Kamis, 02 Desember 2010

Guru Dipedalaman Harus Diperhatikan

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Peran guru sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Untuk itu, Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, mengharapkan pemerintah daerah memperhatikan serius terhadap guru yang mengabdikan diri di daerah pedalaman.

“Didaerah terpencil masih ada sekolah yang hanya dilayani dua hingga tiga guru yang harus bertugas rangkap. Baik sebagai kepala sekolah, guru kelas, wali kelas bahkan harus menaikkan dan menurunkan bendera serta membuka dan mengunci pintu sekolah setiap hari belajar. Untuk itu, harus ada kelebihan nilai tambah intensif bagi mereka yang mengajar didaerah terpencil, serta dipermudah kenaikkan pangkat,” kata Rahmad.

Dengan begitu, Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Pontianak ini, menilai barulah ada bentuk perhatian dan kepedulian kepada para pendidik yang setia mengabdikan diri hanya untuk mendidik sekaligus mengajar muridnya dari yang tidak tahu menjadi tahu. Maka sangat diharapkan Pemda memberikan perhatian kepada para guru yang bertugas di pedalaman. Mengingat, pengabdian yang diberikan memiliki tantangan tersendiri yang harus dihadapi.

“Itulah salah satu tugas guru dipedalaman yang paling berat. Kita minta Pemkab memperhatikan nasib para guru di pedalaman, karena guru di daerah pedalaman tidak bisa dianggap remeh. Mereka melakukan tugas dan kewjaiban di tengah-tengah berbagai keterbatasan. Salah satunya yang sering dihadapi adalah persoalan sarana dan prasarana. Seperti keterbatasan peralatan sekolah, sarana penunjang rumah guru hingga persoalan termasuk intensif,” katanya.

Apalagi ditambah minimnya gaji yang diterima guru dipedalaman, sedangan biaya hidup cukup tinggi, sehingga banyak guru yang berada di pedalaman tidak bertahan lama dan kemudian mengajukan pindah ke daerah perkotaan.

“Akibatnya jumlah guru yang sudah minim di daerah terpencil, justru bertambah minim. Pemda musti memberikan reward positif bagi guru yang betul-betul memberikan pengabdian tanpa pamrih, berupa penghargaan maupun finansial, serta memberikan teguran keras, bagi mereka yang dalam mengabdikan diri setengah hati, secara berjenjang mulai dari atas kebawah,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar