Jumat, 15 April 2011

Warga Pinyuh Berharap Saluran PDAM Terealisasi

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Krisis air bersih di wilayah Kabupaten Pontianak mulai terasa. Hal ini, disebabkan sejak awal Maret, mulai menunjukan adanya kemarau panjang, karena belum adanya turun hujan, sehingga ketersedian air bersih warga mulai menipis.

“Sudah beberapa minggu tidak hujan, terpaksa kita mengambil air di Bukit Seliung ini, karena ketersedian air hujan di tempayan sudah hampir habis,” kata A Pek, Warga Selinung, ditemui saat mengambil air bersih di Bukit Seliung, Kecamatan Sungai Pinyuh, Minggu (20/3), kemarin.

Sedangkan seorang ibu rumah tangga, Jamilah, mengaku tidak masalah untuk ketersedia  air minum, karena bisa membeli air galon. Tapi untuk membilas pakaian atau memasak untuk memerlukan air hujan yang ditampung ditempayan, sehingga dirinya terpaksa harus membeli air bersih kepada penjual air.

“Kalau air minum tidak ada masalah, Cuma untuk masak terpaksa membeli air Rp 4 ribu pergerigen,” kata Warga Sungai Pinyuh.

Namun dirinya, menjelaskan di rumahnya ada air PDAM, tapi warna air coklat, sehingga hanya bisa digunakan untuk mandi, sedangkan untuk mencuci atau memasak tidak bisa. Tapi dirinya berharap, rencana Pemda Kabupaten Pontianak, bakal merealisasikan pembangunan pipa PDAM di Kecamatan Sungai Pinyuh, segera cepat terealisasi, sehingga warga tidak lagi kesulitan memenuhi ketersedian air bersih saat musim kemarau.

“Di rumah ada ledeng, tapi kualitas air masih jelek, karena berwana coklat. Sedangkan air kolam sendiri tidak bisa digunakan, karena tidak jernih dan berbau tidak sedap. Kita hanya bisa berharap, Pemda segera merealisasikan pemasangan pipa PDAM di Kecamatan Sungai Pinyuh, seperti yang dijanjikan Pemda,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar