Senin, 25 Juli 2011

Pelajar Harus Ikut Melestarikan Seni Budaya

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Melestarikan dan memberi aspirasi terhadap seni budaya daerah. Pemda Kabupaten Pontianak, melalui Dinas Perhubungan, Kebudayaan dan Pariwisata, Senin (25/7), kemarin, menggelar festival Pesona pelajar Seni Budaya Bumi Galaherang di Gedung Kartini Mempawah, dibuka langsung Bupati Pontianak, Ria Norsan.

“Kita ingin para pelajar di Kabupaten Pontianak, memiliki kecintaan terhadap seni budaya daerah. Serta melestarikan kebudayaan, khususnya kebudayaan di Kabupaten Pontianak,” kata Bupati Pontianak, Ria Norsan, dihapadan para peserta lomba.

Lanjutnya lagi, diharapkan melalui Pesona Pelajar Seni Budaya tersebut, bisa menambah kekayaan seni budaya. Serta seni budaya Kabupaten Pontianak, bisa berprestasi di tingkat nasional maupun internasional.

“Kita patut bangga, karena seni budaya Kabupaten Pontianak sering berprestasi di tingkat nasional. Bahkan berapa waktu lalu Tundang Kabupaten Pontianak, telah mewakili Kalbar di festival seni budaya di Singapura. Dan melalui pelestarian seni budaya daerah ini, diharapkan dapat menarik wisatawan manca negara untuk datang ke tempat kita,” katanya.

Mengenai kegiatan tersebut, Kadis Perhubungan, Kebudayaan dan Parawisata, Suharjo Lie, mengatakan kegiatan akan dilaksanakan mulai 25-26 Juli, yang diikuti pelajar tingkat SD, SMP dan SMA se Kabupaten Pontianak. Dimana tingkat SD akan membawakan lagu daerah, SMP membawakan tarian daerah dan SMA membawakan vokal group.

“Melalui kegiatan ini, diharapkan bisa mendorong pengembangan dan pelestarian seni budaya daerah, terhadap generasi muda atau pelajar,” katanya.

FWMP Desak Aktivitas PT PSP-HPI Dihentikan

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Puluhan warga Desa Peniraman yang bergabung dalam Forum Warga Masyarakat Peniraman (FWMP), Senin (25/7), kemarin, mendatangi Kantor Bupati Pontianak. Mereka mendesak Pemda Kabupaten Pontianak, menghentikan aktivitas PT PSP-HPI yang bergerak di bidang perkebunan sawit, yang dinilai merugikan masyarakat.

Sampai di Halaman Kantor Bupati Pontianak, puluhan warga tersebut. Langsung melakukan orasi yang meminta Pemda secara tegas agar menghentikan aktifitas PT PSP-HPI, dan meminta dua warga yang ditahan pihak kejaksaan segera dilepaskan. Pihak Kepolisian dan Satpol PP Kabupaten Pontianak, juga terlihat waspada untuk mengamankan aksi massa tersebut, jika terjadi hal-hal yang tidak dinginkan. Namun aksi massa tersebut, berjalan lancar dan damai, sampai perwakilan dari FWMP diterima di ruang kerja Wakil Bupati Pontianak, Rubianto.

“Kami warga Desa Peniraman, minta segala aktivitas PT PSP-HPI dihentikan di daerah kami dihentikan. Selain itu, kami minta permasalahan tapal batas Desa Peniraman diselesaikan. Karena kami merasa dirugikan, karena PT PSP-HPI tanpa persetujuan warga, telah menggarap lahan kami,” kata Perwakilan FWMDP, Nurut Hayat, saat berdialog langsung dengan Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto, yang juga didampingi Kapolres Pontianak, Andi Fairan, Kepala Badan KB-PPPAPMPD Kabupaten Pontianak, Ikke Wicaksono, Kabid Perkebunan, Zainuddin.

Selain itu, Nurul Hayat, juga menuntut agar warganya Sinem dan Sulawi yang ditahan Rumah Tahanan Mempawah, oleh pihak kejaksanaan. Karena tuduhan tindakan yang tidak menyenangkan. Padahal kedua warga tersebut, berusaha mempertahankan jalan milik mereka.

“Kami juga meminta warga kami yang ditahan segera dibebaskan. Padahal tuduhan kepada mereka sangat tidak beralasan. Tapi mengapa pihak kejaksanaan, berani mengambil keputusan menahan warga kami,” katanya.

Menyikapi hal tesebut, Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto, mengatakan Pemda Kabupaten Pontianak akan segera menyurati pihak PT PSP-HPI, agar sementara waktu menghentikan aktifitas perusahaannya. Serta akan melakukan rapat koordinasi dengan pihak perusahaan, untuk menyelesaikan permasalahan yang menjadi tuntutan warga tersebut.

“Pemda akan menyurati pihak perusahaan, untuk sementara waktu menhentikan aktifitasnya. Sampai permasalahan terselesaikan. Sedangkan mengenai batas desa, Pemda juga akan segera menyelesiakannya. Karena sampai saat ini, baru batas Desa Nusapati yang selesai diurus, sedangkan Desa Peniraman dan Desa Purun masih dalam proses. Saya berharap warga bersabar, serta tidak melakukan tidnakan anarkis sampai persoalan ini, diselesaikan,” katanya.

Sedangkan mengenai tuntutan warga mengenai dua warga yang ditahan. Rubijanto, menyarankan agar melakukan koordinasi dengan pihak yang  berwenang mengatasi masalah hukum yaitu kepolisian dan kejaksaan.

“Untuk masalah hukum, silakan berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan kejaksaan. Karena untuk masalah hukum, saya bukan ahlinya,” kata Rubijanto.

Maka menyelesaikan masalah tersebut, usai melakukan pertemuan dengan Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto. Perwakilan dari FWMP, melanjutkan pertemuan dengan pihak kejaksaan di Kantor Kejaksaan Negeri Mempawah, sesuai permintaan dari pihak kejaksaan.

Selasa, 12 Juli 2011

Pahlawan Seni Kabupaten Pontianak Tutup Usia di Bali

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Sanggar Tradisonal Bangsawan, Pangkalan Emas Jungkat, Kecamatan Siantan, Kabupaten Pontianak, berduka. Usai tampil mengikuti gebyar Festival Seni Budaya di Denpasar Bali, Kamis (7/7), kemarin. Pimpinan sanggar, Sy Jafari Al Qadri (53), tutup usia di ruang ICCU RSUD Wangaya Denpasar Bali, sekitar pukul 22.55 WITA, dikarenakan mengalami serangan Jantung.

Menurut Manajer Sanggar Tradisional Bangsawan, Munir Putra, yang juga hadir di Bali, mengatakan saat tampil beliau sangat bersemangat. Usai tampil, beliau mengeluhkan sesak nafas, sehingga harus mendapat perawatan medis di ICCU RSUD Wangaya Denpasar Bali, namun tidak tertolong lagi. Jumat (8/7), jenazah beliau dipulangkan dari Bali ke rumah duka, Desa Jungkat, Kecamatan Siantan, untuk dimakamkan

“Sosok Sy Jafari Al Qadri, bagi saya merupakan tokoh seniman Kabupaten Pontianak yang sulit dicari. Sepanjang hidupnya, diabdikan untuk mengembangkan kesenian  Sanggar Tardisonal Bangsawan. Bahkan pemerintah Bali, menilai beliau adalah pahlawan seni. Atas kepergian almarhum, Kami seluruh pengurus Sangggar Bangsawan, sangat berduka,” kata Munir, dikonfirmasi Sabtu (9/7), kemarin.

Bahkan Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, yang mengetahui informasi meninggalnya Sy Jafari Al Qadari, merasa terkejut dan turut berduka cita atas meninggalnya Sy Jafari Al qadari. Apalagi beliau juga merupakan salah satu pembina Sanggar Tradisonal Bangsawan tersebut.

“Saya sangat kehilangan beliau, kecintaannya terhadap kesenian daerah sangat besar sekali. Dan bagi saya, beliau merupakan pahlawan kebudayaan dan kesenian daerah Kabupaten Pontianak dan Kalbar, dalam mempromosikan kesenian dan budaya sampai tingkat nasional dan internasional. Beliau berhak mendapat penghargaan pahlawan seni Kabupaten Pontianak,” katanya.

Namun Rahmad, juga tidak lupa berpesan kepada keluarga yang ditinggalkan, untuk bersabar, berdoa dan menerima dengan ikhlas kepergian beliau menghadap Yang Maha Pencipta.

“Saya secara pribadi dan atas nama keluarga, mengucapkan turut berduka cita sedalam-dalamnya. Semoga amal ibadah beliau, dibalas surganya Allah SWT,” katanya.

Minggu, 10 Juli 2011

Palembang Kota Wisata Air yang Layak Dicontoh

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Kota Palembang adalah salah satu kota dan juga merupakan ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan, yang juga dianggap sebagai salah satu pusat dari kerajaan Sriwijaya.

Saya memiliki kesempatan mengunjungi kota yang dikenal dengan makanan tradisonal empek-empek tersebut, bersama rombongan Kak Kwarcab Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, menghadiri ambore Nasional (Jamnas) yang berlangsung di Bumi Perkemahan (Buper), Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan, 2-9 Juli.

Kak Kwarcab Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Palembang, sangat terkesan dengan pembangunan di Kota Palembang yang semakin maju. Apalagi Kota Palembang  akan menjadi tuan rumah dalam pesta olahraga se-Asia Tenggara, Sea Games. Terlihat aktifitas pembangunan infrastruktur jalan-jalan raya yang lagi dilebarkan. Bahkan baliho-baliho menyambut pesta olahraga Sea Games tersebut, telah menjamuri Kota Palembang. Tapi yang paling menarik, bagi Ketua DPRD Kabupaten Pontianak tersebut, yaitu wisata air di Kota Palembang ini.

“Lihat pemerintah disini, bisa memanfaatkan aliran Sungai Musi menjadi wisata air yang menarik. Pinggiran sungai dijadikan kawasan objek wisata, dengan panoraman keindahan Jembatan Ampera. Saya melihat, hal ini bisa menjadi contoh di daerah kita, terutama di pinggiran Sungai Mempawah,” kata Rahmad Satria, yang juga Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, saat menikmati makanan di River Side Restaurant, Kawasan Wisata Sungai Musi, Kompek Benteng Kuto Besak, Jalan Rumah Bari Palembang, Kamis malam (7/7).

Bahkan pengunjung dibuat takjub, dengan penataan kawasan Wisata Sungai Musi tersebut. Karena Sungai Musi yang mempunyai panjang 750 Km dan merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera dan membelah Kota Palembang menjadi dua bagian kawasan yaitu seberang ilir di bagian utara dan seberang ulu di bagian selatan dan memiliki muara sembilan anak sungai besar, yaitu Sungai Komering, Rawas, Batanghari, Leko, Lakitan, Kelingi, Lematang, Semangus, dan Ogan. Ditata kawasan pinggir sungai sangat rapi, Jembatan Ampera dihiasi lampu warnai-warni, sehingga indah dilihat pada malam hari. Dan wajar pinggiran Sungai Musi dan Jembatan Ampera, menjadi tempat kawasan wisata rekreasi yang menarik untuk tua-muda dan anak-anak, termasuk wisatawan di luar kota Palembang. Di kawasan tersebut, pengunjung dapat menyaksikan rumah rakit, yaitu rumah tradisional khas Palembang dan tidak perlu membayar tiket masuk karena Sungai Musi merupakan kawasan terbuka.

Iwan Arfan, Plant Manager PT Kalindo Matesu Goautama Gas, Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE), Jalan Tanjung Siapi-Api Kota Palembang, yang memandu kami di Kota Palembang. Dirinya melihat, pembangunan di Kota Palembang sangat pesat, begitu juga sektor parawisatannya, yang mendapat perhatian serisus pemerintah provinsi Sumatra Selatan.

“Setiap malam, pengujung tidak pernah sepi. Apalagi malam minggu dan hari libur, akan lebih banyak dari hari-hari biasa. Apalagi perhatian Pemda sangat besar, terhadap sektor pengembangan parawisata,” kata Iwan, yang merupakan Warga Sungai Kunyit, Kabupaten Pontianak, yang sudah hampir 10 tahun berdomisili di Kota Palembang..

Kak Rahmad Satria Kunjungi Buper Jamnas Teluk Gelam

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Palembang

Tepat pukul 15.00 Wib, Selasa (5/7), kemarin, Pesawat Batavia Jurusan Jakarta- Palembang, mendarat di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin Airport Palembang, menghantar rombongan Kwarcab Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, untuk menghadiri dan mengunjungi peserta Jambore Nasional (Jamnas) Kabupaten Pontianak, di Bumi Perkemahan (Buper) Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Kehadiran Kak Kwarcab tersebut, tidak lain memberikan dukungan dan semangat kepada seluruh peserta 36 kontingen Jamnas Kabupaten Pontianak, yang sejak tanggal 2 Juli sudah berada di lokasi Jamnas.

Dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin Airport Palembang, rombongan Kak Kwarcab Kabupaten Pontianak, yang terdiri dari Kak Mudjiono, Kak Daryono, Kak Dede Muslih dan Anggota DPRD Kabupaten Pontianak, Sy. Shaleh, harus menempuh perjalanan darat sekitar 3 jam untuk sampai ke Bumper Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Rombongan sampai dilokasi perkemahan, yang diikuti ribuan penggalang yang berasal dari seluruh Indonesia, bahkan negara tetangga seperti Malaysia, Brunai Darussalam, Singapore, Filipina, Thailand dan Timur Leste, sekitar Pukul 19.00 Wib, terlihat kesibukan para anggota pramukan. Rombongan Kak Rahmad, langsung disambut para pengurus Kwarcab dan Pendamping kontingen Kabupaten Pontianak. Seperti Sekretaris Kwarcab, Ridwan A Wahab, Kak Sunan, Kak Darwin, dan yang lainnya. Namun rombongan Kak Rahmad, tidak langsung masuk ke Bumi Perkemahan. Mereka beristirahat disalah satu rumah penduduk yang memang sudah disewa untuk para pendamping dan pengembira asal Kabupaten Pontianak. Dan langsung berdiskusi dengan para pengurus Kwarcab, pendamping dan pengembira.

Sambil melepas lelah Kak Rahmad, langsung mendengar informasi terkait kondisi para kontingen Kabupaten Pontianak. Sekretaris Kwarcab, Ridwan A Wahab, menjelaskan, kondisi kontingen Kabupaten Pontianak, sehat baik-baik saja. Bahkan kontingen Kabupaten Pontianak, merupakan kontingen yang pertama kali membangun tenda di Bumi Perkemahan, mengalahkan tuan rumah kontingen OKI.

“Alhamdullilah kondisi anak-anak, baik-baik saja. Segala rangkaian kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik. Bahkan kontingen kita, merupakan kontingen yang pertama kali membangun tenda di Buper ini. Karena 5 orang pengurus Kawrcab, sudah diberangkat 24 Juni lalu, yang memang bertujuan, mempersiapkan tenda dan kebutuhan kontingen, sehingan kontingen kita tidak dicapekan dengan pengurusan tenda. Beda dengan kontingen lain, sudah capek perjalanan tapi sampai dilokasi mereka harus membangun tenda lagi,” kata Kak Ridwan.

Menanggapi hal tersebut, Kak Rahmad, merasa senang dan bangga karena kontingen Kabupaten Pontianak, berada dalam keadaan sehat dan berpesan untuk selalu melakukan hal-hal positif, dan berprestasi mengharumkan nama Kabupaten Pontianak yang dilaksanakan 5 tahun sekali tersebut.

“Alhamdulillah hal yang membanggakan adik-adik kita, berada dalam keadaan sehat wal afiat, hendaknya anak-anak kita para peserta Jambore asal Kabupaten Pontianak senantiasa dapat mengisi waktu dengan hal-hal positif, dan yang lebih penting pulang tetap dengan kondisi yang sehat,” katanya.

Dan rencannya, Rabu (6/7), rombongan Kwarcab Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, akan meninjau langsung kondisi kontingen Kabupaten Pontianak di Buper Teluk Gelam

Daftar Tunggu CJH Kabupaten Pontianak Sampai 2016

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Kepala Seksi Urusan Haji dan Umroh Kementerian Agama Kabupaten Pontianak, Nahruji, mengatakan bahwa kuota calon jamaah haji (CJH) Kabupaten Pontianak sampai 5 tahun kedepan sudah penuh.

“Daftar tunggu jumlah jamaah haji Kabupaten Pontianak, sudah sampai tahun 2016. Dimana tercatat sudah ada 680 calon jamaah haji yang masuk daftar tunggu,” kata Nahruji, ditemui diruang kerjanya, Senin (4/7), kemarin.

Sedangkan untuk jumlah CJH Kabupaten Pontianak yang akan diberangkatkan tahun 2011 sebanyak 175 jamaah. Dimana para CJH tersebut, telah melaksanakan mansik haji tingkat kecamatan, serta telah melakukan pembutan paspor di Kantor Imigrasi Kalbar.

“Kita mengucapkan terima kasih, kepada pelayanan Kantor Imigrasi yang memberikan pelayanan khusus bagi calon jamaah haji dalam pembuatan paspor,” katanya.

Namun Nasruji, tidak lupa mengingatkan CJH tahun 2011 yang sudah terdaftar, untuk melunasi biaya menunaikan ibadah haji tersebut. Jika sampai waktu yang ditetapkan, belum terpenuhi, maka CJH yang masuk daftar tunggu bisa menggantikan posisi CJH tersebut.

“Jika ada calon jamaah haji tahun 2011, belum melunasi biaya. Maka sesuai urutan, calon jamaah haji yang masuk daftar tunggu bisa menggantikan posisi tersebut. Selain itu, dalam memberikan pelayanan haji, kita juga telah  menerapkan sistem komukasi haji (Siskohat) secara online, sehingga memberikan kemudahan pendaftaran dan perolehan berbagai informasi bagi calon jamaah haji yang berasal dari daerah,” katanya.

Polisi Tanggap Antisipasi Gangguan Kamtibmas

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto, menilai jajaran kepolisian, khususnya Polres Pontianak semakin cepat dan tanggap dalam mengatasi berbagai isu yang dapat menganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Kabupaten Pontianak.

“Saya semakin salut terhadap kinerja kepolisian. Terutama dalam memberikan pelayanan terbaik terhadap Kamtibmas. Serta selalu tanggap, mengantisipasi berbagai permasalahan isu-isu yang bisa memicu konflik di masyarakat,” kata Rubijanto, saat menghadiri upacara Hut Bhayangkara ke 65 di Terminal Jungkat, Kecamatan Siantan, Jumat (1/7), kemarin, yang dihadiri Asrena Kapolri, Pudjianto, selaku inspektur upacara.

Sedangkan Ketua Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat  (FKPM) Kabupaten Pontianak, HM Amin H Amin, upaya kepolisian memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, sudah sangat baik sekali. Hal ini, dibuktikan semakin sinergisnya kerjasama dengan kepolisian dalam upaya memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

“Alhamdulillah sejauh ini FKPM Kabupaten Pontianak dapat bekerja dengan baik dan maksimal  membantu kinerja kepolisian. Walaupun, dalam penanganan kasus, ada yang bisa diselesaikan FKPM dan ada juga yang harus diselesaikan pihak kepolisian. Di sinilah letak peran dan fungsi FKPM untuk terus aktif membantu polisi,” katanya.

Untuk meningkatkan pelayanan dan pengabdian ke masyarakat, Kapolres Pontianak, Andi Fairan, mengatakan pihaknya akan selalu berusaha menjalin kerjasama kepada seluruh komponen masyarakat, demi mewujudkan peningkatan kinerja kepolisian.

“Kesadaran masyarakat untuk menuntut pelayanan menjadi semakin tinggi. Sehingga kami juga terus melakukan langkah-langkah perbaikan. Karena kami sadari, masih banyak kekurangan kami dalam memberikan pelayanan ke masyarakat,” katanya.

Sedangkan Asrena Kapolri, Pudjianto, selaku inspektur upacara, menyampaikan sambutan tertulis Presiden RI, mengharapkan seluruh anggota Polri selalu meningkatkan pelayanan prima, pengayoman dan perlindungan kepada masyarakat dan mengutamakan kemitraan polisi dengan masyarakat.

“Tanpa adanya kerja sama dari masyarakat, kita tidak mungkin sukses menjalankan tugas. Untuk itu, polisi terus berbenah diri, baik secara internal maupun eksternal. Seperti melakukan langkah strategis, terutama membangun kemitraan bersama seluruh elemen masyarakat,” katanya.

Senin, 27 Juni 2011

PT Antam Serius Kelola Bauksit Toho

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

PT Antam menunjukan keseriusannya untuk mengelola kekayaan tambang bauksit di Kecamatan Toho, Kabupaten Pontianak. Hal ini, dibuktikan PT Antam dengan melakukan ekspos di DPRD Kabupaten Pontianak, Senin (27/6), kemarin, yang dihadiri langsung Bupati Pontianak, Ria Norsan, Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, dan anggota dewan lainnya.

Pada kesempaatan tersebut, Perwakilan PT Antam, Made Suharta, menyampaikan master plant dan langkah-lagkah terkait pengembangan tambang bauksit di Kecamatan Toho. Dimana tambang bauksit di Toho, diperkirakan dalam satu tahun bisa mencapai 60 juta ton bauksit. Dan kesempatan tersebut, pihak PT Antam, sangat berharap dukungan Pemda Kabupaten Pontianak dan DPRD Kabupaten Pontianak, terutama mengajak masyarakat untuk mendukung pengembangan tambang bauksit tersebut.

“Untuk itu, kami sangat berharapkan dukungan pemerintah dan wakil rakyat. Karena masih ada kendala-kendala yang dihadipi, seperti proses pembebasan lahan dan jumlah harga tanah yang sangat tinggi,” kata Made Suharta.

Menanggapai keseriusan PT Antam tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, mengaharapkan PT Antam memiliki keseriusan dan fokus dalam membangun perusahaan tambang bauksit di Kabupaten Pontianak.

“Kita mengharapkan PT Antam, memfokuskan pembangunan pabrik alumnia di Kabupaten Pontianak. Sehingga kita juga akan memberikan, dukungan penuh pihak PT Antam,” katanya.

Sedangkan Anggoa DPRD Kabupaten Pontianak, Sy Shaleh, mengatakan dirinya banyak mendapat masukan dari masyarakat yang meminta pihak PT Antam, mengutamakan tenaga kerja dari masyarakat setempat.

“Selain itu, masyarakat juga mengharapkan PT Antam, memberikan beasiswa kepada anak-anak mereka, untuk pendidikan kejenjang yang lebih tinggi,” ungkapnya.

Dai Sejuta Umat Ajak Masyarakat Jaga Kekompakan

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Tabligh akbar dai sejuta umat, KH Zainuddin MZ yang diadakan di Masjid Agung Al Falah Mempawah, Sabtu (25/6), kemarin, dalam rangka peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, menyerap sedikitnya ribuan umat muslim Kabupaten Pontianak.

Pada tausyiahnya, Zainuddin, mengajak ribuan umat muslim yang hadir, untuk bisa memaknai peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, agar menjadi muslim yang taat melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Nya.

“Hukum di negeri ini, bagaimana mata pisau. Tajam ke bawah tapi tumpul keatas. Mata pisau, tajam mengadili rakyat kecil dan tumpul  ketika mengadili kalangan atas. Maksudnya, jika rakyat kecil melakukan  pelanggaran, maka dengan mudah pengadilan akan menjatuhkan vonis hukuman kepadanya. Sebaliknya jika yang melakukan kalangan atas, maka  pengadilan sangat berat dalam memberikan sanksi dan itupun yang terbukti bersalah tidak mendapatkan sanksi yang tegas,” kata Zainuddin, menggambarkan kondisi penegakan hukum di Indonesia, yang membuat galak tawa ribuan jamaah.

Selain itu, Zainuddin, juga mengajak seluruh jamaah untuk tidak bersikap sombongan dan mengingatkan umat muslim agar mempersiapkan diri dalam menghadapi kematian. Selain itu, juga menghimbau seluruh ribuan jamaah agar selalu menjaga kekompakan, persatuan dan tali silaturrahmi.

“Kalau pulang kerja, pasti senang. Kalau pulang kampung pasti juga senang, tapi semuapnya perlu siapan sehingga perjalanan pulang kampung bisa senang. Kalau tidak, tentu akan menimbulkan berbagai permasalahan. Begitu pulang menghadap Allah SWT alias mati, jika dengan persiapan tentu kita pulang dengan tersenyum dan tenang,” katanya.

Sedangkan Bupati Pontianak, Ria Norsan, mengatakan dilaksanakan tabligh akbar peringatan Isra Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW, merupakan agenda tahunan Pemda dan PHBI Kabupaten Pontianak. Serta melaksanajan visi dan misi Kabupaten Pontianak,  bersama rakyat membangun kebersamaan menuju Kabupaten Pontianak sejahtera lahir dan bathin.

“Kita berharap tabligh akbar ini, memberikan pencerahan dan ilmu agama bagi masyarakat muslim Kabupaten Pontianak,” katanya.

32 Kontingen Jamnas Kabupaten Pontianak Dilepas

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Wakil Bupati Pontianak, selaku Wakil Kak Mabicab, Rubijanto, Sabtu (25/6), kemarin, secara resmi melepas kontingen gerakan Pramuka Kwarcab Kabupaten Pontianak untuk mengikuti Jambore Nasional (Jamnas) ke IX Tahun 201, di Buper Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan, yang dilaksanakan pada 2-9 Juli. di Sekretariat Kwarcab Kabupaten Pontianak.

“Jamnas merupakan wadah untuk membina dan mengembangkan rasa saling perngertian, kesadaran dan persahabatan antara anggota Pramuka Penggalang. Selain itu, saya berharap momentum Jamnas ini, sebagai wadah melatihan jiwa kepemimpinan, kerjasama, pengorganisasian dan pengambilan keputusan,” kata Rubijanto, saat upcara pelepasan kontingen Jamnas yang juga dihadiri Kak Kwarcab Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria.

Selain itu, Rubijanto, berharap kontingen Jamnas Kabupaten Pontianak harus mandiri dan mencari ilmu sebanyak mungkin agar menjadi orang berguna bagi agama, bangsa dan negara. Serta tetap menjaga nama baik daerah khususnya Kabupaten Pontianak dan Kalbar umumnya.

“Gunakanlah waktu sebaik mungkin, jagalah kesehatan dan kekompakan, jangan lupa shalat. Jadilah pramuka yang prestasi sepulang dari Jamnas,” katanya.

Sedangkan Kak Kwarcab Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, mengatakan jumlah anggota penggalang yang dikirim Kwarcab Kabupaten Pontianak, sebanyak 32 orang. Terdiri 16 penggalang putri dan 16 penggalang putra. Sedangkan pendamping sebanyak 4 orang, terdiri 2 putra dan 2 putra.

“Diperkirakan ada 56 orang jumlah seluruh kontingen Jamnas Kabupaten Pontianak. Jika digabung dengan jumlah peninjau dan pengurus Kwarcab yang juga berangkat. Kita berharap adik-adik kita, bisa menampilkan kemampuan terbaik mereka di Jamnas nanti. karena 32 Penggalang yang diberangkat, merupakan Penggalang terbaik, dari hasil seleksi yang kita laksanakan,” kata Ketua DPRD Kabupaten Pontianak.

Atas keberangkatan kontingen Jamnas tersebut, Ade Cahyo Islami, salah satu kotingen Jamnas Kabupaten Pontianak, dari Gudep Adi Wijaya- Dara Itam, pangkalaln SMN 02 Mempawah Hilir, mengaku bangga bisa menjadi salah satu peserta Jamnas, bahkan dirinya akan berusaha menampilkan kemampuan terbaiknya dan akan menjaga nama baik daerah.

“Saya terpilih dari hasil seleksi yang dilaksanakan. Saya merasa senang bisa mewakili Kabupaten Pontianak di Jamnas ini. Saya akan berusaha menampilkan yang terbaik, sehingga bisa membuat harum nama daerah,” katanya.

Gusti Ramlana Jabat Sekda Kabupaten Pontianak

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis, mengatakan Sekretaris Daerah (Sekda) baik provinsi maupun kabupaten/kota adalah jabatan karir tertinggi yang melaksanakan tugas-tugas adminitrasi negara, bukan tugas politik praktis. Karena pengangkatan Sekda melalui proses sesuai dengan norma, strandar, prosedur dan mekanisme yang ditetapkan oleh pemerintah.

“Penetapan Sekda, mulai dari pengajuan calon oleh bupati, hingga seleksi administrasi, sampai pada penilaian di tingkat pusat dan terakhir persetujuan menteri dalam negeri sebagai dasar penetapan pengangkatan Sekda oleh gubernur. Jadi Sekda yang dilantik bukan orang Cornelis, tetapi ditetapkan melalui proses dan mekanisme yang telah ditetapkan. Untuk itu, saya minta bupati agar memanfaatkan peran Sekda dengan baik,” kata Gubernur Kalbar, Cornelis, saat melantik Sekda Kabupaten Pontianak, Gusti Ramlana, Selasa (14/6), kemarin, di Aula Kantor Bupati Pontianak.

Dalam proses pelantikan tersebut, Cornelis, tidak lupa berpesan kepada Sekda terpilih agar bisa berkoordinasi dengan Bupati dan Wakil Bupati, Kepala SPKD, dan DPRD, sehingga terjalin hubungan yang harmonis dalam semua aspek pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi pemerintahan. Serta dapat mengoptimalkan upaya-upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat, percepatan kehidupan demokrasi, percepatan pembangunan ekonomi daerah, dan upaya percepatan pengelolaan potensi daerah.

“Saya yakin Sekda terpilih, bisa menyamakan visi dan persepsi serta mengurangi kemungkinan munculnya friksi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, yang pada akhirnya untuk mewujudkan kemajuan daerah secara bersama-sama,” katanya.

Sedangkan Gusti Ramlana, Sekda Kabupaten Pontianak yang baru dilantik, mengatakan sebagai pemimpin penyelenggara adminitrasi pemerintah dan pengelolahan keuangan daerah, akan berusaha mweujudkan admitrasi pemerintah daerah yang efesien dan efektif, baik dalam pembinaan PNS, koordinator pengeolahan barang, keuangan daerah, maupun tugas lainnya.

“Saya akan mengimplementasi berbagai permasalahan di daerah, dengan mneggunakan teori tantangan, anacaman dan peluang, dalam melaksanakan roda pemerintahan. Baik masalah peningkatan kualitas aparatur daerah dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” katanya.

Terkait pelantikan Sekda Definitif tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, mengaku optimis proses pembangunan di Kabupaten Pontianak akan lebih baik lagi. Serta menilai sosok Gusti Ramlana, bakal mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya sbagai Sekda dengan baik.

“Sudah 5 bulan, Kabupaten Pontianak menunggu dilantik Sekda definitif. Maka dengan dilantiknya Sekda ini, saya yakin urusan pembangunan daerah akan lebih lancar. Apalagi Sekda selaku ketua panitia anggaran eksekutif, memiliki tanggungjawab penuh terhadap proses penggunaan APBD,” katanya.

Karakterdes Partai Golkar Ciptakan Kesolitan Para Kader

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, mengatakan mencetak kader militan dan menciptakan  kesolitan Partai Golkar. DPD Partai Golkar Kabupaten Pontianak, Sabtu malam (11/6), kemarin, melaksanakan pendidikan dan latihan kader penggerak territorial desa (Diklat Karakterdes) di Desa Sungai Kunyit Dalam, Kecamatan Sungai Kunyit, yang juga dihadiri pengurus DPD Partai Golkar, Sy Shaleh, Herman Ap, dan M Ridho.

“Tahun 2011 ini, merupakan tahun pengkaderan. Jadi berbagai kegiatan yang akan kami lakukan untuk mencetak kader Golkar yang militan terhadap organisasi partai, serta terciptanya kesolitan kader partai Golkar yang ada di desa-desa. Sehingga partai Golkar akan menjadi partai pemenang  pada pemilu nanti,” kata Rahmad, dihadapan sekitar lima ratus lebih kader Partai Golkar, yang memenuhi halaman rumah Legsilator Partai Golkar, Sy Shaleh.

Apalagi Ketua DPRD Kabupaten Pontianak ini, menilai kegiatan pengkaderan bukanlah pekerjaan yang ringan dan mudah, mengingat diperlukan komitmen, ketekunan, kerja keras dan sinergisitas dari seluruh keluarga besar Golkar.

“Setiap bibit kader yang kita tanam harus dirawat, dijaga, dipupuk dan dilindungi agar dapat tumbuh besar mengayomi dan membawa manfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara. Jadi kader Partai Golkar, yang nantinya duduk di kursi legislatif, tidak hanya datang duduk, dengar, dan diam saja, tapi siap memperjuangkan aspirasi masyarakat,” katanya.

Selain itu, melalui Diklat Karakterdes, Rahmad, menjelaskan, Partai Golkar juga akan menanamkan nilai-nilai Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, yang merupakan harga mati dan penting diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, demi menciptakan kehidupan yang tentram di masyarakat.

“Empat pilar kita yang selama ini kita pertahankan yaitu Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, harus tetap kita taati. Karena Partai Golkar, mengajarkan kepada kadernya untuk bisa hidup secara bersama-sama di masyarakat yang majemuk sesuai dengan Bhineka Tunggal Ika. Selain itu, Golkar menekankan kepada kadernya bahwa NKRI adalah harga mati,” kata Rahmad, yang juga menjabat sebagai Ketua Pemuda Pancasila Kabupaten Pontianak ini.

Disdikpora Tanamkan Pendidikan Karakter

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pontianak, Zulkifli Salim, mengatakan dalam memajukan kualitas dan  mutu pendidikan. Pihaknya terus berupaya menanamkan pendidikan karakter dalam kurikulum siswa, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), sampai siswa Sekolah Menengah Atas (SMA).

“Pendidikan karakter sangat penting untuk meningkatkan moral, etika dan kecerdasan bagi para pelajar. Kecerdasan, belum menjamin anak didik itu memiliki moral dan etika yang baik. Melalui pencanangan gerakan pendidikan karakter ini, saya yakin pelajar di Kabupaten Pontianak akan lebih memiliki disiplin ilmu dan karakter yang baik. Program ini, telah kita lakukan dari anak-anak PAUD dan TK,” katanya.

Lanjutnya lagi, melalui pendidikan yang berbasis karakter, agar para siswa mempunyai rasa memiliki terhadap bangsa. Dan harapannya setelah mempunyai rasa memiliki akan timbul rasa bangga dan cinta terhadap Tanah Air.  Sehingga para siswa tidak kehilangan jati dirinya sebagai Bangsa Indonesia.

“Materi pembangunan karakter sendiri sudah disiapkan Kemendiknas sejak 2010, untuk melengkapi hal-hal yang belum ada di mata pelajaran seperti pendidikan kewarganegaraan maupun agama. Pendidikan ini bukan mata pelajaran namun disisipkan dalam mata pelajaran. Dilaksanakannya, pendidikan karakter ini karena dinilai saat ini norma dan etika pelajar mulai luntur di kalangan siswa. Salah satu upaya membangun karakter, maka kita gelar berbagai lomba baik seni dan olahraga,” katanya.

Namun dalam pelaksanaan pendidikan karakter ini, perlu dukungan semua pihak, tidak hanya Dinas Pendidikan, sekolah, tenaga pengajar, tapi peran orang tua dan lingkungan juga sangat dibutuhkan dalam menumbuh kembangkan sifat olah pikir, olah gerak dan olah seni siswa, serta memberikan wadah kepada anak didik berkreasi dengan menampilkan karya-karya kreatif dan inovatif mereka.

“Pendidikan karakter sangat penting, dan sangat perlu dukungan semua pihak. Sehingga generasi mua kita kedepannya, bisa menjadi pemimpin dan tulang punggung bangsa,” katanya.

Rabu, 18 Mei 2011

Sedekah Bumi Bangun Karakter Budaya Bangsa

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Wujud syukur kepada Tuhan yang telah memberikan limpahan rezeki. Masyarakat Jawa di Kabupaten Pontianak, Senin (16/5), kemarin, menggelar acara sedekah bumi di Desa Kampung Jagu, Kecamatan Anjongan. Acara tersebut, juga dihadiri langsung Bupati Pontianak, Ria Norsan.

“Adat budaya sedekah bumi,  dapat dijadikan wadah dan momentum yang dalam pererat jalinan tali silahturahmi antar sesama masyarakat jawa dan masyarakat adat lainnya yang ada di lingkungan masyarakat,” kata Norsan, dihadapan ratusan masyarakat Jawa, yang memenenuhi halaman Desa Kampung Jagu,. Dengan adat budaya sedekah bumi ini, semakin meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat.

Lanjutnya lagi, walaupun upacara adat sedekah umum, masih asing di masyarakat Kabupaten Pontianak. Tapi sebagai bentuk dukungan  terhadap pelestarianadat budaya daerah, maka diperlukan pengorganisasian terhadap pelaksanaan perayaan adat sedekah bumi. Sehingga  sebagai aset budaya, yang dapat dilestarikan dan dikembanglan menuju terciptanya budaya daerah yang bermartabat dan berguna bagi perkembangan dan pembangunan di Kabupaten Pontianak.

“Mari melalui perayaan sedekah bumi ini, kita bangun karakter budaya bangsa untuk mencapai Kabupaten Pontianak yang sejahtera, serta mempromosikan nilai-nilai budaya sebagai wujud kearifan lokal, agar dapat dikenal dan dilestarikan kepada generasi muda,” katanya.

Sedangkan Ketua Panitia Sedekah Bumi, Tri Hadiyanto, mengatakan sedekah bumi, merupakan salah satu tradisi dilingkungan masyarakat Jawa dimanapun berada. Sedekah bumi merupakan wujud syukur dan ucapan terima kasih kepada sang pencipta atas limpahan rezeki yang telah diberikan.

“Kegiatan sedekah bumi ini, diharapkan menjadi wadah yang tepat untuk menciptakan masyarakat yang majemuk dan meningkatkan gotong royong di masyarakat. Serta sebagau bentuk melestarikan kebudayaan daerah,” katanya.

Kegiatan sedekah bumi, selain merebutkan gunungan sedekah bumi yang terdiri berbagai jenis sayur-sayuran dan buah-buahan. Panitia juga menampilkan berbagai kesenian daerah seperti Reog Ponorogo, dan Kuda Lumping.

“Sebagai rangkaian kegiatan sedekah bumi, juga diselenggarakan bakti sosial membersihkan desa. Tujuannya adalah untuk memupuk gotong royong di kalangan masyarakat,” kata Tri.

Gelorakan Semangat Gotong Royong

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Memperingati Hari Bulan Bhakti Gotong Royong ke VIII dan Hari Kesatuan Gerak PKK ke 33. Dirjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Ayip Muflih, dan Ketua Umum TP PKK Pusat, Vita Gamawan Fauzi, melaksanakan road show semarak gotong royong dan pemberdayaan keluarga di Kabupaten Pontianak yang dipusatkan di Gor Opu Daeng Manambon Mempawah, Rabu (18/5), kemarin.

Kedatangan rombongan Dirjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Ayip Muflih, dan Ketua Umum TP PKK Pusat, Vita Gamawan Fauzi, juga didampingi Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya dan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalbar, Ny.Frederika Cornelis.

“Melalui road show semarak gotong royong ini, diharapkan bisa menumbuh kesadaran dan mengembalikan semangat gotong royong di masyarakat kita,” kata Dirjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Ayip Muflih.

Lanjutnya lagi, Ayip, meminta semangat gotong royong tidak hanya sekedar kerja bhakti, tapi bisa ditumbuh kembangkan diseluruh elemen masyarakat. Selain itu, seluruh SKPD juga bisa membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program swadaya masyarakat.

“Hari Bhakti Gotong Royong ini, dirangkaikan dengan Hari gerak PKK. Karena PKK sangat berperan penting menyampaikan informasi berbagai program pemerintah, sehingga saya juga meminta Tim Penggerak PKK pro aktif , dan bekerja optimal membantu pembangunan daerah,” katanya.

Sedangkan Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya, mengatakan budaya gotong royong adalah budaya masyarakat yang harus dilestarikan. Karena gotong royong merupakan budaya warisan. Melalui semangat gotong royonglah, para pejuang bisa meraih kemerdekaan bangsa.

“Semangat gotong royong, jangan sampai hilang di masyarakat kita. Melalui semangat gotong royong, marilah kita mewujudkan pembangunan daerah. Untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera,” katanya.

Selaku tuan rumah Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto,  mengucapkan terima kasih atas dipercayanya Kabupaten Pontianak, menjadi tuan rumah semarak gotong royong dan pemberdayaan keluarga, yang diharapkan menjadi motivasi masyarakat dalam membantu pelaksanaan pembangunan daerah, khususnya Kabupaten Pontianak.

“Semarak gotong royong ini, juga sejalan dengan visi dan misi Kabupaten Pontianak, yang diharapkan bisa membantu pembangunan daerah ke depan, ke arah yang lebih baik lagi,” katanya.

Rabu, 11 Mei 2011

Lelang Pengadaan Buku Miliaran Rupiah Nyaris Ricuh

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Proses pemasukan dokument lelang penggadaan buku keperpustakaan berjumlah miliran rupiah di Kabupaten Pontianak, di Sekretariat Unit Layanan Pengadaan di eks Kantor Disparbudpora, Senin (9/10), kemarin, nyaris ricuh. Salah satu perwakilan perusahaan dihalangi saat memasukan dokument lelang, sehingga batas waktu yang ditentukan panitia lelang habis.

Hal ini, membuat perwakilan pihak perusahaan PT Barisdo Jaya, yang dihalangi-halangi, mengambil langka melaporkan ke Polres Pontianak, untuk meminta pengamanan. Tapi karena waktu yang telah ditetapkan panitia habis, maka dokument lelang yang dimasukan ditolak panitia.

“Kita melaksanakan proses lelang sesuai prosuder, karena waktu yang ditetapkan sampai Pukul 09.30 WIB, habis. Kami panitia menutup pendaftraan dokument lelang, sedangkan pihak perusahaan tersebut, datang lewat dengan batas yang ditentukan,” kata Ketua Panitia Lelang, Risna Prisandi.

Adapun pekat yang dilelang meliputi dengan paket pekerjaan Pengadaan buku  keperpustakaan untuk SD/MI dan SMP/Mts di Kabupaten Pontianak, senilai Rp 5.550.500.000, Pengadaan Alat Praktik dan Praga Siswa SD/MI dan SMP/Mts, senilai Rp 4.330.000.000 dan Pengadaan Sarana Teknologi, Informasi dan Komunikasi, senilai Rp 850.000.000.

“Proses lelang ini, tidak dianggap gagal, karena jumlah perusahaan yang mendaftar lebih dari tiga perusahaan,” kata Risna.

Sedangkan perwakilan pihak PT Barisdo Jaya, Hermansyah, mengatakan pihaknya sebenarnya datang sebelum waktu penutupan penerimaan dokument lelang. Tapi karena dihalangi membuat pihaknya ditolak panitia lelang, karena panitia telah menutup proses pendaftaraan.

“Saya rasa lelang ini, sudah diatur. Seadainya tidak dihadang, kami masih sempat mendaftar,” kata Hermansyah, diruang panitia lelang, yang telah dikawal aparat kepolisian.

Sedangkan Bupati Pontianak, Ria Norsan, yang kebetulan meninjau gedung eks Kantor Disparbudpora, langsung mengenai permasalahan tersebut. Dimana bupati, menilai apa yang dilaksanakan panitia sudah sesuai prosuder.

“Saya rasa panitia, sudah melaksanakan prosuder dengan aturan yang telah ditetapkan. Apalagi proses lelang saat ini, dilaksanakan menggunakan semi on line, dan terbuka untuk umum. Kemungkinan baru tahun 2012, menggunakan sistem full on line,” katanya.

Mengenai permasalahan proses lelang yang hampir ricuh tersebut, Ketua Gapindo Kabupaten Pontianak, Firmansyah,  mengatakan seharusnya panitia lelang, mempersiapkan pengamanan sebelum proses lelang dilaksanakan, dengan meminta pengamanan aparat kepolisian.

“Jika dari awal, panitia lelang meminta pengamanan dari aparat kepolisian. Saya rasa kericuhan ini, tidak akan terjadi. Kalau bisa, panitia lelang sebelum pelaksanaan proses pelelangan meminta pengamanan,” katanya.

LPTQ Kabupaten Jangan Jalan Ditempat

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kabupaten Pontianak, Selasa (10/5), kemarin, melaksanakan rapat koordinasi (Rakor), di Aula Kantor Bupati Pontianak,untuk mengkaji program-program LPTQ dan persiapan pembinaan qoria dan qoriah dalam menghadapi MTQ. Dimana Rakor sendiri, dibuka langsung Bupati Pontianak, Ria Norsan.

“LPTQ jangan jalan ditempat, dan hanya maju pada saat MTQ saja. Melalui Rakor ini, coba dirumusakan program LPTQ kedepan untuk mempersiapkan qori dan qoriah, dengan pembinaan qori dan qoriah sejak dini,” kata Norsan, yang juga selaku Pembina LPTQ Kabupaten Pontianak, dihadapan para pengurus LPTQ kecamatan dan kabupaten.

Lanjutnya lagi, Rakor LPTQ , juga merupakan agenda strategis dalam menyamakan persepsi dan konsulidasi kelembagaan dan implementasi program kerja LPTQ, baik tingkat kabupaten, maupun tingkat kecamatan. Serta adanya adanya perbaikan pola pembinaan qori dan qoriah dan cabang MTQ lainnya, sehingga bisa berprestasi lebih baik lagi dan dapat bersaing baik tingkat provinsi, nasional maupun internasional

“Semoga kegiatan ini, dijadikan momentum yang dapat membawa angin segar dan pencerahan bagi perkembangan dalam pembinaan qori dan qoriah, hafidz dan hafidzah kita. Untuk itu, walaupun Kabupaten Pontianak, wilayah sudah kecil peningkatan prestasi dengan kualitas qori dan qoriahnya harus lebih baik,” katanya.

Sedangkan Ketua Panitia Rakor LPTQ, Ismail, mengatakan dilaksanakan Rakor LPTQ untuk mengevaluasi hasil prgram LPTQ yang telah dilaksanakan sebelumnya, serta mempersiapkan pembinaan kader qori dan qoriah, hafidz dan hafidzah Kabupaten Pontianak, agar bisa kembali seperti masa jayanya pada tahun 90-an.

“Semenjak terjadi pemengkaran kabupaten. Kabupaten Pontianak memiliki keterbatasan jumlah qori dan qoriah. Dan sebagai ajang koordinasi LPQ kabupaten dan kecamatan, terutama dalam pembinaan qori dan qoriah kita,” kata Kabag Kesra Sekda Kabupaten Pontianak ini.

Sabtu, 07 Mei 2011

PT Jasa Raharja Serahkan Santunan

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

PT Jasa Raharja (Persero) cabang Kalimantan Barat, Kamis (5/5), kemarin, menyerahkan santunan sebesar Rp 25 juta kepada ahli waris Aipda Agus Santoso, anggota Polres Pontianak yang meninggal dunia karena menabrak truk tronton yang mogok, Sabtu malam (30/4), di Jalan Raya Dusun Sungai Kurnia, Desa Malikian.

“Santunan Jasa Raharja yang diberikan kepada ahli waris korban sebesar Rp 25 Juta tersebut merupakan santunan meninggal dunia dan sudah menjadi tanggungjawab kami. Santunan langsung kami bayarkan kepada ahli waris melalui transfer ke rekening tabungan ahli waris,” kata Kepala Cabang Jasa Raharja Kalimantan Barat, Tri Haryanto, saat menyerahkan santunan kepada istri korban, Warsinah, didampingi abang korban, Harry Sumantri, dengan disaksikan langsung Kapolres Pontianak, Andi Fairan.

Selain itu, Tri Haryanto, juga mengucapkan bela sungkawa dan mengharapkan santunan, bisa meringankan beban keluarga yang ditinggalkan.

“Kita turut berduka cita, semoga santunan ini bisa membantu keluarga yang ditinggalkan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada kepolisian yang membantu persiapan berkas sehingga santunan ini bisa langsung disalurkan,” katanya.

Kapolres Pontianak, Andi Fairan, juga mengaku merasa kehilangan anak asuhnya dan turut mengucapkan turut berduka cita kepada istri dan keluarga, Aipda Agus Santoso. Dan berharap keluarga yang ditinggalkan, diberikan ketabahan dan kekuatan dan mengikhlaskan kepergian Aipda Agus Santoso.

“Agus wafat dalam melaksanakan tugas, selaku pimpinan saya juga bersih dan saya berharap keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan almarhum diterima di surganya Allah SWT. Dan saya juga akan mengajukan  kenaikan pangkat bagi almarhum yang meninggalkan dalam melaksanakan tugas,” kata Andi, dihadapan istri korban, Warsinah, yang terlihat menetiskan air mata, tak kuasa menahan rasa sedih ditinggalkan suami tercinta.

Sendangkan abang korban, Harry Sumantri, mewakili pihak ahli waris, mengucapkan terima kasih atas santunan yang diserahkan pihak PT Jasa Raharja. Dan dana santunan tersebut, akan dipergunakan sebaik mungkin, terutama bagi pendidikan ketiga anak Aipda Agus Santoso.

“Dana ini, akan dimanfaatkan sebaik mungkin, terutama bagi anak-anaknya yang ditinggalkan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada PT Jasa Raharja dan Kapolres yang telah memberikan santunan ini,” kata Harry.

Kamis, 05 Mei 2011

Gawe Naik Dango XXVI Tahun 2011

Cornelis : Suku Dayak Harus Berpikiran Maju

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Mengungkapkan rasa syukur kepada sang maha pencipta terhadap hasil panen padi. Suku Dayak Kanayatn di Kabupaten Pontianak, Landak dan Kubu Raya. Melaksanakan upacara Naik Dango XXVI Tahun 2011 yang dipusatkan di Kecamatan Sadaniang, Kabupaten Pontianak.

Gawe Naik Dango tersebut, dihadiri langsung Gubernur Kalbar, Cornelis, didampingi istri Ketua Tim Penggerak PKK Kalbar, Frederika Cornelis, Anggota Anggota Komisi IX DPR RI Karolin Margret Natasa. Bupati Pontianak, Ria Norsan, Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, kepala dinas instansi, muspida dan tokoh masyarakat, serta tokoh adat dayak.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Kalbar, Cornelis, mengharapkan pelaksanaan ritual naik dango yang menjadi aset budaya daerah, setiap tahun harus dilakukan evaluasi. Apakah cukup dilaksanakan di kabupaten, tidak perlu di kecamatan atau digabung dengan provinsi dan kabupaten sekaligus.

“Naik dango hanya dilaksanakan orang Dayak Khanayatn di Kabupaten Pontianak, dan setelah diterjadi reformasi dan pemekaran. Maka Dayak Khanayatn juga ada di Kabupaten Landak dan Kubu Raya. Jadi keseluruhan orang Dayak Khanayatn ada di 23 kecamatan. Untuk itu, saya meminta para intelektual Dayak dan tokoh aday Dayak, bisa mengemas acara naik dango secara moderen, dengan menampilkan nilai-nilai positif yang tidak bertentangan dengan UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, serta ideologi Pancasila,” kata Cornelis.

Karena selaku Ketua Adat Dayak Provinsi Kalbar, Cornelis, juga tidak ingin Gawe Naik Dango, menjadi penilaian negatif terhadap cara hidup orang dayak. Seperti menggekar pacar malam dengan pelacuran, perjudian, narkoba sehingga dapat merusak generasi muda suku Dayak.

“Para tokoh adat Dayat harus berpikiran maju, sehingga kebudayaan Dayak, bisa eksis, diakui dan bisa dinikmati saudara kita yang bukan suku dayak. Untuk itu, hal-hal negatif harus dibereskan dan dituntaskan, sehingga orang tidak berpikir suku Dayak premitif, hanya bisa menjadi preman, mabuk-mabukan dan makan orang,” katanya.

Selain itu, Cornelis, juga mengharapkan para masyarakat, tokoh adat Dayak, dan lembaga adat dayak dari tingkat nasional, provinsi, kabupaten, kecamatan bahkan desa, bisa membantu menyampaikan pesan-pesan pemerintah, guna mempercepat suksesi pembangunan jati diri bangsa.

“Jangan hanya berpikir dan semata-mata pembangunan dilaksanakan untuk kepentingan pribadi maupyn perseorangan. Tapi kita harus bersama-sama membangun daerah ini. Jangan ada lagi penahanan alat berat maupun, konflik horizontal, serta tindakan radikal,” katanya.

Sedangkan Bupati Pontianak, Ria Norsan, mengharapkan kesenian dan kebudayaan daerah seperti naik dango, haruslah dikemas dengan baik, sehingga menjadi daya tarik wisata dan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan baik domestik maupun manca negar.

“Melalui naik dango ini, kita dapat mengenalkan dan mempromosikan nilai-nilai budaya sebagai kearifan lokal, sehingga lebih dapat dikenal dan dilestarikan kepada generasi muda,” katanya.

Selain itu, Norsan, juga mengharapkan melalui kegiatan budaya naik dango, bisa meningkatkan dan memajukan pembangunan di Kecamatan Sadaniang, agar tidak ada lagi ketertinggalan seperti apa yang dirasakan selama ini.

“Jagalah ketertiban dan keamanan, serta menciptakan kebersamaan dan persatuan dan tanggungjawab yang tinggi demi kemajuan pembangunan dan peningkatan ekonomi kerakyatan di Kabupaten Pontianak,” katanya.

Jenazah TKI asal Kalbar, Disambut Isak Tangis Keluarga

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Jenazah tenaga kerja Indonesia TKI di Arab Saudi asal Kalbar, Musrifah (43), yang meninggal dunia dalam perjalanan pulang bersama 2.927 TKI dengan Kapal KM Labobar. Kamis (5/5), kemarin, sampai ke rumah duka di Desa Ulu Sungai, Desa Sungai Bakau Besar Darat, Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Pontianak, yang disambut isak sangis sanak keluarga, bahkan ada yang pingsan.

“Kami pihak keluarga mengucapkan terima kasih atas bantuan pemerintah, sehingga jenazah adik diurus dan dipulangkan ke sini,” kata H.M Rawi, mewakili pihak keluarga, saat menyambut kedatangan jenazah Musrifah, yang juga dihadiri Kedis Sosnakertrans Kabupaten Pontianak, Bambang, Camat Sungai Pinyuh, Syamsul Rizal, dan Wakil Ketua DPRD, H.M. Amin H Amin.

Sedangkan teman almarhumah, Siyuma, Warga Parit Mangku Kampung Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir, yang juga TKI yang menemati beliau almarhumah selama perjalanan pulang, mengatakan Musrifah, selama  2 bulan dipenampungan sudah mengalami sakit, dan saat 2 hari perjalanan pulang di kapal KM Labobar, kondisi semakin parah dan meninggalkan dunia 30 April.

“Kondisi Musrifah saat dipenampungan sudah sakit, dua hari di kapal sakitnya semakin parah. Dan sudah mendapatkan perawatan medis, tapi tidak tertolong lagi,” katanya.

Sedangkan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, HM Amin H Aminin, mengharapkan meninggalnya, Musrifah, bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri, diharapkan melalui jalur yang resmi, dengan melengkapi dokumen yang sah.

“Saya menurut berduka cita terhadap meninggalnya warga kita ini. Namun diharapkan ini, bisa menjadi pelajaran. Jadilah TKI yang melalui jalur yang sah, sesuai kententuan yang berlaku,” kata Legislator Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.

Selain itu, Kepala Dinas Sosnakertrans Kabupaten Pontianak, Bambang, atas nama Pemda Kabupaten Pontianak, juga mengucapkan bela sungkawa terhadap keluarga Musrifah. Sedangkan mengenai masalah tenaga kerja illegal, pihaknya akan lebih intensif lagi melakukan sosialisasi kepada warga, khusus warga Kabupaten Pontianak yang ingin menjadi TKI.

“Kita akan intensifkan lagi sosialisasi, sehingga kesadaran warga kita untuk menjadi TKI yang resmi meningkat. Kita juga akan melakukan pelatihan-pelatihan, sehingga warga yang menjadi TKI resmi, memiliki keahlian sebelum diberangkatkan,” katanya.

Sabtu, 30 April 2011

Nelayan Pertanyakan Distribusi Solar SPDN

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Para nelayan Sungai Pinyuh, menilai ada yang tak beres dalam pengelolaan solar di Stasiun Packed Dealer Nelayan (SPDN) di Gang Pancasila, Kecamatan Sungai Pinyuh yang dikelolah Koperasi LEPP-M3 Kabupaten Pontianak. Hal tersebut, memicu kelompok nelayan melakukan aksi, mempertanyakan penyaluran minyak solar kepada pihak pengelolah SPDN, Sabtu (30/4), kemarin.

Tidak ingin terjadi keributan terhadap aksi protes nelayan tersebut, Kapolsek Sungai Pinyuh, Dwi Budi Mutiono, melakukan meditasi kepada para nelayan dan pihak koperasi atau pengelolah SPDN untuk menemukan solusi terbaik, penyelesaikan penyaluran minyak solar bagi nelayan tersebut.

Salah satu perwakilan nelayan, M. Syaiful, menjelaskan para nelayan mempertanyakan sistem penyaluran solar di SPDN yang dinilai telah melakukan kenaikan harga. Sehingga tidak sesuai dengan harga yang telah ditetapkan PT Pertamina. Selain itu, pihak koperasi juga diminta tidak melayani masyarakat yang bukan nelayan, yang hanya sekedar mencari keuntungan.

“Harga solar yang ditetapkan pertamina perliter Rp 4500, mengapa di SPDN ini bisa mencapai Rp 4500 bahkan sampai Rp 4800. Berarti sudah menyalahi aturan. Selain itu, kami juga minta para nelayan luar yang ingin membeli solar, harus memiliki kartu anggota nelayan, kalau tidak jangan dilayani,” katanya.

Apalagi saat ini, sesuai aturan dan ketentuan yang telah ditetapkan pertamina, pihak SPBU tidak boleh melayani penjualan solar kepada nelayan. Akibatnya, nelayan yang ada di Sungai Pinyuh resah dan terancam tidak melaut.

“Sudah stock di SPDN terbatas, nelayan dari luar juga mengambil minyak disini. Apalagi SPBU sudah tidak melayani penjualan solar kepada nelayan,” kata Syaiful.

Menjawab pertanyaan para nelayan tersebut, Operator SPDN Sungai Pinyuh, Iyan, mengatakan adanya kenaikan harga solar tersebut, karena pihaknya harus menutupi biaya operasional. Seperti biaya di depot pertamina, kendaraan, mesin SPDN.

“Biaya opersional kami tinggi, keuntungan Rp 10 ribu itu, utnuk menutup biaya operasional mengakut solar ke SPDN,” katanya.

Sedangkan Sekretaris Koperasi LEPP-M3 Kabupaten Pontianak, H. Isya H. Ismail, menaggapai keluhan nelayan tersebut, mengatakan SPDn Sungai Pinyuh, sesuai aturan yang telah ditetapkan pertamina dan Dinas Perikanan dan Kelautan, tidak hanya melayani nelayan di Kecamatan Sungaim Pinyuh. Tapi melayani nelayan dari Sungaim Purun, Peniraman, Nusapati, bahkan sampai Sungai Duri.

“SPDN tidak hanya melayani nelayan di Sungai Pinyuh saja, tapi nelayan dari Sungai Purun sampai Sungai Duri, Kecamatan Sungai Kunyit. Tapi jika memang dinilai tidak beres, bisa saja SPDN ditutup dan resikonya nelayan tidak akan mendapatkan distribusi solar,” kata Isya.

Sedangkan Kapolsek Sungai Pinyuh, Dwi Budi Mutiono, selaku pihak penengah menyarankan kepada para nelayan, operator SPDN dan pihak koperasi, untuk melakukan koordinasi kembali, kepada pihak dinas terkait. Terutama Dinas Perikanan dan Kelautan untuk mengatasi permasalahan distribusi solar nelayan tersebut.

“Hasil pertemuan ini, sebaiknya dikoordinasikan dengan Dinas Perikanan dan Kelautan, sehingga permasalahan distribusi solar nelayan ini, bisa diselesaikan,” katanya.

Gubernur Kalbar Minta Masyarakat Waspadai NII

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Isu Negara Islam Indonesia (NII) yang ingin memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dinilai Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis, mengatakan pantas untuk diwaspadai seluruh masyarakat, karena NII telah menimbulkan keresahan sejumlah daerah ditanah air.

“Selaku masyarakat, kita jangan mudah terkontaminasi terhadap hal-hal yang berdampak negatif terhadap persatuan dan kesatuan bangsa. Bahkan presiden mengajak masyarakat melakukan hal positif, salah satunya berolahraga,” kata Cornelis, saat menghadiri Kejurnas Balap Sepeda “Kabupaten Landak-Bank Kalbar Bike Race 2011” di Kantor Bank Kalbar Sungai Pinyuh, Sabtu (30/4), kemarin.

Lanjutnya lagi, dalam mewaspadai gerakan NII, seluruh kompoten masyarakat diminta bersatu. Baik Tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat maupun orang tua, dalam memberikan pembinaan kepada para generasi muda. Selain itu, permasalahan gerakan NII tidak hanya bisa diserahkan kepada aparat kepolisian maupun TNI, karena mereka hanya menangani permasalahan pelanggaran hukum.

“Pembinaan generasi muda, tidak hanya cukup dilakukan pemerintah, tapi membutuhkan peran seluruh komponen bangsa, untuk melakukan pembinaan yang positif, sehingga para generasi muda tidak mudah dicuci otaknya dan jadi teroris,” katanya.

Selain itu, Cornelis, juga berharap Bangsa Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau, suku bangsa dan agama, tidak menjadikan perbdedaan itu sebuah pertentangan. Tapi bagaimana perbedaan yang ada menjadi suatu kekuatan dan potensi membangun Bangsa Indonesia.

“Perbedaan janganlah dijadikan pertentangan, tapi mari kita bersatu. Sehingga perbedaan menjadi kekuatan bangsa ini,” katanya.

Kembalikan Kejayaan Balap Sepeda Kalbar

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Mengembalikan kejayaan dan masa emas balap sepeda Kalbar. Pengprov PB ISSI Kalbar, Sabtu (30/4), kemarin, melaksanakan Kejurnas Bala Sepeda “Kabupaten Landak-Bank Kalbar Bike Race 2011”. Dimana peserta lomba langsung dilepas Gubernur Kalbar, Cornelis, di depan Kantor Bank Kalbar Sungai Pinyuh, Kabupaten Pontianak. Para pembalap bakal menempuh jarak 135 Km, dengan finis di depan Kantor Bank Kalbar Ngabang, Kabupaten Landak.

Acara pelepasan tersebut, juga dihadiri Ketua Umum PB ISSI, Phany Tanjung, Ketua PB ISSI Kalbar, Karolin Margret Natasa, Wakapolda Kalbar, Safarudin, Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto, Wakil Wali Kota Pontianak, Paryadi, Direktur Utama PT Bank Kalbar, Sudirman, Dandim Mempawah, Parlindungan Sirait, serta tamu undangan lainnya.

Ketua PB ISSI Kalbar, yang jugaAnggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Karolin Margret Natasa, mengatakan dilaksanakannya Kejurnas Balap Sepeda ini, diharapkan mampu membangkitkan semangat untuk mengembalikan kejayaan olahraga balap sepeda Kalbar, yang dulu pernah berjaya di tingkat nasional maupun internasional mewakili Indonesia.

“Kita ingin, balap sepeda Kalbar kembali dimasa jayanya dulu. Walaupun semuanya harus dilakukan pembinaan secara bertahap. Karena regenerasi balap sepeda Kalbar sempat terputus, maka kita pengurus PB ISSI, terus melakukan pembinaan para pembalap muda. Seperti melakukan pembinaan atlet muda kalbar di Pusat Pendidikan dan Latihan Olah Raga (PPLP),” kata Karolin.

Sedangkan Direktur Utama PT Bank Kalbar, Sudirman, mengatakan Bak Kalbar sebagai pihak pendukung pelaksanaan kejuaraan, merupakan suatu bentuk komitmen Bank Kalbar untuk memajukan cabang olahraga balap sepeda di Kalbar.

“Bank Kalbar memiliki komitmen untuk menjadikan balap sepeda sebagai cabor yang beprestasi dan disegani di kancah nasional maupun internasional. Maka kita selalu siap memberikan dukungan setiap kejuraan balap sepeda,” katanya.

Sedangkan Gubernur Kalbar, Cornelis, sangat mengharapkan balap sepeda Kalbar bisa berjaya lagi, baik ditingkat nasional maupun internasioanl. Seperti di era Kalimanto Tulus Widodo, Maruki Madsum, Suwandra dan Van Art bersaudara, yang kerap mengharumkan nama Kalbar dan Indonesia.

“Besepeda ini, olahraga yang murah. Serta ramah lingkungan, untuk itu saya mengajak masyarakat untuk memasyarakatkan besepeda. Dan bagi para pembalap, saya minta bertandinglah secara profesional dan tetap menjunjung tinggi  sportifitas dan taatilah peraturan lalu lintas,” katanya

Selain itu, Ketua Umum PB ISSI, Phany Tanjung, mengharapkan event-event kejuraan balap sepeda ditingkat daerah bisa ditingkat dan terus berlanjut secara kontiyu, sehingga bisa memicu para atlet-atlet balap sepeda junior untuk terus mengembangkan kemampuannya.

“Saya menyambut baik, dilaksankannya Kejurnas balap sepeda ini. Diharpkan kejuraan seperti ini, terus berlanjut, sehingga bisa muncul atlet-atlet muda yang berbakat,” katanya.

Adapun nomor-nomor yang diperlombakan selain individu bike race, Ketua Komisi Perwasitan PB ISSI Kalbar, Erwin Anwar, mengatakan juga dilombakan nomor Criterium Race yang start dan finish di Bank Kalbar Ngabang, Kabupaten Landak, dengan nomor yang dilombakan IRR Race Open Putra, criterium road open putra/putri, criterium MTB open putra, criterium MTB master open (40 th+) dan criterium MTB lokal Putra, dengan memperebutkan total hadiah Rp 55,2 juta.

“Total pembalap yang terdaftar 127 pembalap. Untuk nomor individu bike race, menempuh rute sepajang 135 Km, diikuti 56 pembalap,” katanya.

Rabu, 27 April 2011

RSUD Rubini Belum Laksanakan Program Jampersal

Karolin : Dinas Kesehatan Harus Proaktif

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

RSUD Rubini Mempawah sampai saat ini, belum melaksanakan program Jaminan Persalinan Gratis (Jampersal). Hal ini disampaikan Kabid Penunjang RSUD dr Rubini, Mukhtar Siagian, kepada Anggota Komisi IX DPR RI, Karolin Margret Natasha, yang mendatangai langsung RSUD Rubini Mempawah, Selasa (19/4), kemarin.

“Sampai saat ini, kami belum menerima Juknis Jampersal, bahkan dari Dinas Kesehatan juga belum melaksanakan sosialisasi, bagaimana sistem pelaksanaan Program Jampersal,” kata Mukhtar, yang untuk sementara waktu menjabat Plh Direktur RSUD Rubini Mempawah.

Menanggapi belum terlaksananya program Jampersal di RSUD Rubini Mempawah, Anggota Komisi IX DPR RI, Karolin Margret Natasha, yang didampingi anggota DPRD Kabupaten Pontianak dari Fraksi PDI Perjuangan, sangat menyayangkan koordinasi pihak Dinas Kesehatan dan RSUD Rubini mempawah, terkait sosialisasi program berjalan sama sekali.

“Seharusnya pihak rumah sakit, maupun Dinas Kesehatan harus berkoordinasi secara baik, dalam mensosialisasikan program ini. Karena mulai Januari 2011, program jampersal ini, sudah harus dilaksanakan,” kata Karolin.

Lanjutnya lagi, dirinya meminta Dinas Kesehatan, juga terus melaksanakan koordinasi kepada masyarakat, bidan desa maupun bidan swasta, terkait pelaksanaan program Jampersal.

“Saya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi agar proaktif, menyampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk mensosialisasikan program yang bertujuan mengurangi angka kematian ibu dan bayi ini,” katanya.

Adapun dana yang digelontorkan Kementerian Kesehatan untuk program jampersal sebesar Rp 1,2 triliun. Dimana masing-masing kabupaten/kota akan kebagian anggaran Rp 2 miliar.

“Untuk Kalbar anggaran Jampersal sekitar Rp 1,021 Milyar. Jadi tidak ada alasan lagi, para ibu hamil, untu takut biaya melahirkan. Semua proses melahirkan gratis,” katanya.

Sedangkan salah seorang suami pasien yang dirawat di ruang kebidanan RSUD Rubini Mempawah, Sunarwi, warga asal Pahuman, mengaku sama sekali tidak mengetahui bahwa ada program Jampersal yang mengratiskan biaya pemeriksaan, melahirkan dan perawatan setelah melahirkan.

“Istri saya baru satu hari dirawat disini. Istri saya mengalami keguguran dan saya sama sekali tidak tahu ada program bahwa biaya melahirkan gratis. Kalau memang gartis, saya sangat mengucapkan terima kasih, karena sangat membantu saya,” katanya.

Bupati Pontianak Telusuri Tambang Emas PT Antam

Tambang Emas Pongkor Layak Dicontoh

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Bogor

Menjaga kerusakan alam di Kabupaten Pontianak, terutama yang disebabkan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Bupati Pontianak, Ria Norsan, Sabtu (23/4), kemarin, mengunjungi tambang emas Pongkor PT Aneka Tambang (Antam) Tbk di Bogor, Jawa Barat, yang dikelolah secara teknik tambang dalam (underground mining), yang diakui cukup berhasil. Karena proses pertambangan, tetap mengutama kelestarian alam.

Kedatangan rombongan Bupati Pontianak, Ria Norsan, disambut Manajemen PT Antam dengan baik di Wisma Utama Pongkor PT Antam. Salah satunya Senior Vice President, Hari Widjajanto, yang memberikan penjelasan proses pertambangan emast Pongkor, yang tetap mengutamakan program keselamatan dan kesehatan kerja, serta lingkungan pertambangan.

“Pertambangan emas Pongkor, mulai beroperasi tahun 1992. Dari keseluruhan areal itu hutan produksi dan sebagian lagi hutan lindung. Selain itu, di sekitar tambang juga ada Taman Nasional Gunung Halimun dan Gunung Salak. Maka dari itu kami pilih teknik tambang dalam, dengan membuat goa tambang. Sehingga hutan yang ada tidak atas tidak mengalami kerusakan,” kata Senior Vice President, Hari Widjajanto, memberikan penjelasan kepada Bupati Pontianak, Ria Norsan, sebelum rombongan meninjau dan menyelusuri goa tambang emas yang dikelolah PT Antam tersebut.

Lebih lanjut, Hari, menjelaskan Tambang emas Pongkor memiliki tiga urat emas utama yakni Ciguha, Kubang Cicau dan Ciurug. Metode penambangan menggunakan conventional cut and fill stoping pada urat emas Ciguha dan Kubang Cicau. Pada urat emas Ciurug Antam menggunakan metode penambangan mechanised cut and fill dengan peralatan hydraulic jumbo drill dan load haul dump (LHD) sejak tahun 2000. Penggunaan metode mechanised cut and fill tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi namun juga menurunkan biaya produksi untuk meningkatkan efisiensi.

“Tambang emas Pongkor diperkirakan memiliki usia tambang sampai dengan tahun 2019. Dan selama tambang beroperasi limbah pabrik dipabrik detoksifikasi yang terdiri dari dua tanki untuk menurunkan kandungan sianida di tailing menjadi di bawah batas 0.5 ppm. Setelah diolah, tailing kembali dimasukkan ke tambang di dalam sistem total tailing backfill system dengan kombinasi semen,” katanya.

Setelah rombongan bupati, mendapat penjelasan sekilas tentang pertambangan emas PT Antam. Seluruh rombongan Pontianak, diwajibkan mengisi surat pernyataan sebelum meninjau lokasi, selain itu juga diberikan arahan terkait penggunaan alat pelindung diri sebelum masuk ke goa tambang. Seperti penggunaan helmet, pakaian, masker, lampu, sepatu boat, pelindung telinga, sarung tangan dan lain-lain, yang tujuan guna keselamatan para pekerja dan pengujung. Dan para pungunjung juga diwajibkan mengikuti segala peraturan yang ada.

“Dengan melakukan tambang dari dalam, kita tetap menjaga kelesatrian lingkungan. Apalagi PT Antam, memiliki komitmen  kuat dalam program keselamatan dan kesehatan, serta lingkungan pertambangan. Bahkan kedepannya tambang emas Pongkor dapat dijadikan objek wisata yang sangat unik dan dapat menjadi andalan bagi pariwisata Jawa Barat,” kata Hari.

Akhirnya rombongan bupati, melanjutkan perjalanan ke lokasi pertambangan. Disana seluruh rombongan menggantikan pakaian serta alat pengaman lainnya. Setelah itu, rombongan bupati melanjutkan perjalanan dengan mobil truk, menuju pintu masuk goa tambang yang berada di level 600 kilometer dari permukaan laut. Disana rombongan bupati disambut, Operator Tambang B, Suhada.

“Saya berharap semua mengikuti arahan, jangan jauh dari rombongan. Karena panjang terowongan ini, sekitar 30 kilometer, dan memiliki banyak cabang terowongan. Namun kita akan menempuh perjalanan hanya 3 kilometer dari pintu masul level 600 dan keluar ke level 500. Dan ada sekitar 100 lebih penambang setiap hari di alam terowongan, dengan tiga kali shif,” kata Suhada.

Dan sebelum masuk ke terowongan tambang, bupati terlebih dahulu mengajak seluruh rombongan untuk berdoa bersama, dimana doa langsung dipimpinan bupati, yang memohon keselamatan selama perjalanan. Setelag berdoa sleuruh rombongan dengan menaiki mobil pick up terbuka, memasuki goa tambang.

Rasa takjub muncul melihat goa tambang, dengan dibantu penerangan lampu di helmet. Para rombongan bisa melihat jelas, bagaimana aktifitas di dalam tambang yang telah dikelolah sejak tahun 1992 tersebut. Seperti lori membawa bantu tambang yang keluar, dan tempat proses pengeboran, peledakan, pengerukan, pengangkutan, dan penimbunan kembali. Serta beberapa penambang terlihat melakukan aktifitas tersebut.

Setelah 1 jam lebih menyelusuri goa tambang, rombongan bupati akhirnya keluar melalui pintu terowongan di level 500, yang merupakan pintu utama keluar masuk lokasi tambang. Dan terlihat pemandangan pegunungan yang masih terawat baik, padahal dibawah gunung dipenuhi terowongan tambang emas. Selanjutnya rombongan bupati melanjutkan perjalanan ke lokasi proses pengolahan bijih emas yang menggunakan standar sianidasi yaitu carbon in leach yang diikuti proses elutaion dan proses electrowinning. Selanjutnya meninjau lokasi pengolahan limbah di lokasi Cyanide Destruction Plant, yang beroperasi 24 jam dengan pengambilan sampel 1 jam sekali, yang bertujuan untuk mencegah keluarnya sianida, sebelum dilepas di Sungai Cikaniki.

“PT Antam, merupakan salah satu investor yang akan berinvestasi di Kabupaten Pontianak. Saya berkunjung disini, bagaimana melihat kinerja dan keseriusan PT Antam, yang berencana membangun pabrik alumnia di Kecamatan Toho,” kata Bupati Pontianak, Ria Norsan.

Lanjutnya lagi melihat proses penambangan emas Pongkor. Norsan, menilai manajemen PT Antam dalam pengolahan tambang emas Pongkor sangat baik sekali. Selain hanya melaksanakan aktifitas tambang, pihak manajemen PT Antam tetap memperhatikan kondisi sosial masyarakat dan kelestarian lingkungan.

“Semoga saja, kedepan PT Antam bisa bekerjasama mengelolah tambang emas di daerah kita, selain Alumnia. Karena pengeolahan tambang yang dilaksanakan PT Antam sangat profesional. Lihat saja, dari proses tambang sampai penanganan limbah dilakukan dengan sangat baik. Sedangkan daerah kita, masyarakat melakukan penambangan emas tanpa izin, yang beresiko besar merusak lingkungan.  Seperti hutan gundul, air tercemar dan bisa menimbulkan berbagai macam penyakit. Semoga saja kedepan contoh ini, bisa diterapkan di daerah kita,” kata Norsan, sebelum berpamitan dan meninggalkan lokasi tambangan emas Pongkor PT Antam.

Sabtu, 16 April 2011

Bupati Pontianak Gelar Syukuran

 
                                                  

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Kepemimpinan pasangan sehati kita peduli, Ria Norsan-Rubijanto, memimpin Kabupaten Pontianak, telah genap 2 tahun, tepatnya pada 13 April lalu. Sebagai bentuk syukur selama kepemimpinnya, Bupati dan Wakil Bupati Pontianak tersebut, menggelar syukuran di Rumah Dinas Bupati Pontianak, Jumat malam (14/4), kemarin.

Dalam syukuran Bupati Pontianak, Ria Norsan, mengungkapkan bahwa acara syukuran, sebagai bentuk refleksi kepemimpinnya selama 2 tahun. Karena dirinya, merasa selama 2 tahun, masih banyak persoalan-persoalan terkait masalah pembangunan dan kesejahteraan masyarakat yang belum tercapai, sesuai visi dan misinya bersama Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto.

“Selama dua tahun dilantik, massih belum banyak yang bis akami perbuat bagi daerah ini. Dan sudah barang tentu masih ada juga kekurangan, namun saya akan terus berupaya optimal meningkatkan pembangunan di Kabupaten Pontianak disegala sektor kehidupan,” katanya.

Acara yang dihadiri para muspida, tokoh masyarakat, alim ulama dan kepala SKPD se Kabupaten Pontianak tersebut, Ria Norsan, sangat mengharapkan dukungan seluruh stekholder di Kabupaten Pontianak dalam pembangunan daerah, sehingga pelaksanaan pembangunan disegala bidang berjalan lancar dan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat juga bisa tercapai.

“Dukungan seluruh element masyarakat, sangat saya butuhkan dalam membangun Kabupaten Pontianak, tanpa dukungan masyarakat tentu akan sulit berjalan pemerintahan ini. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih, kepada seluruh masyarakat yang telah menjaga stabiliats keamanan dan ikut serta membangun pembangunan daerah ini,” kata Norsan, yang juga memberikan tali asih kepada para anak yatim usai acara syukuran

Jumat, 15 April 2011

Polisi Kawal Distribusi Soal UN

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Mencegah kebocoran dan keamanan pendistribusian soal ujian nasional (UN) untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Umum (SMU) di Kabupaten Pontianak. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), melibatkan personil kepolisian untuk mengawal dan menjaga soal UN, sampai ke sekolah pelaksana ujian.

“Hari ini, soal ujian untuk SMA telah datang. Demi pengamanan kita, telah meminta pihak Polres Pontianak, membantu mengawal dan menjaga soal demi terhindar dari dari upaya kebocoran soal,” kata Kepala Disdikpora Kabupaten Pontianak, Zulkifli Salim, Jumat (15/4), kemarin.

Mengenai pendistribusian soal UN, Zulkilfi, menjelaskan dari Disdikpora akan mendistribusikan ke Sub Rayon sekolah pelaksanaan UN, pada 17 April. Untuk itu, pihaknya akan bekerjakeras, berupaya pendistribusi soal berjalan lancar dan tepat waktu.

“Ujian tingkat SMA akan dilaksanakan 18 April ini. Jadi 17 April, seluruh soal sudah didistribusikan ke sekolah-sekolah pelaksana ujian. Dan itu juga akan dijaga pihak kepolisian dan dari Disdikpora yang kita tunjuk. Begitu juga soal ujian untuk SMP, dari provinsi akan mengirim pada 22 April, sedangkan ujiannya 25 April, dimana pendistribusian soalnya juga akan dikawal pihak kepolisian,” katanya.

Pangdam Minta Istri Prajurit Dukung Tugas Suami

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Panglima Kodam XII/Tanjungpura, Gerhan Lantara, mengatakan dalam membina kebahagian rumah tangga, istri parjurit  harus mengerti tugas pokok suami serta bisa berperan penting dalam menunjang tugas dan kemajuan karier suami.

“Istri prajurit TNI, harus selalu mendukung kinerja suami. Artinya mengerti tugas pokok dan selalu mendukung kinerja suami. Begitu juga suami harus mengerti dan selalu menjaga kepercayaan suami,” kata Panglima Kodam XII/Tanjungpura, Gerhan Lantara, saat bertatap muka langsung dengan jajaran anggota Kodim Mempawah dan para istri prajurit yang bergabung dalam Persit Candra Kirana, di Makodim Mempawah, Minggu (10/4), kemarin.

Kedatangan Pangdam Kodam XII/Tanjungpura, Gerhan Lantara, beserta istri  yang disambut Dandim Mempawah, Parlindungan Sirait dan Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto. Selain menghimbau para prajurit beserta istri agar menciptakan hidup yang harmonis dalam berumah tangga. Gerhan juga memberikan suntikan motivasi dan wejangan kepada prajurit TNI agar terus meningkatkan kedisiplinan, serta profesionalisme dalam bertugas. Serta mengajak bersama-sama memerangi Narkoba.

“Selaku Prajurit TNI disiplinlah dalam melaksanakan tugas. Selain itu, jauhilah narkoba atau mari bersama-sama kita perangi narkoba. Karena narkoba, selai merusak fisik dan syarat otak, juga merusak generasi bangsa,” kata Gerhan.

Kabupaten Pontianak Jadi Kabupaten Mempawah

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Sidang paripurna LKPJ Bupati terkait penggunaan APBD 2010, Selasa (12/4), kemarin, juga disertai penandatangan kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MOU) Program Legislasi Daerah (Prolegda) 201  antara eksekutif dan legislatif di Gedung DPRD Kabupaten Pontianak.

Prosesi penandantangan MoU tersebut dilakukan oleh masing-masing pimpinan, dimana pihak Eksekutif dilakukan langsung Bupati Pontianak, Ria Norsan, sedangkan pihak Legislatif oleh Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, dengan didampingi Wakil Ketua, HM Amin H Aminin.

Pada kesempatan tersebut, Ketua DPRDF, Rahmad Satria, menjelaskan pada Prolegda tahun 2011, ada 17 Raperda yang masing-masing terdiri dari 16 prakarsa Pemkab Pontianak, dan 1 keputusan DPRD Kabupaten Pontianak, terkait perubahan nama Kabupaten Pontianak menjadi Kabupaten Mempawah.

“Penyusunan Proglegda, merupakan implementasi Undang-Undang No 10 tahun 2004, tentang pembentukan peraturan perundang-undangan, serta PP No 16 tahun 2010, tentang pedoman penyusunan peraturan DPRD. Dan Peraturan Mendagri No 169 tahun 2004, tentang pedoman penyusunan Prolegda,” kata Rahmad.

Lanjutnya lagi, ke 17 Raperda antara lain, Raperda pajak bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, Raperda bangunan walet, Raperda retribusi pengedalian manara komunikasi, Raperda retribusi administrasi kependudukan, Raperda pengujian kendaraan bermotor, Raperda retribusi pelayanan pendidikan, Raperda pelayanan kesehatan.

“Dari ke 17 Raperda tersebut, ada satu keputusan dewan terkait perubahan nama Kabupaten Pontianak menjadi Kabupaten Mempawah. Dimana keputusan perubahan nama ini, bakal kita usulkan ke Mendagdri,” katanya.

Disiplin Pegawai Jadi Sorotan Bupati

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Bupati Pontianak, Ria Norsan, kembali mengingatkan para PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pontianak untuk meningkatkan sikap kedisiplinan. Hal ini, disampaikan saat upacara gabungan Struktur Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Senin (4/4), kemarin, di Halaman Kantor Bupati Pontianak, yang diikuti ratusan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pontianak.

“Saya tidak bosan-bosannya mengingatkan para pegawai untuk meningkatkan kedisiplinan. Tanpa disiplin dan kerja keras, mustahil apa yang kita inginkan bisa tercapai,” kata Norsan, selaku inspektur upacara.

Selain itu, Norsan menghimbau seluruh PNS dapat menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik. Selaku abdi negara dan masyarakat, PNS dituntut menjadi teladan dan panutan baik pada saat berada dilingkungan kerja maupun masyarakat. PNS hendaknya tidak bermasalah dengan hukum.

“PNS Pemkab Pontianak, jangan sampai terlibat kasus kriminal. Baik, pencurian, perkelahian serta narkoba. Sebab, PNS yang terlibat kasus kriminal, maka tidak ada toleransi dan akan diproses secara hukum oleh aparat penegak hukum. PNS yang bersangkutan juga akan mendapatkan sangsi sesuai ketentuan dan aturan hukum yang berlaku,” katanya.

Dan dirinya, juga menghimbau kepada PNS, khususnya dalam hal peningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat. Untuk mewujudkan pelayanan yang maksimal, hendaknya dimulai dari disiplin pegawai itu sendiri. Seperti membudayakan budaya masuk kantor tepat waktu, pada pukul 07.00 pagi harus dipertahankan. Demikian pula disiplin jam saat pulang kantor.

“Jangan sampai ada PNS yang hanya masuk kantor pada hari Senin dan Kamis saja. Apalagi pemerintah daerah berupaya meningkatkan akses pelayanan kepada masyarakat. Untuk itu, etos kerja etos kerja dan berperilaku baik dalam melayani masyarakat,” katanya.

Lahan Gambut Desa Galang Terbakar

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Sekitar puluhan hakter lahan gambut di Desa Galang, Kecamatan Sungai Pinyuh, Kamis (31/3), kemarin, terbakar. Kebakaran yang menimbulkan kepulan asap tebal, membuat kecemasan warga setempat, karena dikhawatir titik api sampai kepemukiman warga.

“Ketika saya pulang dari kebun, sekitar pukul 11.00 wib. Asap tebal dari kebakaran lahan sudah mengepung. Warga disini sempat panik, karena takut kebakaran sampai kepemukiman warga. Bahkan kami melarang anak-anak keluar rumah, khawatir mengganggu kesehatan. Selaku warga, saya berharap apinya, bisa segera dipadamkan,” kata Warga Desa Galang, Said.

Kebakaran tersebut, mengakibatkan jalur lalu lintas jalan raya di Desa Galang, yang menjadi pusat perkebunan nenas, menjadi macet, karena kendaraan berjalan pelan merayap. Ditambah sekitar sepuluh mobil pemadam kebakaran yang berada dipinggir jalan, dengan para petugas pemadam kebakaran yang berusaha menjinakan api, semakin menambah macet kondisi jalan. Guna mengantisipasi kemacetan, terlihat anggota Lantas Polsek Sungai Pinyuh, sibuk mengatur jalur lalu lintas tersebut.

Bahkan kebakaran lahan tersebut, membuat Bupati Pontianak, Ria Norsan dan Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto, Dandim Mempawah, Parlindungan Sirait, juga turun langsung meninjau lokasi kebakaran tersebut.

“Kondisi cuaca panas seperti ini, sangat mudah memicu terjadi kebakaran. Kita minta warga agar tidak membuka lahan pertanian dengan cara membakar atau bisa juga disebabkan membuang puntung rokok sembarangan. Selain itu, saya juga akan menghimbau kepada dinas instansi terkait, camat maupun kepala desa agar menghimbau warga tidak membakar lahan, apalagi disini lahan gambut,” kata Bupati Pontianak, Ria Norsan.

Sedangkan Camat Sungai Pinyuh, Syamsul Rizam, mengatakan pihak akan berusaha memberikan himbau kepada warga, terutama yang berdomisili di sekitar lahan gambut agar membuka lahan perkebunan tidak dengan cara membakar, sehingga kebakaran lahan tidak terjadi untuk kedua kalinya.

“Kita belum tahu penyebab pasti kebakaran lahan ini. Apakah ada yang membakar  lahan atau tidak, tapi kedepan kita akan himbau warga agat tidak membuka lahan dengan cara membakar,” katanya.

Bahkan Kepala Desa Galang, Nahcram, sendiri tidak tahu pasti penyebab terjadinya kebakaran lahan tersebut.  Namun sehari sebelumnya, Rabu (30/3), memang sempat terjadi kebakaran lahan, tapi warga setempat telah melakukan pemadaman.

“Kebakaran sudah terjadi sejak kemarin, tapi apinya masih kecil dan warga sudah berhasil memadamkannya. Kita juga tidak menduga hari ini, api membesar lagi. Sedangkan penyebab kebakaran ini, saya tidak tahu pasti,” katanya.

Guna membantu menjinakan api yang membakar lahan gambut tersebut, Dandim Mempawah, Parlindungan Sirait, juga ikut menerjunkan anggotanya untuk membantu mengantisipasi agar api tidak menyebar dan sampai kepemukiman warga.

“Kita akan turun beberapa porsonil, untuk menyisir dimana letak titik api. Karena kita tidak ingin, kebakaran sampai kepemukiman warga,” katanya.

Sedangkan dalam usaha mamadamkan kebakaran tersebut. Petugas kebakaran harus mengalami kesulitan, selain dikarenakan asap tebal, sumber air juga menjadi kendala utama, sehingga para petugas pemadam kebakaran tidak bisa optimal menjalankan tugasnya.

“Seluruh armada kita kerahkan. Tapi Cuma dua mesin yang dapat digunakan, karena kami terkendala sumber air,” kata Sugeng Chandra, petugas BPA SP, yang terus berusaha memadamkan api yang masih terus mengepulkan asap tebal tersebut.