Minggu, 25 Juli 2010

Senam Sehat Askes Bertabur Door Prize

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Dalam rangka memeriahkan Hut PT Askes Ke 42. Pemda Kabupaten Pontianak bersama PT Askes, Jumat (23/7), kemarin, menggelar senam sehat dan medical check up dan pemeriksaan pap smear di Halaman Kantor Bupati Pontianak.

Kegiatan yang dihadiri langsung Bupati Pontianak, Ria Norsan dan Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto, diikuti oleh  ratusan peserta baik kepala dinas intansi, Mupsida, PNS, pelajar dan masyarakat, berlangsung meraih. Apalagi peserta yang mengikuti senam sehat, disediakan doop prize menarik dari PT Askes berupa TV, sepeda, kulkas, mesin cuci dan hadiah menarik lainnya.

Bupati Pontianak, Ria Norsan, dalam kesempatan tersebut, mengucapkan terima kasih kepada PT dan seluruh jajarannya yang telah menggelar senam massal. Dans angat mendukung PT Askes agar selalu meningkatkan kinerjanya secara profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

“Senam massal ini sangat berguna bagi kesehatan, diharapkan kegiatan seperti ini dapat terlaksana secara berkesinambungan, dan ke depan Pemda bersama PT Askes akan bermitra untuk mewujudkan Indonesia Sehat,” katanya.

Selain itu, Ria Norsan, juga menghimbau PT Askes agar selalu berupaya meningkatkan kualitas pelayanan bagi pesertanya, dengan mengembangkan strategi pelayanan  kesehatan dari sektor promotif dan preventif, melalui program sehat bersama Askes. Sehingga tujuan meningkatkan kesehatan peserta Askes, promosi kesehatan dengan mengajak peserta Askes untuk ikut bertanggungjawab terhadap kesehatan pribadi dan meningkatkan peran serta PT Askes dalam mendukung suksesnya program pemerintah menuju Indonesia Sehat tersebut.

“Saya juga menyarankan masyarakat Kabupaten Pontianak memahami tentang pentingnnya ansuransi kesehatan yang merupakan solusi yang tepat dalam mengatasi biaya kesehatan yang semakin lama, semakin meningkat. Walaupun tidak semua masyarakat memiliki Askes yang sama untuk memperoleh pelayanan kesehatan,” katanya.

Rabu, 21 Juli 2010

Proyek Embung Padi Desa Antibar Bocor

Kejaksaan Diminta Lakukan Penyelidikan

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Ketua Partai Bintang Reformasi (PBR) Kabupaten Pontianak, Darwis Sanjaya, menilai pekerjaan proyek embung di Desa Antibar, Kecamatan Mempawah Hilir, dibangun tidak sesuai bestek. Banyak ditemui kebocoran bak penampungan air yang diperuntukan untuk mengaliri sawah saat musim kemarau.

“Kualitas  pekerjaan rendah, saya rasa tidak sesuai perencanaan. Banyak terdapat kebocoran, bahkan air yang ditampung setiap hari mengalami penyusutan sampai 20 cm. Untik itu, kita minta pihak kejaksaan lakukan penyelidikan, terkait indikasi penyimpangan anggaran terhadap pembangunan embung padi tersebut,” katanya.

Bahkan Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Pontianak ini, menjelaskan saat turun di lapangan telah menemukan kerusakan lainnya pada pekerjaan embung padi tersebut. Misalnya, beberapa bagian badan bak penampungan air yang terbuat dari semen itu retak-retak, dalam belum dilakukan perbaikan sama sekali.

“Adanya keretakan pada dinding bak penampungan air, semakin memperkuat dugaan kita kalau pekerjaannya bermasalah. Sebab, tidak mungkin suatu bangunan akan rusak, jika pekerjaanya dilakukan dengan baik sesuai perencanaan,” katanya.

Maka terkait kerusakan tersebut, Darwis, juga menilai disebabkan lemahnya kontrol dan pengawasan yang dilakukan dinas teknis yakni Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak), sehingga pekerjaan embung padi tidak terkesan asal jadi. Apalagi akibat kerusakan tersebut, masyarakat petani tidak dapat memanfaatkan embung padi secara maksimal.

“Selaku dinas teknis, seharusnya Distanak dapat menjalankan fungsi. Kita tidak tahu bagaimana kontrol dan pengawasan oleh Irda mauppun Distanak. Kalaulah dinas teknis dapat menjalankan tugas pengawasannya dengan maksimal, diyakini permasalahan seperti ini tidak akan terjadi. Untuk itu, kita  minta aparat hukum Kejari Mempawah turun melihat proyek tersebut. Jika benar ditemukan bukti-bukti yang mengarah pada penyimpangan dan lainnya, kita mintakan agar ditindak tegas sesuai ketentan dan aturan hukum yang berlaku,” tegasnya.

Jalan Segedong Rusak Parah

Dewan Bakal Panggil PT Djarum

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Menanggapi laporan masyarakat terhadap kondisi Jalan Kebun Jeruk, Desa Segedong, yang rusak parah akibat aktivitas transportasi PT. Djarum yang bergerak dibidang perkebunan sawit. Melihat kondisi jalan yang rusak Komisi C DPRD Kabupaten Pontianak, berencana memanggil pihak perusahaan untuk bertanggungjawab atas kerusakan jalan tersebut.

“Akibat aktivitas PT Djarum, kondisi jalan masyarakat setempat rusak parah. Kita berharap Pemda segera menyelesaikan masalah ini. Dan dalam waktu dekat kita berencana memanggil pihak perusahaan dan dinas instansi terkait menyelesaikan masalah kerusakan jalan tersebut,” kata Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Pontianak, Darwis.

Apalagi ada desakan masyarakat meminta kerusakan jalan segera diperbaiki. Untuk itu, Komisi C berharap pihak perusahaan bisa memberikan timbal balik melakukan perbaikan jalan, apalagi jalan yang rusak baru belum satu tahun diperbaiki melalui dana APBD Kabupaten Pontianak.

“Bahkan ada usulan dari pemerintah kecamatan agar kerusakan jalan segera dianggarkan. Tetapi jika dianggarkan perbaikan Jalan Kebun Jeruk itu, maka yang menikmati jalan pihak perusahan. Oleh kerana itu, perlu adanya upaya sinergi untuk mencari solusi dalam perbaikan kerusakan jalan tersebut,” katanya.

Pelepasan Atlet Porprov Kalbar ke X


Dana Minim, Prestasi Harus Tetap Baik

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Kotingen Kabupaten Pontianak terdiri dari 420 orang, terdiri dari 320 atlet, 54 pelatih, 23 ofesial dan 23 panitia, yang bakal berlaga di Pekan Olaharga Provinsi (Porprov) ke X. Senin (19/7), kemarin, resmi dilepas Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto, di Halaman Kantor Bupati Pontianak.

Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto, mengharapkan para atlet yang akan bertanding dalam perebutan medali pada Porprov nanti, bisa memberikan prestasi yang terbaik. Minimal mampu mempertahankan juara umum runner up pada Porprov ke IX.

“Kita sadari, Kabupaten Pontianak tidak memiliki cukup dana untuk memuaskan semua atlet yang akan berlaga. Namun tumbuhkan semangat juang untuk meraih prestasi terbaik. Saya yakin, bupai tidak akan tinggal diam jika semua atlet memberikan yang terbaik dan  mengharumkan nama daerah,” katanya.

Lanjutnya lagi, Rubijanto, juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pelatih cabang olaharaga yang telah bekerja optimal mempersiapkan atlet-atlet yang akan berlaga di Porprov.

“Saya juga bangga, Kabupaten Pontianak tidak ada mengambil atlet dari luar daerah atau dari luar Kalbar. Marilah kita bersama kibarkan bendera Kabupaten Pontianak di Porprov ini,” katanya.

Sedangkan Ketua KONI Kabupaten Pontianak, Ali Bakar, mengenai target di Porprov, pihak tidak terlalu membebani atlet dan tidak tidak memasang target berlebihan.

“Kita tidak mau menekan atlet harus merebut mendali, karena ini bisa membebani atlet saat bertanding. Tapi kita terus memberikan sport agar atlet bisa tampil maksimal saat bertanding nanti,” katanya.

Selain itu, Ketua Harian Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (IKASI) Kabupaten Pontianak, Trisna Jaya, mengatakan tim anggar Kabupaten Pontianak akan bertusaha mempertahankan juara umum perebutan mendali di cabang olahraga anggar. Apalagi melihat persiapan anak asuhnya sudah sangat matang.

“Tahun lalu, kita dari cabang anggar mampu merebut lima medali emas dan menjadi juara umu. Minimal tahun ini, kita  bisa mempertahankan juara umum perolehan medali di cabang anggar ini,” katanya.

Selasa, 13 Juli 2010

Minat Masyarakat Ke Posyandu Berkurang

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, M. Subuh, mewakili Gubernur Kalbar, Cornelis, Kamis (8/7), kemarin, membuka Jambore Posyandu tingkat Provinsi yang diselenggarakan di kawasan GOR Opu Daeng Manambon Mempawah, Kabupaten Pontianak. Selain Jambore Posyandu, juga dilakukan kampanye dan pameran kesehatan.

Dalam sambutannya, Subuh, mengatakan jambore kader posyandu merupakan upaya peningkatan kinerja kader posyandu dalam ikut serta mengwujudkan keberhasil pembangunan kesehatan di masyarakat. Apalagi Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

 “Salah satu upaya peningkatan kinerja Posyandu adalah dengan melakukan pembinaan secara terkoordinasi dan berkesinambungan. Selain itu, dengan Posyandu, kita juga berupaya mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak, serta memberikan peleyanan kesehatan kepada ibu, anak dan balita meliputi pememnuhi gizi, imunisasi, KB dan penanggulangan penyakit,” kata Subuh, dihadapan para kader Pasyandu dari kabupaten/kota se Kalbar.

Selain itu, Subuh, juga mengajak kader Posyandu meningkatkan kinerjanya dalam rangka mengrangkul masyarakat agar aktif mendatangi Posyandu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ibu, anak dan balita di Posyandu. Sehingga hak ibu, anak dan balita untuk sehat, pendidikan, bermain, tumbuh dan berkembang secara wajar bisa terpenuhi.

“Kita lihat, beberapa tahun terakhir ini adanya penurunan minat masyarakat ke Posyandu. Untuk itu, kader Posyandu jangan bosan mengajak masyarakat mendatangi Posyandu setiap sebulan sekali, karena kader Posyandu merupakan duta pembangunan kesehatan, tanpa kader Posyandu pembangunan kesehatan akan mengalami kesulitan, teruatama di daerah yang sulit dijangkau,” katanya.

Sedangkan Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto, menilai manfaat Posyandu bagi masyarakat sangat besar, terutama dalam mendapatkan informasi serta pelayanan kesehatan bagi anak balita dan ibu. Dan dengan adanya Posyandu kesehatan anak balita akan terus terpantau sehingga tidak ada yang menderita gizi buruk. Adapun kegiatan Jambore Kader Posyandu sendiri diikuti 14 kabupaten/kota se Kalbar, hanya Kabupaten Melawi yang tidak mengirimkan utusan. Peserta terdiri dari 90 kader Posyandu, beserta tim pendamping dari dinas kabupaten/kota. Kegiatan yang dilaksanakan berupa pameran hasil karya kader, outbond terdiri lomba pelayanan Posyandu, peberian ASI, tanaman obat keluarga, penjernihan air dan pemberian makanan tambahan, serta pentas seni.

“Dengan jambore kader Posyandu ini, kita berharap meningkatnya pengetahuan kader tentang pengolahan Posyandu, serta memotivasi para kader dalam meningkatkan peran Posyandu,” katanya.


Senin, 05 Juli 2010

58 KK Tinggal Dipengungsian

Longsor Bukit Peniraman

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Khawatir tanah Bukit Peniraman kembali longsor. Sekitar 58 KK yang tinggal di kaki  Bukit Peniraman terpaksa harus tinggal di Posko Pengungsian di Pondok Pesantren Salafiyah Desa Peniraman.

“Saat ini, untuk pulang ke rumah masih sangat rawan, Sehingga sekitar 58 KK, terpaksa diungsikan demi mencegah terjadi korban jiwa,” kata Wakil Ketua Rt 05, Dusun Babussalam, Desa Peniraman, H. Hasan, ditemui di Posko Pengungsian, Senin (5/7), kemarin.

Lanjutnya lagi, warga yang mulai mengungsi sejak Minggu (5/7), kemarin, juga telah mendapat bantuan logistik dari pemerintah daerah melalui Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pontianak, Badan Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana, serta para donatur yang berupa beras, mie instan, ikan kaleng, kecap, selimut dan tikar.

“Kami yang tinggal di sini, untuk makan telah medapat bantuan dari Pemda dan donator. Dan untuk pulang ke rumah kami masih menunggu informasi dari aparat pemerintahan,” katanya.

Bupati Pontianak, Ria Norsan, bersama Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto, yang meninjau langsung lokasi tanah longsor yang mengakibatkan 6 rumah warga ambruk, meminta warga yang berdomisili tidak mendirikan bangunan didekat kaki-kai bukit. Dan Pemda kabupaten Pontianak juga akan melakukan penertiban para penambang untuk tidak mengekspolitasi dari bawah bukit.

“Kita minta masyarakat, tidak menambang di lokasi yang rawan longsor. Tapi untuk menghentikan secara keseluruhan, tidak mungkin karena seluruh masyarakat di Desa Peniraman ini, bermata pencarian sebagai penambang galian C,” katanya.

Untuk itu, Ria Norsan, menjelaskan Pemda masih mencari solusi terbaik, sehingga aktivitas pertambangan tidak mengakibatkan tanah longsor, dengan mengarahkan warga tidak menambang di bawah bukit.

“Jika perlu kita akan membuat peraturan melarang dilakukan penambangan di daerah-daerah yang rawan longsor. Terutama tambang-tambang tradisonal yang tidak memiliki izin penambangan,” katanya.

Sedangkan untuk logistik bagi para warga yang mengungsi, Ria Norsan, mengatakan tidak ada permasalahan, berkat koordinasi Pemda, Kodim Mempawah, Polres dan masyarakat setempat, sudah berjalan dengan baik.

“Untuk beberapa hari ini, kita minta warga menghentikan aktivitas pertambangan dulu. Sedangkan rumah warga yang ambruk, kita minta agar dibangun jauh dari lokasi pertambangan. Pemda sendiri akan bekerjasama dengan Depsos untuk membantu biaya pembangunan,” katanya.

Minggu, 04 Juli 2010

Bukit Peniraman Longsor Enam Rumah Terkubur

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Enam rumah warga Dusun Teratai, Desa Peniraman, Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Pontianak, Minggu (4/7), kemarin, tertimbun tanah longsor, menyusul hujan deras yang terjadi di selama dua hari berturut-turut.

Seluruh rumah yang terkubur dalam kondisi rusak parah, bahkan hampir tidak ada harta benda yang dapat diselamatkan. Menurut salah satu pemilik rumah, Sauri, menjelaskan sejak Sabtu, masyarakat setempat sudah melihat kondisi bukit Peniraman yang menjadi lokasi pertambangan, terlihat tanda akan longsor. Tanah-tanah dari atas bukit berjatuhan, sehingga warga yang berdomisili disekitar bawah bukit disarankan mengungsi ditempat aman dari bencana longsor.

“Saya sama keluarga sejak kemarin, sudah mengungsi. Karena tanda tanah akan longsor sudah terlihat, namun anak saya sempat tidak mau ikut. Beruntung setelah dipujuk dia mau ikut mengungsi,” katanya.

Sedangan salah seorang warga lagi yang rumahnya ikut tertimbun longsor, Ernawati, menjelaskan saat kejadiannya, dirinya tidak berada di rumah karena sedangan berada di rumah keluarga di Sungai Pinyuh. Dirinya tahun dari suaminya, Kadir, yang bekerja di Malaysia melalui telepon.

“Saya dari dari suami saya. Saat saya lihat rumah saya sudah tertimbun tanah dan tidak ada yang dapat diselamatkan,” katanya.

Sedangkan Ketua Rt 01/Rw 01 Dusun Teratai, Desa Peniraman, H. Ismail, menjelaskan sejak Sabtu, dirinya sudah menyarankan warga yang tinggal di bawah bukit Peniraman agar segera mengungsi.

“Mengantisipasi adanya korban jiwa, kita sudah minta warga mengungsi. Ternyata benar, sekitar pukul 12.00 Wib, terjadi longsor,” katanya.

Camat Sungai Pinyuh, M. Shaleh, yang berada dilokasi kejadian, mengatakan pihak kecamatan untuk mengantisipasi adanya jatuh korban, telah mengambil langkah menyediakan posko bantuan di Madrsyah Darajul Ullum Peniraman, dan akan segera membangun posko bantuan bencana dan dapur umum.


“Melihat kondisi tanah yang mudah longsor. Kita menyarankan sekitar 50 KK di dekat Masjid Babussalam Peniraman, agar mengungsi. Karena lokasi itu, juga pernah mengalami kejadian longsor yang menelan korban jiwa tahun 1991,” katanya.

Melihat seringnya terjadi tanah longsor di Bukit Peniraman, Shaleh, berencana akan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk memebrikan pengarahan kepada warga Desa Peniraman, untuk tidak terlalu mengekspolitasi tanah bukit Peniraman.

“Nanti kita akan kordinasikan dengan Pemda, bagaimana agar Bukit Peniraman tidak terlalu diekspolitasi dan warga kita sarankan tidak membangun rumah di bawah bukit,” katanya.

Mengetahui adanya pristiwa bencana, Parlindungan Sirait, juga langsung terjun kelokasi kejadian. Dia juga menghimbau agar warga yang tinggal dibawah bukit agar segera melakukan mencari lokasi aman.

“Demi keselamatan, kita saran lebih baik warga mengungsi agar tidak terjadi korban jiwa,” katanya.

Adapun enam warga yang tertimbun Hj Sauri, Kadir, Kakang, Mislun, Naji dan Sahruji. Sedangkan menurut catatan peristiwa  tanah longsor di Bukit Peniraman, sudah terjadi sebanyak tiga kali. Tahun 2009, merupakan peristiwa tanah longsor terbesar, yang menelan korban jiwa. Kedua pada 10 Januari 2003, juga terjadi musibah longsor tanah dan bebatuan di daerah perbukitan Gambir, Desa Peniraman, yang menimpa tujuh rumah penduduk menewaskan 10 warga, di antaranya lima anak dan seorang ibu hamil tujuh bulan.

“Setahu saya kejadian ini, adalah yang ketiga kalinya. Tahun 1991, longsor terbesar yang menelan korban jiwa, tapi saya tidak tahu jumlah pastinya. Sedangan tahun 2003, juga terjadi hal serupa dan juga menelan korban jiwa, salah satunya ibu yang sedang hamil. Beruntung, untuk kejadian sekali ini, tidak ada korban jiwa,” kata Camat Sungai Pinyuh, M. Shaleh, melalui via telepon.

Jumat, 02 Juli 2010

Pencanangan Jumat Bersih, Bupati Garuk Sampah

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya kebersihan lingkungan. Pemda Kabupaten Pontianak, Jumat (2/7), kemarin, menggelar pencanangan gerakan Jumat Bersih yang langsung dibuka Bupati Pontianak, Ria Norsan, di Taman Air Mancur Kota Mempawah.

Ratusan masyarakat baik dari element dinas instansi, tokoh masyarakat, LSM, Duta Lingkungan Hidup, bahkan anggota Pemadam Api Mempawah juga ikut serta membersihkan lokasi pasar Mempawah. Bahkan di kantor dinas instansi di Kabupaten Pontianak, terlihat para pegawai saling bahu membahu membersihkan lingkungan kantor mereka.

Bupati Pontianak, Ria Norsan, mengatakan pelaksanaan Gerakan Jumat Bersih merupakan  tujuan Pemda untuk menumbuhkan kebersamaan dalam mengatasi permasalahan kebersihan lingkungan, sekaligus menimbulkan keinginan masyarakat untuk turut serta membantu menjaga kebrsihan lingkungan, sehingga Kabupaten Pontianak bersih dari sampah.

“Apabila kita hanya mengharapkan kinerja pemerintah dalam pengolahan sampah, saya rasa tidak akan berhasil tanpa peran serta masyarakat. Oleh karena itu, melalui ini adanya usaha saling bahu membahu antara pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi masalah kebersihan lingkungan, terutama masalah sampah,” kata Ria Norsan, yang jagu langsung ikut menggaruk sampah di lokasi Pasar Kota Mempawah.

Gerakan Jumat bersih sendiri, tidak hanya dilaksanakan di Kota Mempawah dan sekitarnya, tetapi akan terus berlanjut ke seluruh wilayah Kabupaten Pontianak.

“Kegiatan ini, setiap Juamt kita laksanakan. Tapi tidak hanya di Kota Mempawah, namun bergantian disetiap kecamatan. Karena kita ingin setiap individu maupun masyarakat bisa mengambil inisiatif dan proaktif mengatasi masalah kebersihan lingkungan,” katanya.

Jalan Provinsi Terancam Putus

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Sudah tiga kali dilakukan perehaban oleh Dinas PU Provinsi Kalbar. Kondisi jalan raya provinsi di depan Asrama Kodim Mempawah, tak jauh dari Taman Bestari, kembali ambruk, bahkan terancam putus jika tidak segera dilakukan perbaikan.

Bahkan melihat kodisi tersebut, Bupati Pontianak, Ria Norsan, Kamis (1/7), kemarin, langsung meninjau kondisi jalan yang semakin terendap dan miring ke arah Sungai Mempawah, karena turab baja tidak mampu menahan beban.

“Dinas PU Provinsi akan tetap mememperbaiki jalan ini dan akan mencari apa penyebabnya dengan melakukan korodinasi dengan konsultan ada tenaga teknis dari Untan. Tapi untuk sementara demi kenyamanan masyarakat, jalan ini akan ditinggikan sambil menunggu hasil kajian tenaga teknis, apakah masih bisa diantisipasi dengan turab atau bsia saja dibangun jembatan,” kata Ria norsan.

Sedangkan dari pihak Bina Marga Dinas PU Provinsi Kalbar, Aidil Ramsi, menjelaskan pihaknya akan terlebih dahulu mencari infromasi menyebab dan akibat membuat kodnisi jalan mudah ambruk. Namun dirinya belum bisa memastikan waktu hasil penelitian tenaga teknis terkait penyebab ambruk jalan provinsi tersebut.

“Tapi kita tetap melakukan perbaikan, karena ini adalah tanggungjawab kita. Kita tidak boleh membiarkannya, karena sesuai UU lalu lintas jika ada kecelakaan kita yang harus bertanggungjawab,” katanya.

Melihat kondisi jalan yang selalu ambruk tersebut, Anggota DPRD Kabupaten Pontianak, Trisna Jaya, menyarankan Dinas PU Provinsi Klabar memang seharusnya mencari solusi, tidak hanya terus meninggikan jalan dan dilapisi aspal baru. Tapi Dinas PU Provinsi Kalbar berkoordinasi dengan Dinas PU Kabupaten Pontianak, maupun instansi terkait sehingga tidak terjadi pemborosan anggaran.

“Kalau bisa Dinas PU Provinsi harus berkoordinasi dengan pihak yang lebih memahami kondisi tekstur tanah di Kota Mempawah ini. Tapi jika memang sudah tidak bisa diperbaikan dan amblas terus, lebih baik bangun jembatan saja,” katanya.

Distanak dan Diskes Bentuk Posko Antisipasi H5NI

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Ditemukannya kasus flu burung (H5N1) di Kota Pontianak, telah menimbulkan keresahan berbagai kalangan masyarakat di Kalbar. Di Kabupaten Pontianak dalam mengantisipasi virus yang membahayakan tersebut, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) dan Dinas Kesehatan (Diskes), telah membentuk posko antisipasi H5N1.

“Selain meningkatkan kewaspadaan dengan pengawasan ketat terhadap lalu lintas ternak yang keluar dan masuk di Kabupaten Pontianak, serta melakukan penyemprotan kadang unggas. Distanak juga telah membentuk pos pengaduan jika ditemukan ada gejala flu burung di lingkungan masyarakat,” kata Plt Kepala Distanak Kabupaten Pontianak, Buntaran, ditemui saat berkoordinasi dengan Kepala Diskes Kabupaten Pontianak, Hj. Armini, Kamis (1/7), kemarin.

Lanjutnya lagi posko pengaduan sendiri dipusatkan di Distanak Kabupaten Pontianak, namun jika ditemukan gejala flu burung, masyarakat bisa menghubungi kontak person 0569-691016 atau 081256348778

“Daerah kita sangat rawan terhadap penyebaran virus flu burung. Untuk itu, kita minta masyarakat agar proaktif menyampaikan informasi atau melaporkan ke Distanak, jika menemukan kejanggalan ternak dan hewan peliharaannya,” katanya.

Sedangkan Kepala Dinkes Kabupaten Pontianak, Armini, mengatakan pihaknya juga telah membentuk posko menerima aduan dalam rangka mengantisipasi penyebaran flu burung, baik di Dinas Kesehatan maupun di RSUD Rubini Mempawah. Di Diskes petugas yang dapat dihubungi Dr. Jajat Hidayat, M Epid (08125618225), Eko Dian Septiawan (081225774396), Deni Ramdani (08125788432) dan Budiman (081345164991), sedangkan di RSUD Rubini Mempawah, Dr Joko Minoyo, SpP (05617542814, Heni Kurniasari (081345294794) dan Harun Arrasyid (081345394181).

“Aapun langkah yang kami ambil dalam kesiagaan menghadapi penyakit flu burung, kita telah menyurati setiap Puskemas se kabupaten Pontianak untuk mengambil langkah antisipasi. Bahkan kita telah membentuk posko antisipasi flu burung yang setiap saat siap memberikan pelayanan medis jika ada pasien suspek flu burung,” katanya.

Namun Armini, mengaku sampai saat ini RSUD Rubini Mempawah belum memiliki ruang isolasi untuk pasien flu burung, tapi pihak Dinkes telah menyediakan 6 kotak tamiflu untuk mengantisipasi virus flu burung.

“Jika memang ditemukan pasien flu burung, kita hanya akan memberikan perawatan meis sebelum di rujuk ke RSUD Soedarso yang telah memiliki ruang isolasi flu burung,” katanya.