Selasa, 14 Desember 2010

PNPM Mandiri Kelautan Atasi Kemiskinan Nelayan

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Mendukung program penanggulangan kemiskinan yang sedang digalakkan pemerintah, khususnya bagi masyarakat kelautan dan perikanan. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pontianak, telah melucurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan (PNPM Mandiri-KP), kepada masyarakat nelayan.

Dimana pertepatan pada peringatan Hari Nusantara ke 11, Senin (13/12), kemarin, Dinas Kelautan dan Perikanan menyerahkan bantuan kepada kelompok nelayan PNPM Mandiri kelautan dan perikanan dari dana sumber dari tugas pembantuan, berupa pengadaan sarana alat tangkap bagi nelayan dan sarana budidaya ikan lele yang diserahkan secara simbolis oleh Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto, di Halaman Kantor DKP Kabupaten Pontianak.

Dimana menurut Kabid Pesisir DKP Kabupaten Pontianak, Didik Khirsmanto, disalurkanya bantuan bagi masyarakat nelayan, merupakan upaya Departemen Kelautan dan Perikanan dalam mengurangi kemiskinan, dengan memberikan bantuan bagi pengembangan usaha perikanan dan kelautan skala kecil melalui PNPM Mandiri KP.

“Program ini, merupakan upaya mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan. Serta mengurangi ketergantungan masyarakat pada bantuan-bantuan pemerintah. Kita berharap bantuan yang diberikan dapat dimanfaatkan dengan baik, terutama demi meningkatkan pendapatan nelayan,” katanya.

Atas bantuan yang diterima, Abdul Gapur, perwakilan dari salah satu kelompok nelayan budidaya, sangat mengucapkan terima kasih kepada DKP Kabupaten Pontianak yang telah membantu memberikan bibit ikan lele.

“Bibit lele ini, akan kita rawat dengan baik, sehingga bisa berkembang dan memberikan keuntungan bagi kelompok,” katanya.

Sedangkan Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto, menilai bidang perikanan dan kelautan bisa dijadikan pilar pembangunan nasional. Untuk itu, upaya peningkatan produksi, produktivitas dan kulitas di dunia perikanan harus ditingkatkan, dalam upaya meningkatan pendapatan nelayan, pembudiaya dan pengolah ikan yang adil dan merata.

“Bentuk perhatian pemerintah sangat besar didunia perikanan ini. Semoga bantuan yang diberikan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat nelayan, serta membuka peluang meningkatkan kesejahteraan hidup mereka,” katanya.

Kemah Budaya Serumpun

Kwarcab Kab Pontianak Siap Promosikan Daerah
Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Suasana Bumi Perkemahan Budaya Serumpun di Kabupaten Sambas, tempatnya di kawasan Kantor Bupati Sambas terlihat semarak, Selasa (14/12), kemarin. Ribuan anggota pramuka terliha sibuk mendirikan tenda, serta mempersiapkan segala peralatan selama perkemahan dilaksanakan. Peserta tidak hanya dari Kalbar, tapi juga dari provinsi lain, bahkan anggota pramuka Malaysia dan Berunai Darussalam terlihat disana.

Kwarcab Kabupaten Pontianak yang juga menurunkan 50 peserta, terlihat sibuk memebenahi tendanya. Bahkan Ketua Kwarcab Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, terjun langsung meninjau, kesibukan adik-adik didiknya. Tidak hanya itu, dirinya juga bercengkrama dengan peserta dari provinsi lain, seperti Kalteng dan Berunai Darussalam, serta meninaju stand pameran Kwarcab Kabupaten Pontianak, yang menampilkan berbagai produk makanan masyarakat, kain awan berarak dan sirup buah lakom yang menjadi pusat perhatian pengunjung.

“Saya ingin adik-adik kita, termotivasi untuk menampilkan yang terbaik pada perkemahan serumpun ini. Untuk itu, adik-adik kita harus bisa tampil beda dan menjadi pusat perhatian, terutama dalam mempromosikan Kabupaten Pontianak,” kata Rahmad.

Bahkan Ketua DPRD  Kabupaten Pontianak ini, sempat berfoto bersama dengan pramuka dari Brunai Darussalam, Malaysia dan Kalteng. Hal ini, sebagai bentuk intraksi bahwa setiap anggota pramuka adalah saudara.

“Saya senang dengan dilaksanakannya perkemahan ini, kita bisa saling mengenal anggota pramuka lainnya, bahkan bisa menambah wawasan kita,” kata Rahmad, yang sempat bercengkrama dengan Pembina Pramuka Kalteng, Kak Julaiha.

Melihat antusiasnya, Rahmad, memajukan Gerakan Pramuka Kabupaten Pontianak. Pembina Pramuka Kalteng, Kak Julaiha, merasa salut terhadap perhatian Ketua DPD Partai Golkar ini, terhadap dunia pramuka.

“Saya salut dengan Kak Rahmad, walaupun harus sibuk dengan urusannya selaku wakil rakyat, tapi perhatiannya cukup besar terhadap pramuka, bahkan dirinya rela turun langsung meninjau aktifitas adik-adiknya,” kata Julaiha.

Kamis, 02 Desember 2010

Sanggar Teater Bangsawan Juara Nasional

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Sanggar Teater Bangsawan Pangkalan Mas dari Desa Jungkat, Kecamatan Siantan, berhasil mengharumkan nama Kalimantan Barat pada Festival Nasional Teater Remaja di TMII, Jakarta, 2 Nopember lalu.

Dalam ajang kreatifitas bidang akting yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata RI tersebut, Sanggar Teater Bangsawan merebut Predikat Grup Favorit Terbaik III. Mereka berhak membawa pulang piala dan piagam penghargaan.

“Lebih dari 26 provinsi ikut serta dalam ajang ini. Dengan predikat Grup Favorit Terbaik III, kita patut berbangga,” ujar Munir Putra, ST, Manajer Sanggar Teater Bangsawan kepada para wartawan usai beraudiensi dengan Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, SH, MH.

Selama tampil di TMII, Sanggar Teater Bangsawan menampilkan cerita dengan judul “Wajir Maulana : Mahkota yang Retak” berdurasi 47 menit. Sandiwara ini mengisahkan percintaan dan jabatan sepasang anak manusia yang berlainan etnis, dengan arahan sutradara Sy. Japari Alkadrie dan iringan musik Yance.

“Para pemain yang terlibat berjumlah 10 orang. Semuanya masih remaja dan bersekolah di SMP dan SMA di Desa Jungkat. Di bawah manajemen Sanggar Teater Bangsawan, mereka memiliki potensi dan bakat yang besar untuk berprestasi lebih baik lagi di masa mendatang,” kata Munir yang juga Ketua KPU Kabupaten Pontianak.

Atas keberhasilan tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, tampak turut berbangga. Maklum, ia termasuk pembina Sanggar Teater Bangsawan. Dalam kesempatan itu, Rahmad meminta agar keberhasilan ini dapat memicu motivasi dan kreativitas para anggota sanggar untuk berprestasi lebih baik lagi.

Kepada para anggota sanggar yang telah berprestasi, yakni Zulkarnaen, Lina Kristina, Yesi Arsita, Erawati Pratiwi, Tominuddin, Shinta dan lain-lain, Rahmad meminta untuk jangan mudah merasa puas.

“Tingkatkan terus prestasi kalian agar ke depan bisa mengharumkan nama daerah,” kata Rahmad.

Dalam kesempatan itu pula, Munir yang didampingi Sutradara Sy Japari Alkadrie, koordinator pemain, Kurniawan, dan official, Kartiman, mengucapkan terima kasih kepada Pemkab dan DPRD Kabupaten Pontianak serta Dinas Parbudpora yang telah memberikan dukungan moril dan materiil sehingga Sanggar Teater Bangsawan bisa tampil di TMII.

Akhirnya APBD 2011 Disahkan

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Enam Fraksi DPRD Kabupaten Pontianak, Senin (29/11), kemarin, akhirnya menyetujui disahkannya Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah (2011), yang sempat dua kali tertunda, melalui pandangan akhir (PA) fraksi. Sidang paripurna sendiri langsung di pimpin Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, dengan dihadiri Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto.

Sidang paripurna tersebut, diawali penyampaian PA dari juru bicara Fraksi Rakyat Bersatu, Darwis, yang memberikan beberapa catatan, terkait program pembangunan yang dilaksanakan Pemda Kabupaten Pontianak, terutama mengenai penempatan kepala dinas, kantor, badan untuk menempati SOPD baru, serta meminta Pemda melakukan audit pelaksanaan pembangunan Wisma Chandramidi yang kualitasnya sangat rendah.

“Kita ingin kepala SOPD baru, orang yang benar-benar berasal dari daerah, bukan mengambil dari luar. Dan Wisma Chandramidi diharapkan segera difungsikan, karena telah banyak menyedot anggaran daerah,” katanya.

Sedangkan tiga fraksi DPRD Kabupaten Pontiana yaitu Fraksi Demokrat, Fraksi PDI Perjuangan dan Fraksi PPP, mengajukan usul agar dibentuk Pansus terkait persoalan database PNS dilingkungan Pemda Kabupaten Pontianak.

“Database jumlah pegawai harus harus dibenahi secara sistematik, agar kedepan alur masuk keluarnya terkait belanja pegawai dapat lebih transparan dan akuntabel, sehingga kami DPRD perlu membentuk Pansus untuk menyelusuri kekukarangan sumber data yang digunakan,” kata juru bicara Fraksi PPP, MA Muhammadiyah.

Sedangkan dua fraksi lainnya, Fraksi Gohan dan Fraksi P2KB, meminta penggunaan anggaran harusnya menyentuh kehidupan masyarakat, terutama menciptakan masyarakat Kabupaten Pontianak yang berkualitas dan sejahterah.

“Penggunaan anggaran haruskah fektif dan benar-benar demi kepentingan masyarakat,” kata juru bicara Fraksi Gohan, Ridwan Ismail.

Mengenai disetujuinya pengesahan RAPBD 2011 yang sempat tertunda, Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto, mengatakan suatu hal yang wajar dalam hidup berdemokrasi  dan Pemda juga siap memberikan penjelasanyang dibutuhkan terkait jumlah database pNS yang diminta fraksi dewan.

“Saya mengucapkan terima kasih, kepada DPRD Kabupaten Pontianak yang telah bekerja keras sehingga APBD 2011 disahkan, walaupun ada silang pendapat, baik saat rapat gabungan dan rapat kerja,” katanya.

Guru Dipedalaman Harus Diperhatikan

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Peran guru sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Untuk itu, Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, mengharapkan pemerintah daerah memperhatikan serius terhadap guru yang mengabdikan diri di daerah pedalaman.

“Didaerah terpencil masih ada sekolah yang hanya dilayani dua hingga tiga guru yang harus bertugas rangkap. Baik sebagai kepala sekolah, guru kelas, wali kelas bahkan harus menaikkan dan menurunkan bendera serta membuka dan mengunci pintu sekolah setiap hari belajar. Untuk itu, harus ada kelebihan nilai tambah intensif bagi mereka yang mengajar didaerah terpencil, serta dipermudah kenaikkan pangkat,” kata Rahmad.

Dengan begitu, Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Pontianak ini, menilai barulah ada bentuk perhatian dan kepedulian kepada para pendidik yang setia mengabdikan diri hanya untuk mendidik sekaligus mengajar muridnya dari yang tidak tahu menjadi tahu. Maka sangat diharapkan Pemda memberikan perhatian kepada para guru yang bertugas di pedalaman. Mengingat, pengabdian yang diberikan memiliki tantangan tersendiri yang harus dihadapi.

“Itulah salah satu tugas guru dipedalaman yang paling berat. Kita minta Pemkab memperhatikan nasib para guru di pedalaman, karena guru di daerah pedalaman tidak bisa dianggap remeh. Mereka melakukan tugas dan kewjaiban di tengah-tengah berbagai keterbatasan. Salah satunya yang sering dihadapi adalah persoalan sarana dan prasarana. Seperti keterbatasan peralatan sekolah, sarana penunjang rumah guru hingga persoalan termasuk intensif,” katanya.

Apalagi ditambah minimnya gaji yang diterima guru dipedalaman, sedangan biaya hidup cukup tinggi, sehingga banyak guru yang berada di pedalaman tidak bertahan lama dan kemudian mengajukan pindah ke daerah perkotaan.

“Akibatnya jumlah guru yang sudah minim di daerah terpencil, justru bertambah minim. Pemda musti memberikan reward positif bagi guru yang betul-betul memberikan pengabdian tanpa pamrih, berupa penghargaan maupun finansial, serta memberikan teguran keras, bagi mereka yang dalam mengabdikan diri setengah hati, secara berjenjang mulai dari atas kebawah,” katanya.