Senin, 05 Juli 2010

58 KK Tinggal Dipengungsian

Longsor Bukit Peniraman

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Khawatir tanah Bukit Peniraman kembali longsor. Sekitar 58 KK yang tinggal di kaki  Bukit Peniraman terpaksa harus tinggal di Posko Pengungsian di Pondok Pesantren Salafiyah Desa Peniraman.

“Saat ini, untuk pulang ke rumah masih sangat rawan, Sehingga sekitar 58 KK, terpaksa diungsikan demi mencegah terjadi korban jiwa,” kata Wakil Ketua Rt 05, Dusun Babussalam, Desa Peniraman, H. Hasan, ditemui di Posko Pengungsian, Senin (5/7), kemarin.

Lanjutnya lagi, warga yang mulai mengungsi sejak Minggu (5/7), kemarin, juga telah mendapat bantuan logistik dari pemerintah daerah melalui Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pontianak, Badan Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana, serta para donatur yang berupa beras, mie instan, ikan kaleng, kecap, selimut dan tikar.

“Kami yang tinggal di sini, untuk makan telah medapat bantuan dari Pemda dan donator. Dan untuk pulang ke rumah kami masih menunggu informasi dari aparat pemerintahan,” katanya.

Bupati Pontianak, Ria Norsan, bersama Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto, yang meninjau langsung lokasi tanah longsor yang mengakibatkan 6 rumah warga ambruk, meminta warga yang berdomisili tidak mendirikan bangunan didekat kaki-kai bukit. Dan Pemda kabupaten Pontianak juga akan melakukan penertiban para penambang untuk tidak mengekspolitasi dari bawah bukit.

“Kita minta masyarakat, tidak menambang di lokasi yang rawan longsor. Tapi untuk menghentikan secara keseluruhan, tidak mungkin karena seluruh masyarakat di Desa Peniraman ini, bermata pencarian sebagai penambang galian C,” katanya.

Untuk itu, Ria Norsan, menjelaskan Pemda masih mencari solusi terbaik, sehingga aktivitas pertambangan tidak mengakibatkan tanah longsor, dengan mengarahkan warga tidak menambang di bawah bukit.

“Jika perlu kita akan membuat peraturan melarang dilakukan penambangan di daerah-daerah yang rawan longsor. Terutama tambang-tambang tradisonal yang tidak memiliki izin penambangan,” katanya.

Sedangkan untuk logistik bagi para warga yang mengungsi, Ria Norsan, mengatakan tidak ada permasalahan, berkat koordinasi Pemda, Kodim Mempawah, Polres dan masyarakat setempat, sudah berjalan dengan baik.

“Untuk beberapa hari ini, kita minta warga menghentikan aktivitas pertambangan dulu. Sedangkan rumah warga yang ambruk, kita minta agar dibangun jauh dari lokasi pertambangan. Pemda sendiri akan bekerjasama dengan Depsos untuk membantu biaya pembangunan,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar