Rabu, 18 Mei 2011

Sedekah Bumi Bangun Karakter Budaya Bangsa

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Wujud syukur kepada Tuhan yang telah memberikan limpahan rezeki. Masyarakat Jawa di Kabupaten Pontianak, Senin (16/5), kemarin, menggelar acara sedekah bumi di Desa Kampung Jagu, Kecamatan Anjongan. Acara tersebut, juga dihadiri langsung Bupati Pontianak, Ria Norsan.

“Adat budaya sedekah bumi,  dapat dijadikan wadah dan momentum yang dalam pererat jalinan tali silahturahmi antar sesama masyarakat jawa dan masyarakat adat lainnya yang ada di lingkungan masyarakat,” kata Norsan, dihadapan ratusan masyarakat Jawa, yang memenenuhi halaman Desa Kampung Jagu,. Dengan adat budaya sedekah bumi ini, semakin meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat.

Lanjutnya lagi, walaupun upacara adat sedekah umum, masih asing di masyarakat Kabupaten Pontianak. Tapi sebagai bentuk dukungan  terhadap pelestarianadat budaya daerah, maka diperlukan pengorganisasian terhadap pelaksanaan perayaan adat sedekah bumi. Sehingga  sebagai aset budaya, yang dapat dilestarikan dan dikembanglan menuju terciptanya budaya daerah yang bermartabat dan berguna bagi perkembangan dan pembangunan di Kabupaten Pontianak.

“Mari melalui perayaan sedekah bumi ini, kita bangun karakter budaya bangsa untuk mencapai Kabupaten Pontianak yang sejahtera, serta mempromosikan nilai-nilai budaya sebagai wujud kearifan lokal, agar dapat dikenal dan dilestarikan kepada generasi muda,” katanya.

Sedangkan Ketua Panitia Sedekah Bumi, Tri Hadiyanto, mengatakan sedekah bumi, merupakan salah satu tradisi dilingkungan masyarakat Jawa dimanapun berada. Sedekah bumi merupakan wujud syukur dan ucapan terima kasih kepada sang pencipta atas limpahan rezeki yang telah diberikan.

“Kegiatan sedekah bumi ini, diharapkan menjadi wadah yang tepat untuk menciptakan masyarakat yang majemuk dan meningkatkan gotong royong di masyarakat. Serta sebagau bentuk melestarikan kebudayaan daerah,” katanya.

Kegiatan sedekah bumi, selain merebutkan gunungan sedekah bumi yang terdiri berbagai jenis sayur-sayuran dan buah-buahan. Panitia juga menampilkan berbagai kesenian daerah seperti Reog Ponorogo, dan Kuda Lumping.

“Sebagai rangkaian kegiatan sedekah bumi, juga diselenggarakan bakti sosial membersihkan desa. Tujuannya adalah untuk memupuk gotong royong di kalangan masyarakat,” kata Tri.

Gelorakan Semangat Gotong Royong

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Memperingati Hari Bulan Bhakti Gotong Royong ke VIII dan Hari Kesatuan Gerak PKK ke 33. Dirjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Ayip Muflih, dan Ketua Umum TP PKK Pusat, Vita Gamawan Fauzi, melaksanakan road show semarak gotong royong dan pemberdayaan keluarga di Kabupaten Pontianak yang dipusatkan di Gor Opu Daeng Manambon Mempawah, Rabu (18/5), kemarin.

Kedatangan rombongan Dirjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Ayip Muflih, dan Ketua Umum TP PKK Pusat, Vita Gamawan Fauzi, juga didampingi Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya dan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalbar, Ny.Frederika Cornelis.

“Melalui road show semarak gotong royong ini, diharapkan bisa menumbuh kesadaran dan mengembalikan semangat gotong royong di masyarakat kita,” kata Dirjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Ayip Muflih.

Lanjutnya lagi, Ayip, meminta semangat gotong royong tidak hanya sekedar kerja bhakti, tapi bisa ditumbuh kembangkan diseluruh elemen masyarakat. Selain itu, seluruh SKPD juga bisa membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program swadaya masyarakat.

“Hari Bhakti Gotong Royong ini, dirangkaikan dengan Hari gerak PKK. Karena PKK sangat berperan penting menyampaikan informasi berbagai program pemerintah, sehingga saya juga meminta Tim Penggerak PKK pro aktif , dan bekerja optimal membantu pembangunan daerah,” katanya.

Sedangkan Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya, mengatakan budaya gotong royong adalah budaya masyarakat yang harus dilestarikan. Karena gotong royong merupakan budaya warisan. Melalui semangat gotong royonglah, para pejuang bisa meraih kemerdekaan bangsa.

“Semangat gotong royong, jangan sampai hilang di masyarakat kita. Melalui semangat gotong royong, marilah kita mewujudkan pembangunan daerah. Untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera,” katanya.

Selaku tuan rumah Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto,  mengucapkan terima kasih atas dipercayanya Kabupaten Pontianak, menjadi tuan rumah semarak gotong royong dan pemberdayaan keluarga, yang diharapkan menjadi motivasi masyarakat dalam membantu pelaksanaan pembangunan daerah, khususnya Kabupaten Pontianak.

“Semarak gotong royong ini, juga sejalan dengan visi dan misi Kabupaten Pontianak, yang diharapkan bisa membantu pembangunan daerah ke depan, ke arah yang lebih baik lagi,” katanya.

Rabu, 11 Mei 2011

Lelang Pengadaan Buku Miliaran Rupiah Nyaris Ricuh

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Proses pemasukan dokument lelang penggadaan buku keperpustakaan berjumlah miliran rupiah di Kabupaten Pontianak, di Sekretariat Unit Layanan Pengadaan di eks Kantor Disparbudpora, Senin (9/10), kemarin, nyaris ricuh. Salah satu perwakilan perusahaan dihalangi saat memasukan dokument lelang, sehingga batas waktu yang ditentukan panitia lelang habis.

Hal ini, membuat perwakilan pihak perusahaan PT Barisdo Jaya, yang dihalangi-halangi, mengambil langka melaporkan ke Polres Pontianak, untuk meminta pengamanan. Tapi karena waktu yang telah ditetapkan panitia habis, maka dokument lelang yang dimasukan ditolak panitia.

“Kita melaksanakan proses lelang sesuai prosuder, karena waktu yang ditetapkan sampai Pukul 09.30 WIB, habis. Kami panitia menutup pendaftraan dokument lelang, sedangkan pihak perusahaan tersebut, datang lewat dengan batas yang ditentukan,” kata Ketua Panitia Lelang, Risna Prisandi.

Adapun pekat yang dilelang meliputi dengan paket pekerjaan Pengadaan buku  keperpustakaan untuk SD/MI dan SMP/Mts di Kabupaten Pontianak, senilai Rp 5.550.500.000, Pengadaan Alat Praktik dan Praga Siswa SD/MI dan SMP/Mts, senilai Rp 4.330.000.000 dan Pengadaan Sarana Teknologi, Informasi dan Komunikasi, senilai Rp 850.000.000.

“Proses lelang ini, tidak dianggap gagal, karena jumlah perusahaan yang mendaftar lebih dari tiga perusahaan,” kata Risna.

Sedangkan perwakilan pihak PT Barisdo Jaya, Hermansyah, mengatakan pihaknya sebenarnya datang sebelum waktu penutupan penerimaan dokument lelang. Tapi karena dihalangi membuat pihaknya ditolak panitia lelang, karena panitia telah menutup proses pendaftaraan.

“Saya rasa lelang ini, sudah diatur. Seadainya tidak dihadang, kami masih sempat mendaftar,” kata Hermansyah, diruang panitia lelang, yang telah dikawal aparat kepolisian.

Sedangkan Bupati Pontianak, Ria Norsan, yang kebetulan meninjau gedung eks Kantor Disparbudpora, langsung mengenai permasalahan tersebut. Dimana bupati, menilai apa yang dilaksanakan panitia sudah sesuai prosuder.

“Saya rasa panitia, sudah melaksanakan prosuder dengan aturan yang telah ditetapkan. Apalagi proses lelang saat ini, dilaksanakan menggunakan semi on line, dan terbuka untuk umum. Kemungkinan baru tahun 2012, menggunakan sistem full on line,” katanya.

Mengenai permasalahan proses lelang yang hampir ricuh tersebut, Ketua Gapindo Kabupaten Pontianak, Firmansyah,  mengatakan seharusnya panitia lelang, mempersiapkan pengamanan sebelum proses lelang dilaksanakan, dengan meminta pengamanan aparat kepolisian.

“Jika dari awal, panitia lelang meminta pengamanan dari aparat kepolisian. Saya rasa kericuhan ini, tidak akan terjadi. Kalau bisa, panitia lelang sebelum pelaksanaan proses pelelangan meminta pengamanan,” katanya.

LPTQ Kabupaten Jangan Jalan Ditempat

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kabupaten Pontianak, Selasa (10/5), kemarin, melaksanakan rapat koordinasi (Rakor), di Aula Kantor Bupati Pontianak,untuk mengkaji program-program LPTQ dan persiapan pembinaan qoria dan qoriah dalam menghadapi MTQ. Dimana Rakor sendiri, dibuka langsung Bupati Pontianak, Ria Norsan.

“LPTQ jangan jalan ditempat, dan hanya maju pada saat MTQ saja. Melalui Rakor ini, coba dirumusakan program LPTQ kedepan untuk mempersiapkan qori dan qoriah, dengan pembinaan qori dan qoriah sejak dini,” kata Norsan, yang juga selaku Pembina LPTQ Kabupaten Pontianak, dihadapan para pengurus LPTQ kecamatan dan kabupaten.

Lanjutnya lagi, Rakor LPTQ , juga merupakan agenda strategis dalam menyamakan persepsi dan konsulidasi kelembagaan dan implementasi program kerja LPTQ, baik tingkat kabupaten, maupun tingkat kecamatan. Serta adanya adanya perbaikan pola pembinaan qori dan qoriah dan cabang MTQ lainnya, sehingga bisa berprestasi lebih baik lagi dan dapat bersaing baik tingkat provinsi, nasional maupun internasional

“Semoga kegiatan ini, dijadikan momentum yang dapat membawa angin segar dan pencerahan bagi perkembangan dalam pembinaan qori dan qoriah, hafidz dan hafidzah kita. Untuk itu, walaupun Kabupaten Pontianak, wilayah sudah kecil peningkatan prestasi dengan kualitas qori dan qoriahnya harus lebih baik,” katanya.

Sedangkan Ketua Panitia Rakor LPTQ, Ismail, mengatakan dilaksanakan Rakor LPTQ untuk mengevaluasi hasil prgram LPTQ yang telah dilaksanakan sebelumnya, serta mempersiapkan pembinaan kader qori dan qoriah, hafidz dan hafidzah Kabupaten Pontianak, agar bisa kembali seperti masa jayanya pada tahun 90-an.

“Semenjak terjadi pemengkaran kabupaten. Kabupaten Pontianak memiliki keterbatasan jumlah qori dan qoriah. Dan sebagai ajang koordinasi LPQ kabupaten dan kecamatan, terutama dalam pembinaan qori dan qoriah kita,” kata Kabag Kesra Sekda Kabupaten Pontianak ini.

Sabtu, 07 Mei 2011

PT Jasa Raharja Serahkan Santunan

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

PT Jasa Raharja (Persero) cabang Kalimantan Barat, Kamis (5/5), kemarin, menyerahkan santunan sebesar Rp 25 juta kepada ahli waris Aipda Agus Santoso, anggota Polres Pontianak yang meninggal dunia karena menabrak truk tronton yang mogok, Sabtu malam (30/4), di Jalan Raya Dusun Sungai Kurnia, Desa Malikian.

“Santunan Jasa Raharja yang diberikan kepada ahli waris korban sebesar Rp 25 Juta tersebut merupakan santunan meninggal dunia dan sudah menjadi tanggungjawab kami. Santunan langsung kami bayarkan kepada ahli waris melalui transfer ke rekening tabungan ahli waris,” kata Kepala Cabang Jasa Raharja Kalimantan Barat, Tri Haryanto, saat menyerahkan santunan kepada istri korban, Warsinah, didampingi abang korban, Harry Sumantri, dengan disaksikan langsung Kapolres Pontianak, Andi Fairan.

Selain itu, Tri Haryanto, juga mengucapkan bela sungkawa dan mengharapkan santunan, bisa meringankan beban keluarga yang ditinggalkan.

“Kita turut berduka cita, semoga santunan ini bisa membantu keluarga yang ditinggalkan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada kepolisian yang membantu persiapan berkas sehingga santunan ini bisa langsung disalurkan,” katanya.

Kapolres Pontianak, Andi Fairan, juga mengaku merasa kehilangan anak asuhnya dan turut mengucapkan turut berduka cita kepada istri dan keluarga, Aipda Agus Santoso. Dan berharap keluarga yang ditinggalkan, diberikan ketabahan dan kekuatan dan mengikhlaskan kepergian Aipda Agus Santoso.

“Agus wafat dalam melaksanakan tugas, selaku pimpinan saya juga bersih dan saya berharap keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan almarhum diterima di surganya Allah SWT. Dan saya juga akan mengajukan  kenaikan pangkat bagi almarhum yang meninggalkan dalam melaksanakan tugas,” kata Andi, dihadapan istri korban, Warsinah, yang terlihat menetiskan air mata, tak kuasa menahan rasa sedih ditinggalkan suami tercinta.

Sendangkan abang korban, Harry Sumantri, mewakili pihak ahli waris, mengucapkan terima kasih atas santunan yang diserahkan pihak PT Jasa Raharja. Dan dana santunan tersebut, akan dipergunakan sebaik mungkin, terutama bagi pendidikan ketiga anak Aipda Agus Santoso.

“Dana ini, akan dimanfaatkan sebaik mungkin, terutama bagi anak-anaknya yang ditinggalkan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada PT Jasa Raharja dan Kapolres yang telah memberikan santunan ini,” kata Harry.

Kamis, 05 Mei 2011

Gawe Naik Dango XXVI Tahun 2011

Cornelis : Suku Dayak Harus Berpikiran Maju

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Mengungkapkan rasa syukur kepada sang maha pencipta terhadap hasil panen padi. Suku Dayak Kanayatn di Kabupaten Pontianak, Landak dan Kubu Raya. Melaksanakan upacara Naik Dango XXVI Tahun 2011 yang dipusatkan di Kecamatan Sadaniang, Kabupaten Pontianak.

Gawe Naik Dango tersebut, dihadiri langsung Gubernur Kalbar, Cornelis, didampingi istri Ketua Tim Penggerak PKK Kalbar, Frederika Cornelis, Anggota Anggota Komisi IX DPR RI Karolin Margret Natasa. Bupati Pontianak, Ria Norsan, Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, kepala dinas instansi, muspida dan tokoh masyarakat, serta tokoh adat dayak.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Kalbar, Cornelis, mengharapkan pelaksanaan ritual naik dango yang menjadi aset budaya daerah, setiap tahun harus dilakukan evaluasi. Apakah cukup dilaksanakan di kabupaten, tidak perlu di kecamatan atau digabung dengan provinsi dan kabupaten sekaligus.

“Naik dango hanya dilaksanakan orang Dayak Khanayatn di Kabupaten Pontianak, dan setelah diterjadi reformasi dan pemekaran. Maka Dayak Khanayatn juga ada di Kabupaten Landak dan Kubu Raya. Jadi keseluruhan orang Dayak Khanayatn ada di 23 kecamatan. Untuk itu, saya meminta para intelektual Dayak dan tokoh aday Dayak, bisa mengemas acara naik dango secara moderen, dengan menampilkan nilai-nilai positif yang tidak bertentangan dengan UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, serta ideologi Pancasila,” kata Cornelis.

Karena selaku Ketua Adat Dayak Provinsi Kalbar, Cornelis, juga tidak ingin Gawe Naik Dango, menjadi penilaian negatif terhadap cara hidup orang dayak. Seperti menggekar pacar malam dengan pelacuran, perjudian, narkoba sehingga dapat merusak generasi muda suku Dayak.

“Para tokoh adat Dayat harus berpikiran maju, sehingga kebudayaan Dayak, bisa eksis, diakui dan bisa dinikmati saudara kita yang bukan suku dayak. Untuk itu, hal-hal negatif harus dibereskan dan dituntaskan, sehingga orang tidak berpikir suku Dayak premitif, hanya bisa menjadi preman, mabuk-mabukan dan makan orang,” katanya.

Selain itu, Cornelis, juga mengharapkan para masyarakat, tokoh adat Dayak, dan lembaga adat dayak dari tingkat nasional, provinsi, kabupaten, kecamatan bahkan desa, bisa membantu menyampaikan pesan-pesan pemerintah, guna mempercepat suksesi pembangunan jati diri bangsa.

“Jangan hanya berpikir dan semata-mata pembangunan dilaksanakan untuk kepentingan pribadi maupyn perseorangan. Tapi kita harus bersama-sama membangun daerah ini. Jangan ada lagi penahanan alat berat maupun, konflik horizontal, serta tindakan radikal,” katanya.

Sedangkan Bupati Pontianak, Ria Norsan, mengharapkan kesenian dan kebudayaan daerah seperti naik dango, haruslah dikemas dengan baik, sehingga menjadi daya tarik wisata dan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan baik domestik maupun manca negar.

“Melalui naik dango ini, kita dapat mengenalkan dan mempromosikan nilai-nilai budaya sebagai kearifan lokal, sehingga lebih dapat dikenal dan dilestarikan kepada generasi muda,” katanya.

Selain itu, Norsan, juga mengharapkan melalui kegiatan budaya naik dango, bisa meningkatkan dan memajukan pembangunan di Kecamatan Sadaniang, agar tidak ada lagi ketertinggalan seperti apa yang dirasakan selama ini.

“Jagalah ketertiban dan keamanan, serta menciptakan kebersamaan dan persatuan dan tanggungjawab yang tinggi demi kemajuan pembangunan dan peningkatan ekonomi kerakyatan di Kabupaten Pontianak,” katanya.

Jenazah TKI asal Kalbar, Disambut Isak Tangis Keluarga

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Jenazah tenaga kerja Indonesia TKI di Arab Saudi asal Kalbar, Musrifah (43), yang meninggal dunia dalam perjalanan pulang bersama 2.927 TKI dengan Kapal KM Labobar. Kamis (5/5), kemarin, sampai ke rumah duka di Desa Ulu Sungai, Desa Sungai Bakau Besar Darat, Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Pontianak, yang disambut isak sangis sanak keluarga, bahkan ada yang pingsan.

“Kami pihak keluarga mengucapkan terima kasih atas bantuan pemerintah, sehingga jenazah adik diurus dan dipulangkan ke sini,” kata H.M Rawi, mewakili pihak keluarga, saat menyambut kedatangan jenazah Musrifah, yang juga dihadiri Kedis Sosnakertrans Kabupaten Pontianak, Bambang, Camat Sungai Pinyuh, Syamsul Rizal, dan Wakil Ketua DPRD, H.M. Amin H Amin.

Sedangkan teman almarhumah, Siyuma, Warga Parit Mangku Kampung Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir, yang juga TKI yang menemati beliau almarhumah selama perjalanan pulang, mengatakan Musrifah, selama  2 bulan dipenampungan sudah mengalami sakit, dan saat 2 hari perjalanan pulang di kapal KM Labobar, kondisi semakin parah dan meninggalkan dunia 30 April.

“Kondisi Musrifah saat dipenampungan sudah sakit, dua hari di kapal sakitnya semakin parah. Dan sudah mendapatkan perawatan medis, tapi tidak tertolong lagi,” katanya.

Sedangkan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, HM Amin H Aminin, mengharapkan meninggalnya, Musrifah, bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri, diharapkan melalui jalur yang resmi, dengan melengkapi dokumen yang sah.

“Saya menurut berduka cita terhadap meninggalnya warga kita ini. Namun diharapkan ini, bisa menjadi pelajaran. Jadilah TKI yang melalui jalur yang sah, sesuai kententuan yang berlaku,” kata Legislator Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.

Selain itu, Kepala Dinas Sosnakertrans Kabupaten Pontianak, Bambang, atas nama Pemda Kabupaten Pontianak, juga mengucapkan bela sungkawa terhadap keluarga Musrifah. Sedangkan mengenai masalah tenaga kerja illegal, pihaknya akan lebih intensif lagi melakukan sosialisasi kepada warga, khusus warga Kabupaten Pontianak yang ingin menjadi TKI.

“Kita akan intensifkan lagi sosialisasi, sehingga kesadaran warga kita untuk menjadi TKI yang resmi meningkat. Kita juga akan melakukan pelatihan-pelatihan, sehingga warga yang menjadi TKI resmi, memiliki keahlian sebelum diberangkatkan,” katanya.