Rabu, 27 April 2011

Bupati Pontianak Telusuri Tambang Emas PT Antam

Tambang Emas Pongkor Layak Dicontoh

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Bogor

Menjaga kerusakan alam di Kabupaten Pontianak, terutama yang disebabkan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Bupati Pontianak, Ria Norsan, Sabtu (23/4), kemarin, mengunjungi tambang emas Pongkor PT Aneka Tambang (Antam) Tbk di Bogor, Jawa Barat, yang dikelolah secara teknik tambang dalam (underground mining), yang diakui cukup berhasil. Karena proses pertambangan, tetap mengutama kelestarian alam.

Kedatangan rombongan Bupati Pontianak, Ria Norsan, disambut Manajemen PT Antam dengan baik di Wisma Utama Pongkor PT Antam. Salah satunya Senior Vice President, Hari Widjajanto, yang memberikan penjelasan proses pertambangan emast Pongkor, yang tetap mengutamakan program keselamatan dan kesehatan kerja, serta lingkungan pertambangan.

“Pertambangan emas Pongkor, mulai beroperasi tahun 1992. Dari keseluruhan areal itu hutan produksi dan sebagian lagi hutan lindung. Selain itu, di sekitar tambang juga ada Taman Nasional Gunung Halimun dan Gunung Salak. Maka dari itu kami pilih teknik tambang dalam, dengan membuat goa tambang. Sehingga hutan yang ada tidak atas tidak mengalami kerusakan,” kata Senior Vice President, Hari Widjajanto, memberikan penjelasan kepada Bupati Pontianak, Ria Norsan, sebelum rombongan meninjau dan menyelusuri goa tambang emas yang dikelolah PT Antam tersebut.

Lebih lanjut, Hari, menjelaskan Tambang emas Pongkor memiliki tiga urat emas utama yakni Ciguha, Kubang Cicau dan Ciurug. Metode penambangan menggunakan conventional cut and fill stoping pada urat emas Ciguha dan Kubang Cicau. Pada urat emas Ciurug Antam menggunakan metode penambangan mechanised cut and fill dengan peralatan hydraulic jumbo drill dan load haul dump (LHD) sejak tahun 2000. Penggunaan metode mechanised cut and fill tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi namun juga menurunkan biaya produksi untuk meningkatkan efisiensi.

“Tambang emas Pongkor diperkirakan memiliki usia tambang sampai dengan tahun 2019. Dan selama tambang beroperasi limbah pabrik dipabrik detoksifikasi yang terdiri dari dua tanki untuk menurunkan kandungan sianida di tailing menjadi di bawah batas 0.5 ppm. Setelah diolah, tailing kembali dimasukkan ke tambang di dalam sistem total tailing backfill system dengan kombinasi semen,” katanya.

Setelah rombongan bupati, mendapat penjelasan sekilas tentang pertambangan emas PT Antam. Seluruh rombongan Pontianak, diwajibkan mengisi surat pernyataan sebelum meninjau lokasi, selain itu juga diberikan arahan terkait penggunaan alat pelindung diri sebelum masuk ke goa tambang. Seperti penggunaan helmet, pakaian, masker, lampu, sepatu boat, pelindung telinga, sarung tangan dan lain-lain, yang tujuan guna keselamatan para pekerja dan pengujung. Dan para pungunjung juga diwajibkan mengikuti segala peraturan yang ada.

“Dengan melakukan tambang dari dalam, kita tetap menjaga kelesatrian lingkungan. Apalagi PT Antam, memiliki komitmen  kuat dalam program keselamatan dan kesehatan, serta lingkungan pertambangan. Bahkan kedepannya tambang emas Pongkor dapat dijadikan objek wisata yang sangat unik dan dapat menjadi andalan bagi pariwisata Jawa Barat,” kata Hari.

Akhirnya rombongan bupati, melanjutkan perjalanan ke lokasi pertambangan. Disana seluruh rombongan menggantikan pakaian serta alat pengaman lainnya. Setelah itu, rombongan bupati melanjutkan perjalanan dengan mobil truk, menuju pintu masuk goa tambang yang berada di level 600 kilometer dari permukaan laut. Disana rombongan bupati disambut, Operator Tambang B, Suhada.

“Saya berharap semua mengikuti arahan, jangan jauh dari rombongan. Karena panjang terowongan ini, sekitar 30 kilometer, dan memiliki banyak cabang terowongan. Namun kita akan menempuh perjalanan hanya 3 kilometer dari pintu masul level 600 dan keluar ke level 500. Dan ada sekitar 100 lebih penambang setiap hari di alam terowongan, dengan tiga kali shif,” kata Suhada.

Dan sebelum masuk ke terowongan tambang, bupati terlebih dahulu mengajak seluruh rombongan untuk berdoa bersama, dimana doa langsung dipimpinan bupati, yang memohon keselamatan selama perjalanan. Setelag berdoa sleuruh rombongan dengan menaiki mobil pick up terbuka, memasuki goa tambang.

Rasa takjub muncul melihat goa tambang, dengan dibantu penerangan lampu di helmet. Para rombongan bisa melihat jelas, bagaimana aktifitas di dalam tambang yang telah dikelolah sejak tahun 1992 tersebut. Seperti lori membawa bantu tambang yang keluar, dan tempat proses pengeboran, peledakan, pengerukan, pengangkutan, dan penimbunan kembali. Serta beberapa penambang terlihat melakukan aktifitas tersebut.

Setelah 1 jam lebih menyelusuri goa tambang, rombongan bupati akhirnya keluar melalui pintu terowongan di level 500, yang merupakan pintu utama keluar masuk lokasi tambang. Dan terlihat pemandangan pegunungan yang masih terawat baik, padahal dibawah gunung dipenuhi terowongan tambang emas. Selanjutnya rombongan bupati melanjutkan perjalanan ke lokasi proses pengolahan bijih emas yang menggunakan standar sianidasi yaitu carbon in leach yang diikuti proses elutaion dan proses electrowinning. Selanjutnya meninjau lokasi pengolahan limbah di lokasi Cyanide Destruction Plant, yang beroperasi 24 jam dengan pengambilan sampel 1 jam sekali, yang bertujuan untuk mencegah keluarnya sianida, sebelum dilepas di Sungai Cikaniki.

“PT Antam, merupakan salah satu investor yang akan berinvestasi di Kabupaten Pontianak. Saya berkunjung disini, bagaimana melihat kinerja dan keseriusan PT Antam, yang berencana membangun pabrik alumnia di Kecamatan Toho,” kata Bupati Pontianak, Ria Norsan.

Lanjutnya lagi melihat proses penambangan emas Pongkor. Norsan, menilai manajemen PT Antam dalam pengolahan tambang emas Pongkor sangat baik sekali. Selain hanya melaksanakan aktifitas tambang, pihak manajemen PT Antam tetap memperhatikan kondisi sosial masyarakat dan kelestarian lingkungan.

“Semoga saja, kedepan PT Antam bisa bekerjasama mengelolah tambang emas di daerah kita, selain Alumnia. Karena pengeolahan tambang yang dilaksanakan PT Antam sangat profesional. Lihat saja, dari proses tambang sampai penanganan limbah dilakukan dengan sangat baik. Sedangkan daerah kita, masyarakat melakukan penambangan emas tanpa izin, yang beresiko besar merusak lingkungan.  Seperti hutan gundul, air tercemar dan bisa menimbulkan berbagai macam penyakit. Semoga saja kedepan contoh ini, bisa diterapkan di daerah kita,” kata Norsan, sebelum berpamitan dan meninggalkan lokasi tambangan emas Pongkor PT Antam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar