Senin, 25 Juli 2011

Pelajar Harus Ikut Melestarikan Seni Budaya

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Melestarikan dan memberi aspirasi terhadap seni budaya daerah. Pemda Kabupaten Pontianak, melalui Dinas Perhubungan, Kebudayaan dan Pariwisata, Senin (25/7), kemarin, menggelar festival Pesona pelajar Seni Budaya Bumi Galaherang di Gedung Kartini Mempawah, dibuka langsung Bupati Pontianak, Ria Norsan.

“Kita ingin para pelajar di Kabupaten Pontianak, memiliki kecintaan terhadap seni budaya daerah. Serta melestarikan kebudayaan, khususnya kebudayaan di Kabupaten Pontianak,” kata Bupati Pontianak, Ria Norsan, dihapadan para peserta lomba.

Lanjutnya lagi, diharapkan melalui Pesona Pelajar Seni Budaya tersebut, bisa menambah kekayaan seni budaya. Serta seni budaya Kabupaten Pontianak, bisa berprestasi di tingkat nasional maupun internasional.

“Kita patut bangga, karena seni budaya Kabupaten Pontianak sering berprestasi di tingkat nasional. Bahkan berapa waktu lalu Tundang Kabupaten Pontianak, telah mewakili Kalbar di festival seni budaya di Singapura. Dan melalui pelestarian seni budaya daerah ini, diharapkan dapat menarik wisatawan manca negara untuk datang ke tempat kita,” katanya.

Mengenai kegiatan tersebut, Kadis Perhubungan, Kebudayaan dan Parawisata, Suharjo Lie, mengatakan kegiatan akan dilaksanakan mulai 25-26 Juli, yang diikuti pelajar tingkat SD, SMP dan SMA se Kabupaten Pontianak. Dimana tingkat SD akan membawakan lagu daerah, SMP membawakan tarian daerah dan SMA membawakan vokal group.

“Melalui kegiatan ini, diharapkan bisa mendorong pengembangan dan pelestarian seni budaya daerah, terhadap generasi muda atau pelajar,” katanya.

FWMP Desak Aktivitas PT PSP-HPI Dihentikan

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Puluhan warga Desa Peniraman yang bergabung dalam Forum Warga Masyarakat Peniraman (FWMP), Senin (25/7), kemarin, mendatangi Kantor Bupati Pontianak. Mereka mendesak Pemda Kabupaten Pontianak, menghentikan aktivitas PT PSP-HPI yang bergerak di bidang perkebunan sawit, yang dinilai merugikan masyarakat.

Sampai di Halaman Kantor Bupati Pontianak, puluhan warga tersebut. Langsung melakukan orasi yang meminta Pemda secara tegas agar menghentikan aktifitas PT PSP-HPI, dan meminta dua warga yang ditahan pihak kejaksaan segera dilepaskan. Pihak Kepolisian dan Satpol PP Kabupaten Pontianak, juga terlihat waspada untuk mengamankan aksi massa tersebut, jika terjadi hal-hal yang tidak dinginkan. Namun aksi massa tersebut, berjalan lancar dan damai, sampai perwakilan dari FWMP diterima di ruang kerja Wakil Bupati Pontianak, Rubianto.

“Kami warga Desa Peniraman, minta segala aktivitas PT PSP-HPI dihentikan di daerah kami dihentikan. Selain itu, kami minta permasalahan tapal batas Desa Peniraman diselesaikan. Karena kami merasa dirugikan, karena PT PSP-HPI tanpa persetujuan warga, telah menggarap lahan kami,” kata Perwakilan FWMDP, Nurut Hayat, saat berdialog langsung dengan Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto, yang juga didampingi Kapolres Pontianak, Andi Fairan, Kepala Badan KB-PPPAPMPD Kabupaten Pontianak, Ikke Wicaksono, Kabid Perkebunan, Zainuddin.

Selain itu, Nurul Hayat, juga menuntut agar warganya Sinem dan Sulawi yang ditahan Rumah Tahanan Mempawah, oleh pihak kejaksanaan. Karena tuduhan tindakan yang tidak menyenangkan. Padahal kedua warga tersebut, berusaha mempertahankan jalan milik mereka.

“Kami juga meminta warga kami yang ditahan segera dibebaskan. Padahal tuduhan kepada mereka sangat tidak beralasan. Tapi mengapa pihak kejaksanaan, berani mengambil keputusan menahan warga kami,” katanya.

Menyikapi hal tesebut, Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto, mengatakan Pemda Kabupaten Pontianak akan segera menyurati pihak PT PSP-HPI, agar sementara waktu menghentikan aktifitas perusahaannya. Serta akan melakukan rapat koordinasi dengan pihak perusahaan, untuk menyelesaikan permasalahan yang menjadi tuntutan warga tersebut.

“Pemda akan menyurati pihak perusahaan, untuk sementara waktu menhentikan aktifitasnya. Sampai permasalahan terselesaikan. Sedangkan mengenai batas desa, Pemda juga akan segera menyelesiakannya. Karena sampai saat ini, baru batas Desa Nusapati yang selesai diurus, sedangkan Desa Peniraman dan Desa Purun masih dalam proses. Saya berharap warga bersabar, serta tidak melakukan tidnakan anarkis sampai persoalan ini, diselesaikan,” katanya.

Sedangkan mengenai tuntutan warga mengenai dua warga yang ditahan. Rubijanto, menyarankan agar melakukan koordinasi dengan pihak yang  berwenang mengatasi masalah hukum yaitu kepolisian dan kejaksaan.

“Untuk masalah hukum, silakan berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan kejaksaan. Karena untuk masalah hukum, saya bukan ahlinya,” kata Rubijanto.

Maka menyelesaikan masalah tersebut, usai melakukan pertemuan dengan Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto. Perwakilan dari FWMP, melanjutkan pertemuan dengan pihak kejaksaan di Kantor Kejaksaan Negeri Mempawah, sesuai permintaan dari pihak kejaksaan.

Selasa, 12 Juli 2011

Pahlawan Seni Kabupaten Pontianak Tutup Usia di Bali

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Sanggar Tradisonal Bangsawan, Pangkalan Emas Jungkat, Kecamatan Siantan, Kabupaten Pontianak, berduka. Usai tampil mengikuti gebyar Festival Seni Budaya di Denpasar Bali, Kamis (7/7), kemarin. Pimpinan sanggar, Sy Jafari Al Qadri (53), tutup usia di ruang ICCU RSUD Wangaya Denpasar Bali, sekitar pukul 22.55 WITA, dikarenakan mengalami serangan Jantung.

Menurut Manajer Sanggar Tradisional Bangsawan, Munir Putra, yang juga hadir di Bali, mengatakan saat tampil beliau sangat bersemangat. Usai tampil, beliau mengeluhkan sesak nafas, sehingga harus mendapat perawatan medis di ICCU RSUD Wangaya Denpasar Bali, namun tidak tertolong lagi. Jumat (8/7), jenazah beliau dipulangkan dari Bali ke rumah duka, Desa Jungkat, Kecamatan Siantan, untuk dimakamkan

“Sosok Sy Jafari Al Qadri, bagi saya merupakan tokoh seniman Kabupaten Pontianak yang sulit dicari. Sepanjang hidupnya, diabdikan untuk mengembangkan kesenian  Sanggar Tardisonal Bangsawan. Bahkan pemerintah Bali, menilai beliau adalah pahlawan seni. Atas kepergian almarhum, Kami seluruh pengurus Sangggar Bangsawan, sangat berduka,” kata Munir, dikonfirmasi Sabtu (9/7), kemarin.

Bahkan Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, yang mengetahui informasi meninggalnya Sy Jafari Al Qadari, merasa terkejut dan turut berduka cita atas meninggalnya Sy Jafari Al qadari. Apalagi beliau juga merupakan salah satu pembina Sanggar Tradisonal Bangsawan tersebut.

“Saya sangat kehilangan beliau, kecintaannya terhadap kesenian daerah sangat besar sekali. Dan bagi saya, beliau merupakan pahlawan kebudayaan dan kesenian daerah Kabupaten Pontianak dan Kalbar, dalam mempromosikan kesenian dan budaya sampai tingkat nasional dan internasional. Beliau berhak mendapat penghargaan pahlawan seni Kabupaten Pontianak,” katanya.

Namun Rahmad, juga tidak lupa berpesan kepada keluarga yang ditinggalkan, untuk bersabar, berdoa dan menerima dengan ikhlas kepergian beliau menghadap Yang Maha Pencipta.

“Saya secara pribadi dan atas nama keluarga, mengucapkan turut berduka cita sedalam-dalamnya. Semoga amal ibadah beliau, dibalas surganya Allah SWT,” katanya.

Minggu, 10 Juli 2011

Palembang Kota Wisata Air yang Layak Dicontoh

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Kota Palembang adalah salah satu kota dan juga merupakan ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan, yang juga dianggap sebagai salah satu pusat dari kerajaan Sriwijaya.

Saya memiliki kesempatan mengunjungi kota yang dikenal dengan makanan tradisonal empek-empek tersebut, bersama rombongan Kak Kwarcab Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, menghadiri ambore Nasional (Jamnas) yang berlangsung di Bumi Perkemahan (Buper), Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan, 2-9 Juli.

Kak Kwarcab Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Palembang, sangat terkesan dengan pembangunan di Kota Palembang yang semakin maju. Apalagi Kota Palembang  akan menjadi tuan rumah dalam pesta olahraga se-Asia Tenggara, Sea Games. Terlihat aktifitas pembangunan infrastruktur jalan-jalan raya yang lagi dilebarkan. Bahkan baliho-baliho menyambut pesta olahraga Sea Games tersebut, telah menjamuri Kota Palembang. Tapi yang paling menarik, bagi Ketua DPRD Kabupaten Pontianak tersebut, yaitu wisata air di Kota Palembang ini.

“Lihat pemerintah disini, bisa memanfaatkan aliran Sungai Musi menjadi wisata air yang menarik. Pinggiran sungai dijadikan kawasan objek wisata, dengan panoraman keindahan Jembatan Ampera. Saya melihat, hal ini bisa menjadi contoh di daerah kita, terutama di pinggiran Sungai Mempawah,” kata Rahmad Satria, yang juga Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, saat menikmati makanan di River Side Restaurant, Kawasan Wisata Sungai Musi, Kompek Benteng Kuto Besak, Jalan Rumah Bari Palembang, Kamis malam (7/7).

Bahkan pengunjung dibuat takjub, dengan penataan kawasan Wisata Sungai Musi tersebut. Karena Sungai Musi yang mempunyai panjang 750 Km dan merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera dan membelah Kota Palembang menjadi dua bagian kawasan yaitu seberang ilir di bagian utara dan seberang ulu di bagian selatan dan memiliki muara sembilan anak sungai besar, yaitu Sungai Komering, Rawas, Batanghari, Leko, Lakitan, Kelingi, Lematang, Semangus, dan Ogan. Ditata kawasan pinggir sungai sangat rapi, Jembatan Ampera dihiasi lampu warnai-warni, sehingga indah dilihat pada malam hari. Dan wajar pinggiran Sungai Musi dan Jembatan Ampera, menjadi tempat kawasan wisata rekreasi yang menarik untuk tua-muda dan anak-anak, termasuk wisatawan di luar kota Palembang. Di kawasan tersebut, pengunjung dapat menyaksikan rumah rakit, yaitu rumah tradisional khas Palembang dan tidak perlu membayar tiket masuk karena Sungai Musi merupakan kawasan terbuka.

Iwan Arfan, Plant Manager PT Kalindo Matesu Goautama Gas, Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE), Jalan Tanjung Siapi-Api Kota Palembang, yang memandu kami di Kota Palembang. Dirinya melihat, pembangunan di Kota Palembang sangat pesat, begitu juga sektor parawisatannya, yang mendapat perhatian serisus pemerintah provinsi Sumatra Selatan.

“Setiap malam, pengujung tidak pernah sepi. Apalagi malam minggu dan hari libur, akan lebih banyak dari hari-hari biasa. Apalagi perhatian Pemda sangat besar, terhadap sektor pengembangan parawisata,” kata Iwan, yang merupakan Warga Sungai Kunyit, Kabupaten Pontianak, yang sudah hampir 10 tahun berdomisili di Kota Palembang..

Kak Rahmad Satria Kunjungi Buper Jamnas Teluk Gelam

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Palembang

Tepat pukul 15.00 Wib, Selasa (5/7), kemarin, Pesawat Batavia Jurusan Jakarta- Palembang, mendarat di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin Airport Palembang, menghantar rombongan Kwarcab Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, untuk menghadiri dan mengunjungi peserta Jambore Nasional (Jamnas) Kabupaten Pontianak, di Bumi Perkemahan (Buper) Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Kehadiran Kak Kwarcab tersebut, tidak lain memberikan dukungan dan semangat kepada seluruh peserta 36 kontingen Jamnas Kabupaten Pontianak, yang sejak tanggal 2 Juli sudah berada di lokasi Jamnas.

Dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin Airport Palembang, rombongan Kak Kwarcab Kabupaten Pontianak, yang terdiri dari Kak Mudjiono, Kak Daryono, Kak Dede Muslih dan Anggota DPRD Kabupaten Pontianak, Sy. Shaleh, harus menempuh perjalanan darat sekitar 3 jam untuk sampai ke Bumper Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Rombongan sampai dilokasi perkemahan, yang diikuti ribuan penggalang yang berasal dari seluruh Indonesia, bahkan negara tetangga seperti Malaysia, Brunai Darussalam, Singapore, Filipina, Thailand dan Timur Leste, sekitar Pukul 19.00 Wib, terlihat kesibukan para anggota pramukan. Rombongan Kak Rahmad, langsung disambut para pengurus Kwarcab dan Pendamping kontingen Kabupaten Pontianak. Seperti Sekretaris Kwarcab, Ridwan A Wahab, Kak Sunan, Kak Darwin, dan yang lainnya. Namun rombongan Kak Rahmad, tidak langsung masuk ke Bumi Perkemahan. Mereka beristirahat disalah satu rumah penduduk yang memang sudah disewa untuk para pendamping dan pengembira asal Kabupaten Pontianak. Dan langsung berdiskusi dengan para pengurus Kwarcab, pendamping dan pengembira.

Sambil melepas lelah Kak Rahmad, langsung mendengar informasi terkait kondisi para kontingen Kabupaten Pontianak. Sekretaris Kwarcab, Ridwan A Wahab, menjelaskan, kondisi kontingen Kabupaten Pontianak, sehat baik-baik saja. Bahkan kontingen Kabupaten Pontianak, merupakan kontingen yang pertama kali membangun tenda di Bumi Perkemahan, mengalahkan tuan rumah kontingen OKI.

“Alhamdullilah kondisi anak-anak, baik-baik saja. Segala rangkaian kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik. Bahkan kontingen kita, merupakan kontingen yang pertama kali membangun tenda di Buper ini. Karena 5 orang pengurus Kawrcab, sudah diberangkat 24 Juni lalu, yang memang bertujuan, mempersiapkan tenda dan kebutuhan kontingen, sehingan kontingen kita tidak dicapekan dengan pengurusan tenda. Beda dengan kontingen lain, sudah capek perjalanan tapi sampai dilokasi mereka harus membangun tenda lagi,” kata Kak Ridwan.

Menanggapi hal tersebut, Kak Rahmad, merasa senang dan bangga karena kontingen Kabupaten Pontianak, berada dalam keadaan sehat dan berpesan untuk selalu melakukan hal-hal positif, dan berprestasi mengharumkan nama Kabupaten Pontianak yang dilaksanakan 5 tahun sekali tersebut.

“Alhamdulillah hal yang membanggakan adik-adik kita, berada dalam keadaan sehat wal afiat, hendaknya anak-anak kita para peserta Jambore asal Kabupaten Pontianak senantiasa dapat mengisi waktu dengan hal-hal positif, dan yang lebih penting pulang tetap dengan kondisi yang sehat,” katanya.

Dan rencannya, Rabu (6/7), rombongan Kwarcab Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, akan meninjau langsung kondisi kontingen Kabupaten Pontianak di Buper Teluk Gelam

Daftar Tunggu CJH Kabupaten Pontianak Sampai 2016

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Kepala Seksi Urusan Haji dan Umroh Kementerian Agama Kabupaten Pontianak, Nahruji, mengatakan bahwa kuota calon jamaah haji (CJH) Kabupaten Pontianak sampai 5 tahun kedepan sudah penuh.

“Daftar tunggu jumlah jamaah haji Kabupaten Pontianak, sudah sampai tahun 2016. Dimana tercatat sudah ada 680 calon jamaah haji yang masuk daftar tunggu,” kata Nahruji, ditemui diruang kerjanya, Senin (4/7), kemarin.

Sedangkan untuk jumlah CJH Kabupaten Pontianak yang akan diberangkatkan tahun 2011 sebanyak 175 jamaah. Dimana para CJH tersebut, telah melaksanakan mansik haji tingkat kecamatan, serta telah melakukan pembutan paspor di Kantor Imigrasi Kalbar.

“Kita mengucapkan terima kasih, kepada pelayanan Kantor Imigrasi yang memberikan pelayanan khusus bagi calon jamaah haji dalam pembuatan paspor,” katanya.

Namun Nasruji, tidak lupa mengingatkan CJH tahun 2011 yang sudah terdaftar, untuk melunasi biaya menunaikan ibadah haji tersebut. Jika sampai waktu yang ditetapkan, belum terpenuhi, maka CJH yang masuk daftar tunggu bisa menggantikan posisi CJH tersebut.

“Jika ada calon jamaah haji tahun 2011, belum melunasi biaya. Maka sesuai urutan, calon jamaah haji yang masuk daftar tunggu bisa menggantikan posisi tersebut. Selain itu, dalam memberikan pelayanan haji, kita juga telah  menerapkan sistem komukasi haji (Siskohat) secara online, sehingga memberikan kemudahan pendaftaran dan perolehan berbagai informasi bagi calon jamaah haji yang berasal dari daerah,” katanya.

Polisi Tanggap Antisipasi Gangguan Kamtibmas

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto, menilai jajaran kepolisian, khususnya Polres Pontianak semakin cepat dan tanggap dalam mengatasi berbagai isu yang dapat menganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Kabupaten Pontianak.

“Saya semakin salut terhadap kinerja kepolisian. Terutama dalam memberikan pelayanan terbaik terhadap Kamtibmas. Serta selalu tanggap, mengantisipasi berbagai permasalahan isu-isu yang bisa memicu konflik di masyarakat,” kata Rubijanto, saat menghadiri upacara Hut Bhayangkara ke 65 di Terminal Jungkat, Kecamatan Siantan, Jumat (1/7), kemarin, yang dihadiri Asrena Kapolri, Pudjianto, selaku inspektur upacara.

Sedangkan Ketua Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat  (FKPM) Kabupaten Pontianak, HM Amin H Amin, upaya kepolisian memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, sudah sangat baik sekali. Hal ini, dibuktikan semakin sinergisnya kerjasama dengan kepolisian dalam upaya memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

“Alhamdulillah sejauh ini FKPM Kabupaten Pontianak dapat bekerja dengan baik dan maksimal  membantu kinerja kepolisian. Walaupun, dalam penanganan kasus, ada yang bisa diselesaikan FKPM dan ada juga yang harus diselesaikan pihak kepolisian. Di sinilah letak peran dan fungsi FKPM untuk terus aktif membantu polisi,” katanya.

Untuk meningkatkan pelayanan dan pengabdian ke masyarakat, Kapolres Pontianak, Andi Fairan, mengatakan pihaknya akan selalu berusaha menjalin kerjasama kepada seluruh komponen masyarakat, demi mewujudkan peningkatan kinerja kepolisian.

“Kesadaran masyarakat untuk menuntut pelayanan menjadi semakin tinggi. Sehingga kami juga terus melakukan langkah-langkah perbaikan. Karena kami sadari, masih banyak kekurangan kami dalam memberikan pelayanan ke masyarakat,” katanya.

Sedangkan Asrena Kapolri, Pudjianto, selaku inspektur upacara, menyampaikan sambutan tertulis Presiden RI, mengharapkan seluruh anggota Polri selalu meningkatkan pelayanan prima, pengayoman dan perlindungan kepada masyarakat dan mengutamakan kemitraan polisi dengan masyarakat.

“Tanpa adanya kerja sama dari masyarakat, kita tidak mungkin sukses menjalankan tugas. Untuk itu, polisi terus berbenah diri, baik secara internal maupun eksternal. Seperti melakukan langkah strategis, terutama membangun kemitraan bersama seluruh elemen masyarakat,” katanya.