Rabu, 11 Mei 2011

Lelang Pengadaan Buku Miliaran Rupiah Nyaris Ricuh

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Proses pemasukan dokument lelang penggadaan buku keperpustakaan berjumlah miliran rupiah di Kabupaten Pontianak, di Sekretariat Unit Layanan Pengadaan di eks Kantor Disparbudpora, Senin (9/10), kemarin, nyaris ricuh. Salah satu perwakilan perusahaan dihalangi saat memasukan dokument lelang, sehingga batas waktu yang ditentukan panitia lelang habis.

Hal ini, membuat perwakilan pihak perusahaan PT Barisdo Jaya, yang dihalangi-halangi, mengambil langka melaporkan ke Polres Pontianak, untuk meminta pengamanan. Tapi karena waktu yang telah ditetapkan panitia habis, maka dokument lelang yang dimasukan ditolak panitia.

“Kita melaksanakan proses lelang sesuai prosuder, karena waktu yang ditetapkan sampai Pukul 09.30 WIB, habis. Kami panitia menutup pendaftraan dokument lelang, sedangkan pihak perusahaan tersebut, datang lewat dengan batas yang ditentukan,” kata Ketua Panitia Lelang, Risna Prisandi.

Adapun pekat yang dilelang meliputi dengan paket pekerjaan Pengadaan buku  keperpustakaan untuk SD/MI dan SMP/Mts di Kabupaten Pontianak, senilai Rp 5.550.500.000, Pengadaan Alat Praktik dan Praga Siswa SD/MI dan SMP/Mts, senilai Rp 4.330.000.000 dan Pengadaan Sarana Teknologi, Informasi dan Komunikasi, senilai Rp 850.000.000.

“Proses lelang ini, tidak dianggap gagal, karena jumlah perusahaan yang mendaftar lebih dari tiga perusahaan,” kata Risna.

Sedangkan perwakilan pihak PT Barisdo Jaya, Hermansyah, mengatakan pihaknya sebenarnya datang sebelum waktu penutupan penerimaan dokument lelang. Tapi karena dihalangi membuat pihaknya ditolak panitia lelang, karena panitia telah menutup proses pendaftaraan.

“Saya rasa lelang ini, sudah diatur. Seadainya tidak dihadang, kami masih sempat mendaftar,” kata Hermansyah, diruang panitia lelang, yang telah dikawal aparat kepolisian.

Sedangkan Bupati Pontianak, Ria Norsan, yang kebetulan meninjau gedung eks Kantor Disparbudpora, langsung mengenai permasalahan tersebut. Dimana bupati, menilai apa yang dilaksanakan panitia sudah sesuai prosuder.

“Saya rasa panitia, sudah melaksanakan prosuder dengan aturan yang telah ditetapkan. Apalagi proses lelang saat ini, dilaksanakan menggunakan semi on line, dan terbuka untuk umum. Kemungkinan baru tahun 2012, menggunakan sistem full on line,” katanya.

Mengenai permasalahan proses lelang yang hampir ricuh tersebut, Ketua Gapindo Kabupaten Pontianak, Firmansyah,  mengatakan seharusnya panitia lelang, mempersiapkan pengamanan sebelum proses lelang dilaksanakan, dengan meminta pengamanan aparat kepolisian.

“Jika dari awal, panitia lelang meminta pengamanan dari aparat kepolisian. Saya rasa kericuhan ini, tidak akan terjadi. Kalau bisa, panitia lelang sebelum pelaksanaan proses pelelangan meminta pengamanan,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar