Sabtu, 05 Juni 2010

Stock Beras Nasional Aman

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Masyarakat Indonesia tidak bakal kekurangan stock beras. Produksi beras setiap tahun terus meningkatkan. Bulog sendiri akhir 2009, masih menyimpan 1,7 juta ton beras, bahkan pemerintahn pusat memiliki cadangan beras 500 ribu ton.

“Stock beras kita dibulog masih 1,7 juta ton. Ketersedian ini, merupakan sejarah terbesar di Indonesia. Jika bulog diminta melakukan operasi pasar dan mempercepat penyaluran raskin mereka sangat senang, karena beras disimpan selama 7 bulan, juga tidak baik,” kata Menteri Pertanian RI, Siswono, usai menggelar panen perdana di Desa Peniraman, Kecamatan Sungai Pinyuh, Selasa (26/1), dengan didampingi Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya dan Bupati Pontianak, Ria Norsan, yang sekaligus menyerahkan bantuan alat pertanian kepada kelompok tani.

Apalagi melihat potensi lahan pertanian di Indonesia yang sangat luas. Bahkan diperkirakan panen padi se-Indonesia bulan Januari ini mencapai 400 ribu hakter, Februari diprediksi mencapai 1,3 juta hakter dan Maret mencapai 2 juta hakter. Adapun kenaikan harga beras dipasaran, disebabkan faktor psikologis. Seperti terjadi banjir, atau distribusi beras yang tidak lancar dikarenakan faktor gelombang tinggi, serta sisitem tanam yang terlambat.

“Data-data ini, menunjukan Indonesia tidak akan kekuarangan suplai pangan khusus beras. Sampai saat ini suplay lancar, di pasar Cipinang Jakarta masih normal 20 ribu ton perhari. Sedangkan masalah banjir, sama sekali tidak  mempengaruhi keniakan harga, karena banjir masih dalam skala kecil,” katanya.

Selain itu, dirinya juga berharap melihat luasnya wilayah Kalbar. Masyarakat Kalbar, disarankan tidak hanya menanam padi, tapi juga bisa bergerak dibidang peternakan, perkebunan, sehingga target Presiden RI, Susilo Bambang Budiono, meningkatkan swasembada beras dapat terwujud.

“Wilayah Kalbar, sangat luas. Saya melihat tanaman padi saja bisa menguning diantara pohon-pohon kelapa, berarti sistem pertanian tumpang sari juga dapat dilaksanakan dalam rangka peningkatan swasembada pangan,” katanya.

Sedangkan Bupati Pontianak, Ria Norsan, sangat berharap kehadiran Menteri Pertanian, bisa memicu dan meningkatkan produktivitas sektor pertanian Kabupaten Pontianak, sehingga dapat menjadi lubung padi Kalbar, seperti sebelum terjadi pemengkaran.

“Setelah pemengkaran luas Kabupaten Pontianak semakin kecil, bahkan menjadi kabupaten terkecil se-Kalbar. Tapi saya optimis dengan kedatangan menteri pertanian bisa memberikan kemajuan produktivitas  pertanian kita,” katanya.

Lanjutnya lagi, tidak hanya disektor tanaman padi akan terus dipicu peningkatan produktivitasnya, tapi Kabupaten Pontianak juga harus mampu meningkatakan produksi tanaman pangan non beras  seperti nenas, jagung, singkong, kedelai maupun tanaman holtikultura lainnya.

“Kedatangan beliau merupakan berkah kemajuan pertanian di Kabupaten Pontianak. Semoga sektor pertanian mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat sehingga upaya meningkatkan kesejahteraan hidup para petani dapat terwujud,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar