaratnya sebaiknya ditinggalkan,” katanya.

Sedangkan Bupati Pontianak, Ria Norsan, event budaya robo-robo merupakan  salah satu event budaya yang bisa menumbuh dan menyukseskan Visit Wisata Kalbar 2010. Robo-robo kedepannya akan dikemas secara baik, sehingga semakin menarik wisatawan baik dari dalam negeri maupun manca negara untuk berkunjung di Kalbar, khususnya di Kabupaten Pontianak.

“Event budaya robo-robo, sangat strategis menarik wisatawan. Apalagi merupakan event wisata terbesar pertama yang dilaksanakan di Kalbar. Kita berharap melalui robo-robo ini, dapat daya ungkit dalam menyukseskan pembangunan di Kabupaten Pontianak,” katanya.

Lanjutnya lagi, event budaya robo-robo juga merupakan penggerak sektor perekonomian masyarakat setempat. Untuk itu, event budaya robo-robo perlu dilestarikan dengan adanya dukungan semua stekholder bagi pemerintah, masyarakat dan para pengusaha yang bergerak disektor parawisata.

“Sektor wisata, jangan di pandang sebelah mata, karena dapat menggerak sektor-sektor lainnya, seperti membuka lapangan kerja, menambah pendapatan daerah, namun yang tidak kalah penting menumbuh kembangkan rasa memiliki terhadap potensi kekayaan budaya daerah yang menjadi modal dasar dalam membangun bdaerah, bangsa dan negara ini,” katanya.

Sedangkan Asisiten II Sekda Provinsi Kalbar, Maryadi, yang mewakili Gubernur Kalbar, Cornelis, mengatakan seni budaya memmiliki peran dalam membangun hubungan dan keharmonisan antara pemimpin dan masyarakat, terutama dalam membangun kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, Pemda Provinsi Kalbar bersama kabupaten/kota, harus bisa melaksanakan program Visit Kalbar 2010, sehingga objek wisata maupun event budaya di Kalbar, bisa menarik minat wisatawan.

“Kita memiliki event budaya yang potensial menarik minat wisatawan. Seperti robo-robo ini, Cap Go Me, Naik Dango dan berbagai kegiatan wisata lainnya. Maka melalui keanekaragaman adat istiadat dan budaya, yang telah menjadi modal dasar membangun bidang pariwisata dan kebudayaan Kalbar, harus perlu digali dan dikembangkan,” katanya.

Batalyon 643/WS Serobot Lahan Warga ?

Belum Ada Jalan Penyelesaian
   
Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Sengketa kepemilikan tanah antara warga Dusun Peladis, Desa Kepayang, Kecamatan Anjongan dengan Kompi Bantuan Batalyon 643 Wanara Sakti (WS), belum ada jalan penyelesaiannya. Selasa (9/2), kemarin, pihak Batalyon 643 WS, melaksanakan pengukuran tanah yang diklim mereka, dengan disaksikan warga dan Komisi A DPRD Kabupaten Pontianak.

“Kita memiliki surat pembelian tanah ini, serta memiliki peta lahan yang tidak pernah berubah sejak tahun 1977. Selain itu, tenah ini, telah menjadi inventrarisasi kekayaan milik negara (IKMN). Pengukuran ini, dalam upaya untuk mencari solusi terbaik mencari penyelesain masalah ini,” kata Kaur Investasi Tanah dan Bangunan (Intanbang) Kodam VI/Tanjungpura, Firmansah, ditemui saat melaksanakan pengukuran luas lahan Kompi Bantuan Batalyon 643 WS.

Sedangkan Danyon 643/WS Anjongan, Herlan Budi Hermawan, menjelaskan Batalyon 643/WS Anjongan, hanya menempati lokasi. Permasalahan lahan, merupakan tugas bagian Intanbang Kodam VI/Tanjungpura.

“Kita hanya menempati lokasi ini. Masalahan lahan tanah, kita serahkan bagian Intanbang menyelesaikannya. Terutama terkait, kejelasan kepemilikian tanah dengan instansi terkait maupun hukum,” katanya.

Lanjutnya lagi, pihaknya juga akan melakukan koordinasi bersama masyarakat dan kepala desa, terutama terkait masyarakat yang berdomisili di lahan milik Batalyon 643/WS Anjongan, agar tidak menempati lagi lahan tersebut. Sehingga pihak Batalyon 643/WS Anjongan tidak harus melakukan pembongkaran.

“Kita akan menempati tanah yang telah disahkan. Penyelesaian masalah ini, tentu membutuhkan waktu lama. Tapi kita minta lahan milik TNI yang ditempati masyarakat, jangan ditempati lagi. Karena kalau terus dibiarkan, sedangkan masyarakat telah membangun rumah secara permanen, pasti menimbulkan masalah lagi,” katanya.

Masalah pihak Batalyon 643/WS Anjongen belum memiliki sertifikat kepemilikan tanah, dijelaskan, Herlan, dikarenakan masih terkendala dana yang terbatas. Sedangkan mengenai adanya kebun masyarakat, yang dibabat  pihak Batalyon, pihaknya akan menyelesaikan secara kekeluargaan dan siap bertanggungjawab atas kesalahan yang dibuat bawahannya.

“Kita akan bertanggung jawab atas kerusakan kebun warga. Kemungkinan kesalahan itu, akibat kesalahan bawahan dalam melihat peta, maka secara jantan kita akan meminta maaf dan bertanggungjawab,” katanya.

Warga yang merasa tanahnya dicaplokt dan kebunnya dipangkas, Martikan, meminta permasalahan sengketa tanah ini, segera diselesaikan. Sehingga kedepannya tidak lagi menimbulkan konflik antara warga dan pihak Batalyon 643/WS Anjongan.

“Saya memiliki SKT sejak tahun 1962. Saya bahkan tidak pernah merasa menjual tanah ini. Kita meminta secepatnya diselesaikan,” katanya.

Selain itu, Kades Kepayang, Benny Eryadi, juga menyesalkan pihak Batalyon 643/WS Anjongan, yang mengklim dan membabat kebun pisang warga tanpa melakukan koordinasi dengan masyarakat.

“Masyarakat kami, memiliki bukti kepemilikan sertifikat tanah dan SKT, tapi mengapa  pihak TNI bisa mengklim bahwa tanah ini, milik mereka. Bahkan ada sekitar 40 rumah disini, yang diklim masuk tanah mereka,” kata Benny

Menanggapi persoalan, Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Pontianak, Susanto, belum bisa memberikan keputusan, karena harus melakukan koordinasi kembali dengan pihak terkait seperti Badan Pertanahan Nasional, TNI dan warga, guna mencari titik terang penyelesaian permasalahan tersebut.

“Kita tidak bisa memutuskan ini, tanah milik warga atau TNI. Tapi kita bakal melakukan koordinasi ke instansi yang berwenang terhadap permasalahan pertanahan ini. Bisa saja TNI mengklim tanah milik mereka. Tapi masyarakat juga memiliki kekuatan hukum berupa sertifikat tanah dan SKT,” katanya.

Stock Beras Nasional Aman

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Masyarakat Indonesia tidak bakal kekurangan stock beras. Produksi beras setiap tahun terus meningkatkan. Bulog sendiri akhir 2009, masih menyimpan 1,7 juta ton beras, bahkan pemerintahn pusat memiliki cadangan beras 500 ribu ton.

“Stock beras kita dibulog masih 1,7 juta ton. Ketersedian ini, merupakan sejarah terbesar di Indonesia. Jika bulog diminta melakukan operasi pasar dan mempercepat penyaluran raskin mereka sangat senang, karena beras disimpan selama 7 bulan, juga tidak baik,” kata Menteri Pertanian RI, Siswono, usai menggelar panen perdana di Desa Peniraman, Kecamatan Sungai Pinyuh, Selasa (26/1), dengan didampingi Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya dan Bupati Pontianak, Ria Norsan, yang sekaligus menyerahkan bantuan alat pertanian kepada kelompok tani.

Apalagi melihat potensi lahan pertanian di Indonesia yang sangat luas. Bahkan diperkirakan panen padi se-Indonesia bulan Januari ini mencapai 400 ribu hakter, Februari diprediksi mencapai 1,3 juta hakter dan Maret mencapai 2 juta hakter. Adapun kenaikan harga beras dipasaran, disebabkan faktor psikologis. Seperti terjadi banjir, atau distribusi beras yang tidak lancar dikarenakan faktor gelombang tinggi, serta sisitem tanam yang terlambat.

“Data-data ini, menunjukan Indonesia tidak akan kekuarangan suplai pangan khusus beras. Sampai saat ini suplay lancar, di pasar Cipinang Jakarta masih normal 20 ribu ton perhari. Sedangkan masalah banjir, sama sekali tidak  mempengaruhi keniakan harga, karena banjir masih dalam skala kecil,” katanya.

Selain itu, dirinya juga berharap melihat luasnya wilayah Kalbar. Masyarakat Kalbar, disarankan tidak hanya menanam padi, tapi juga bisa bergerak dibidang peternakan, perkebunan, sehingga target Presiden RI, Susilo Bambang Budiono, meningkatkan swasembada beras dapat terwujud.

“Wilayah Kalbar, sangat luas. Saya melihat tanaman padi saja bisa menguning diantara pohon-pohon kelapa, berarti sistem pertanian tumpang sari juga dapat dilaksanakan dalam rangka peningkatan swasembada pangan,” katanya.

Sedangkan Bupati Pontianak, Ria Norsan, sangat berharap kehadiran Menteri Pertanian, bisa memicu dan meningkatkan produktivitas sektor pertanian Kabupaten Pontianak, sehingga dapat menjadi lubung padi Kalbar, seperti sebelum terjadi pemengkaran.

“Setelah pemengkaran luas Kabupaten Pontianak semakin kecil, bahkan menjadi kabupaten terkecil se-Kalbar. Tapi saya optimis dengan kedatangan menteri pertanian bisa memberikan kemajuan produktivitas  pertanian kita,” katanya.

Lanjutnya lagi, tidak hanya disektor tanaman padi akan terus dipicu peningkatan produktivitasnya, tapi Kabupaten Pontianak juga harus mampu meningkatakan produksi tanaman pangan non beras  seperti nenas, jagung, singkong, kedelai maupun tanaman holtikultura lainnya.

“Kedatangan beliau merupakan berkah kemajuan pertanian di Kabupaten Pontianak. Semoga sektor pertanian mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat sehingga upaya meningkatkan kesejahteraan hidup para petani dapat terwujud,” katanya.